6 mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi dan Multimedia, Universitas Mercu Buana Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat yang bertajuk digitalisasi pada UMKM lokal.
Kegiatan yang berjudul "Sharing Session Pengelolaan Media Sosial di Desa Wisata Bambu Brajan" ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2025 di Brajan, Minggir, Sleman, Yogyakarta. Sharing Session ini bertempat di kediaman Sulisman sebagai salah satu pengelola dan pemilik store di Desa Wisata Bambu Brajan, Prinx Mas.
Aktivitas tersebut dilatarbelakangi dari sosmed dan situs Desa Wisata Bambu Brajan yang sudah lama tidak diperbarui. Bahkan, konten yang diunggah sudah tidak konsisten dan interaksi dengan audiens yang masih sangat minim.
Sedangkan di zaman yang serba digital ini, pemanfaatan media sosial sangat mempengaruhi daya minat konsumen terhadap produk atau jasa kita. Di mana komsumen dapat melihat dan menemukan informasi lebih mudah mengenai "masalah" yang dihadapinya dalam pemenuhan barang ataupun jasa di manapun dan kapanpun.
KKN UPNVJT di Wiyung, Berdayakan UMKM dan Edukasi Anak Usia Dini
Ini akan menjadi peluang besar tehadap para pengrajin bambu di Brajan jika dapat mengikuti perkembangan media sosial ini
Selain itu, kegiatan ini juga dilaksanakan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Praktikum Kapita Selekta Komunikasi, dengan tujuan mahasiswa dapat melalukan pengabdian terhadap masyarakat sekitar secara langsung.
Dengan demikian, tim memutuskan untuk mengusung kegiatan sharing session pengelolaan media sosial ini. Keemudian, memilih lokasi yang sesuai dan membutuhkan adanya kegiatan tersebut.
Pada prosesnya, tim melakukan riset, kemudian survey terlebih dahulu ke tempat para pengrajin bambu di Desa Wisata Bambu Brajan. Niat baik ini disambut baik oleh para pengelola dan pengrajijn bambu. Berbagai permasalahan yang di dapat ketika melakukan survey dan wawancara langsung ini tidak jauh kepada ketertinggalan informasi dalam pengelolaan media sosial.
Hampir dari 90% lebih para pengrajin merupakan paruh baya. Jadi, memang sedikit perlu edukasi lebih dalam memahami pengelolaan sosial media.
Dalam pelaksanaannya, tim disambut baik oleh para pengrajin dan pengelola di Desa Wisata Bambu Brajan. Menariknya, kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh para pengrajin yang sudah paruh baya saja. Namun, banyak anak muda yang turut tertarik dalam mengikuti sharing session ini.
Kegiatan ini di awali dengan sambutan oleh ketua pengelola Desa Wisata Bambu Brajan, Ngadikin. Ia sedikit menjelaskan mengenai efektivitas pemasaran dengan media sosial. Serta menghimbau untuk belajar pengelolaan media sosial, tak terkecuali para pengelola desa wisata.
"Mungkin kami juga perlu belajar juga selaku pengelolaan dari wisata-wisata, untuk bisa bagaimana bisa memasarkan wisata-wisata ini di wisata-wisata ini yang lebih ke depan akan lebih baik lagi. Yang akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat, baik itu di tingkat nasional maupun di tingkat internasional." Jelasnya.
Jalin Kerja Sama, Mahasiswa UGM Berpeluang KKN Internasional di Timor Leste
"Dan itu pemasaran atau marketing via media sosial itu sangat-sangat efektif dan sangat murah. Maka dari itu, teman-teman remaja ini monggo kita manfaatkan yang sebaik-baiknya. Kita bagaimana mengenal media sosial ini sebagai sarana kita untuk mengembangkan diri kita untuk bisnis kita." Sambung Ngadikin dalam sambutannya.
Selanjutnya kegiatan ini yaitu materi pengalaman dari para narasumber. Kevin Gustilantikan membawa materi berdasarkan pengalamannya dalam membangun berbagai bisnis serta pengiklanan produk-produknya di media sosial. Ia menerangkan cara memasarkan produk melalui marketplace atau pasar online
Narsum selanjutnya, Ardianto, membawakan pengalamannya dalam mengelola sosial media. Dari mulai pembuatan konten video atau foto, pengeditan hingga tips-tips dalam menentukan caption, hastag, hook, dan lainnya.
Tidak lupa, dia juga memberikan pengarahan agar dapat mengunggah konten secara konsisten dan dapat berinteraksi aktif dengan para konsumen atau followers.
Kegiatan ini dilanjut dengan memberikan ruang untuk para peserta mempraktikkan langsung berdasarkan pengalaman-pengalaman dan tips yang telah di bagikan oleh para narasumber. Pada praktik ini peserta diminta untuk membuat dan mengunggah konten di sosial media. Kemudian mencoba fitur iklan pada media sosial yang digunakan dan juga membuat toko di marketplace dan menambahkan produk kerajinan mereka.
Sesi praktik ini peserta juga didampingi langsung oleh tim dan narasumber, agar peserta dapat berdiskusi langsung mengenai kendala atau hal yang masih kurang dimengerti.
Acara terakhir pada kegiatan ini adalah pembagian hadiah. Penerima hadiah ini diambil dari peserta yang melakukan praktik dengan baik dan membuat konten yang menarik. Hal tersebut diharapkan dapat menambah semangat para peserta terlebih para pengrajin bambu dalam mengelola sosial media.
Bapak Lisman, salah satu pengrajin bambu paruh baya yang mengikuti kegiatan sharing session ini mengaku senang dengan adanya kegiatan ini, terlebih tim dapat mendampingi para peserta secara aktif. "Itu ternyata mas dan mbak itu sangat sabar untuk membina yang tua-tua. Jadi yang tua-tua juga seneng bisa mengikuti." Terang Pak Lisman ketika diwawancara oleh tim.
"Bagus sekali itu, yang kita belum tahu jelas belum tahu, sekarang jadi tahu gitu," Tambahnya.
Dia berharap pelajaran dan ilmu mengenai media sosial ini dapat terus dipelajari dan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh para peserta.
"Tinggal nanti ya kita harus belajar di lain waktu, untuk belajar sendiri sama teman-teman juga nanti biar nanti tidak macet lagi. Juga mudah-mudahan nanti pengalaman yang dari mahasiswa itu nanti bisa dimanfaatkan oleh kita dan teman-teman" Jelasnya.
Syahrul Roshi, salah satu peserta muda juga memberikan pendapatnya terhadap kegiatan sharing session ini.
"Untuk tadi seru Mas, seru. Banyak pembelajaran juga. Jadi saya juga bisa belajar penjualan dari platform Shopee. Atau bikin iklan di TikTok, Instagram gitu," terang Syahrul.
"Saya jadi ngerti caranya... Ngambil video yang benar, terus ngedit yang bagus," tambahnya.
Kegiatan seperti pengenalan sosial media kepada masyarakat, terlebih pelaku UMKM ini menjadi salah satu tindakan kecil untuk mengembangkan UMKM agar tetap eksis. Sederhana, tetapi dampaknya cukup membantu masyarakat untuk kesejahteraan mereka.
Ketertinggalan seperti ini banyak terjadi dan dapat membunuh UMKM lokal. Mulai dari sekitar kita, mari edukasi masyarakat yang kurang paham akan teknologi dan sosial media!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News