ciri ciri musim kemarau cuaca kering yang biasa terjadi di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Ciri-ciri Musim Kemarau, Cuaca Kering yang Biasa Terjadi di Indonesia

Ciri-ciri Musim Kemarau, Cuaca Kering yang Biasa Terjadi di Indonesia
images info
  • Musim kemarau di Indonesia terjadi April-September, dipengaruhi angin kering dari Australia, menyebabkan curah hujan rendah.
  • Ciri utamanya: panas, udara kering, air langka, risiko kebakaran hutan meningkat.
  • Tips hadapi kemarau: hemat air, hindari dehidrasi, kurangi aktivitas di terik matahari, dan waspada kebakaran.

Musim kemarau adalah salah satu dari dua musim utama yang terjadi di Indonesia, selain musim hujan. Musim ini ditandai dengan berkurangnya curah hujan secara signifikan dalam periode waktu tertentu.

Selama musim kemarau, cuaca cenderung lebih kering, panas, dan kadang disertai angin kencang. Musim ini memiliki dampak besar pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari pertanian, sumber daya air, hingga kesehatan masyarakat.

Kapan Musim Kemarau Terjadi di Indonesia?

Di Indonesia, musim kemarau umumnya terjadi antara bulan April hingga September, meskipun waktu pastinya bisa bervariasi tergantung lokasi.

Wilayah Indonesia bagian selatan, seperti Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Sumatera, biasanya mengalami musim kemarau lebih panjang dan lebih kering dibandingkan wilayah Indonesia bagian utara seperti Kalimantan atau Sulawesi. Hal ini dipengaruhi oleh pergerakan angin muson yang membawa udara kering dari Australia.

Sementara itu, daerah dekat ekuator seperti Riau dan Papua mungkin tidak mengalami musim kemarau yang terlalu ekstrem karena curah hujan relatif stabil sepanjang tahun.

Bagaimana Musim Kemarau Terbentuk?

Musim kemarau di Indonesia terbentuk karena pergerakan angin muson timur yang berasal dari benua Australia. Angin ini bersifat kering karena melewati gurun dan lahan kering di Australia sebelum mencapai Indonesia.

Ketika angin muson timur berhembus, massa udara yang dibawanya mengandung sedikit uap air, sehingga mengurangi potensi hujan.

Selain itu, posisi matahari yang berada di belahan bumi utara antara bulan Juni hingga September juga memperkuat pengaruh angin kering ini. Faktor lain seperti fenomena El Niño dapat memperparah musim kemarau dengan mengurangi curah hujan secara signifikan.

Baca juga Ada Musim Kemarau dan Hujan, Mengapa Indonesia Hanya Memiliki Dua Musim?

Ciri-ciri Musim Kemarau

Musim kemarau memiliki beberapa ciri khas yang mudah dikenali. Pertama, curah hujan sangat rendah bahkan hampir tidak ada hujan selama berminggu-minggu. Kedua, suhu udara cenderung lebih panas pada siang hari karena tidak ada awan yang menghalangi sinar matahari.

Ketiga, kelembaban udara menurun sehingga udara terasa lebih kering. Keempat, sumber air seperti sungai, danau, dan sumur sering kali mengering atau debitnya berkurang.

Selain itu, vegetasi seperti rumput dan daun-daun pohon bisa menguning atau rontok karena kekurangan air. Kebakaran hutan dan lahan juga sering terjadi pada musim ini, terutama di daerah dengan banyak lahan gambut.

Tips Menghadapi Musim Kemarau

Menghadapi musim kemarau membutuhkan persiapan agar tidak mengalami kesulitan, terutama dalam hal pasokan air dan kesehatan. Pertama, hematlah penggunaan air dengan memanfaatkan air seefisien mungkin, misalnya dengan menampung air hujan sebelum musim kemarau tiba atau menggunakan air bekas cucian untuk menyiram tanaman.

Kedua, jaga kesehatan dengan minum air putih lebih banyak untuk menghindari dehidrasi, serta gunakan pelembab kulit karena udara kering bisa menyebabkan kulit pecah-pecah. Ketiga, hindari aktivitas di bawah terik matahari langsung dalam waktu lama untuk mencegah heatstroke.

Keempat, waspadai kebakaran dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan atau membakar sampah di lahan kering. Terakhir, petani bisa beralih ke tanaman yang tahan kekeringan atau menggunakan sistem irigasi tetes untuk mengoptimalkan penggunaan air.

Baca juga Indonesia Disebut Bakal Hadapi Musim Kemarau yang Lebih Pendek di 2025, Ini Sebabnya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.