- Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
- Dua musim di Indonesia dipengaruhi oleh letak geografis di garis khatulistiwa dan pergerakan angin muson.
- Tidak adanya cuaca ekstrem memberikan kuntungan bagi pertanian hingga pariwisata.
Indonesia adalah negara tropis yang hanya memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Berbeda dengan negara-negara subtropis atau empat musim yang mengalami perubahan cuaca lebih ekstrem, iklim di Indonesia relatif stabil sepanjang tahun.
Lantas, mengapa Indonesia hanya memiliki dua musim? Jawabannya ada pada posisi geografisnya yang unik dan pengaruh faktor-faktor meteorologis berikut ini.
Penyebab Indonesia Hanya Memiliki Dua Musim
Indonesia terletak di garis khatulistiwa, sehingga mendapat sinar matahari sepanjang tahun dengan intensitas yang relatif stabil. Kondisi ini membuat suhu udara tidak mengalami perubahan drastis seperti di daerah beriklim subtropis.
Selain itu, pergerakan angin muson (monsun) sangat memengaruhi pola musim di Indonesia.
Ada dua jenis angin muson yang dominan, yakni angin Muson Barat dan angin Muson Timur. Angin Muson Barat yang bertiup dari Asia ke Australia (Oktober–April), membawa banyak uap air dari Samudra Hindia sehingga menyebabkan musim hujan.
Sementara Angin Muson Timur yang bertiup dari Australia ke Asia (April–Oktober), membawa udara kering sehingga memicu musim kemarau.
Faktor lain yang juga berpengaruh adalah fenomena El Niño dan La Niña. Keduanya dapat memperpanjang musim kemarau atau meningkatkan intensitas hujan.
Musim Hujan di Indonesia
Musim hujan di Indonesia biasanya berlangsung antara Oktober hingga April, dengan puncaknya terjadi pada Desember–Februari.
Ciri khas musim ini adalah curah hujan tinggi, kelembapan udara yang meningkat, dan seringnya terjadi hujan lebat disertai petir. Beberapa daerah, seperti Bogor dan Sumatera Barat, dikenal sebagai wilayah dengan curah hujan tertinggi.
Adapun dampak positif musim hujan adalah berkurangnya risiko kekeringan, terisinya cadangan air tanah, dan suburnya lahan pertanian. Namun, musim ini juga dapat menimbulkan banjir, tanah longsor, dan gangguan transportasi jika infrastruktur drainase tidak memadai.
Baca juga Bogor, Kota dengan Curah Hujan Tertinggi, Jejak Buitenzorg di Masa Kolonial
Musim Kemarau di Indonesia
Musim kemarau terjadi antara April hingga September, dengan puncaknya pada Juli–Agustus. Saat ini, cuaca cenderung panas dan kering dengan sedikit hujan. Beberapa daerah, seperti Nusa Tenggara Timur, bahkan mengalami kekeringan parah yang mengancam pasokan air bersih.
Keuntungan musim kemarau adalah memudahkan aktivitas luar ruangan, seperti panen dan pembangunan infrastruktur. Namun, risiko kebakaran hutan dan kabut asap meningkat, terutama di daerah dengan banyak lahan gambut seperti Riau dan Kalimantan.
Keuntungan Memiliki Dua Musim
Meski hanya memiliki dua musim, Indonesia mendapat banyak manfaat dari iklim tropisnya. Curah hujan yang cukup dan sinar matahari sepanjang tahun mendukung pertanian, membuat Indonesia menjadi penghasil padi, kelapa sawit, dan rempah-rempah yang produktif.
Tidak adanya musim dingin ekstrem memudahkan aktivitas ekonomi berjalan tanpa gangguan cuaca berat. Selain itu, iklim tropis memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis flora dan fauna, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan biodiversitas tertinggi di dunia.
Dua musim di Indonesia juga memberikan keuntungan bagi jalannya sektor pariwisata. Para pelancong dapat berkunjung kapan saja tanpa khawatir dengan cuaca ekstrem, sehingga sektor pariwisata tetap hidup sepanjang tahun.
Baca juga Prediksi Terbaru BMKG Soal Musim Kemarau 2025 di Indonesia, Kapan Puncaknya Terjadi?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News