Pada tanggal 6-13 Juli 2025, PSSI menggelar Piala Presiden 2025. Turnamen edisi kali ini merupakan edisi ketujuh sejak pertama kali digelar tahun 2015.
Dari profil tim pesertanya, turnamen pramusim ini diikuti 6 tim dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, terdapat 3 tim Liga 1 (Persib Bandung, Dewa United, dan Arema FC), plus 1 tim All Star Liga Indonesia. Dari luar negeri, Port FC (Thailand) dan Oxford United (Inggris) ikut ambil bagian.
Sebagai informasi, Persib Bandung dan Dewa United adalah tim juara dan runner-up Liga 1 musim 2024-2025, sementara Arema FC adalah tim juara edisi 2024. Tim All Star Liga Indonesia sendiri adalah tim yang terdiri dari pemain-pemain pilihan suporter.
Dari segi jumlah peserta, Piala Presiden 2025 mencatat rekor jumlah peserta terendah, dengan hanya melibatkan 6 tim. Jumlah ini lebih sedikit dari rekor sebelumnya (8 tim di edisi 2024).
Meski secara kuantitas peserta lebih rendah, Piala Presiden 2025 tetap menghadirkan satu potensi menarik, yang bisa dikembangkan di masa depan. Lewat kedatangan Port FC dan Oxford United, PSSI dan pihak-pihak terkait punya kesempatan bagus untuk membuktikan, Indonesia bisa dikunjungi klub luar negeri, dan punya potensi yang layak dipertimbangkan.
Di Balik Otak-atik Kuota Pemain Asing Liga 1
Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, klub-klub luar negeri, khususnya dari Eropa, cukup sering melakukan tur pramusim ke kawasan Asia Tenggara. Hanya saja, mereka cenderung lebih memilih Malaysia, Singapura atau Thailand sebagai negara destinasi.
Di sini, jaminan keamanan dan birokrasi yang tidak berbelit menjadi faktor utama. Dua faktor mendasar ini jugalah, yang masih menjadi nilai minus untuk diperbaiki di Indonesia.
Maka, ketika ada klub luar negeri yang bisa ambil bagian di Piala Presiden 2025, ini adalah satu kemajuan positif yang layak dicermati. Meski bukan tim kelas dunia, kehadiran Port FC dan Oxford United seharusnya bisa menjadi satu pesan: Indonesia layak dikunjungi dan masih terus berproses menjadi lebih baik.
Secara khusus, Oxford United bisa dibilang berperan sebagai "contoh" yang layak dipertimbangkan klub-klub top Eropa. Dari klub kasta kedua Liga Inggris ini, seharusnya ada gambaran sederhana, jika ada tim top Eropa yang suatu hari nanti punya rencana tur ke Indonesia.
Terlepas dari keberadaan Erick Thohir (yang juga Ketua Umum PSSI) sebagai pemilik saham klub, kehadiran tim yang diperkuat Marselino Ferdinan dan Ole Romeny bisa menjadi satu bukti perbaikan. Port FC sendiri juga datang, bukan hanya karena mereka diperkuat Asnawi Mangkualam, bek Timnas Indonesia.
Dengan proses kedatangan yang relatif lancar, seharusnya Piala Presiden 2025 dapat berjalan lancar. Dari sini juga, dapat dibangun persepsi positif soal Indonesia, khususnya dalam hal birokrasi dan keamanan.
Dari kunjungan Oxford United dan Port FC juga, PSSI bisa mendapat kesempatan belajar dari dua perspektif: Asia Tenggara dan Eropa. Bukan hanya soal bermain bola di lapangan, tapi juga soal bagaimana cara kerja klub profesional yang sesuai dengan era sepak bola industri.
Langkah Maju Tim Garuda
Kebetulan, sebagian klub di liga Indonesia masih dalam tahap belajar menuju profesional. Jadi, ketika ada kunjungan tim profesional, dari kompetisi yang kualitas tata kelolanya lebih baik, ini adalah satu kesempatan belajar yang tak boleh dilewatkan.
Jadi, meski jumlah pesertanya minimalis, Piala Presiden 2025 menawarkan potensi menarik, khususnya dari segi pengalaman dan kualitas, yang dapat berguna untuk peningkatan kualitas kompetisi liga di Indonesia. Kalaupun ternyata ada pemain lokal yang menarik perhatian, bahkan direkrut Oxford United atau Port FC, anggap saja itu iseng-iseng mungkin berhadiah.
Selebihnya, tinggal bagaimana momentum ini dapat dimanfaatkan PSSI dan pihak-pihak terkait. Tujuannya bukan sebatas mendapat sorotan media, tapi untuk mewujudkan perbaikan nyata buat sepak bola nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News