mengenal hut ke 79 bhayangkara dan ragam kegiatan yang diselenggarakan - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal HUT ke-79 Bhayangkara dan Ragam Aktivitasnya

Mengenal HUT ke-79 Bhayangkara dan Ragam Aktivitasnya
images info

Pada setiap tanggal 1 Juli, masyarakat Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara yang juga dikenal dengan HUT Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Tahun 2025 menandakan peringatan ke-79 sejak hari Bhayangkara pertama kali diresmikan pada 1956 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11.

Hari kelahiran ini menjadi momentum yang tepat bagi Polri untuk menegaskan komitmennya dalam melayani dan melindungi masyarakat Indonesia.

Selain itu, dapat juga dijadikan sebagai sebuah ajang untuk memperkenalkan Polri secara lebih mendalam kepada masyarakat. Langkah ini penting untuk dilakukan karena keduanya harus terus berjalan secara beriringan dalam menjaga dan menumbuhkan semangat nasionalisme.

Maka dari itu, Yuk! Simak penjelasan lebih dalam tentang hari Bhayangkara, mulai dari sejarah hingga berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peringatan ini.

Baca juga: 25 Ide Ucapan Dirgahayu Bhayangkara 2025, Selamat HUT ke-79 Polri!

Sejarah HUT Bhayangkara

Penamaan Bhayangkara berasal dari bahasa Sanskerta yang memiliki arti penjaga, pengawal, dan pengaman dari sebuah bangsa.

Nama ini pertama kali digunakan pada zaman Kerajaan Majapahit. Saat itu Patih Gajah Mada membentuk pasukan khusus bernama Bhayangkara untuk menjaga dan melindungi kerajaan dari serangan musuh.

Dilansir dari situs resmi Polri, masa kolonial Belanda merupakan tahap awal terbentuknya pasukan keamanan Indonesia. Saat itu, orang-orang pribumi ditugaskan untuk menjaga berbagai harta kekayaan milik pihak Eropa di Hindia Belanda.

Posisi yang dijabat oleh pribumi hanyalah sebagai pelaksana lapangan, semua jabatan tinggi dalam pasukan keamanan diduduki oleh orang Belanda. Kepolisian modern Hindia Belanda menjadi cikal bakal terbentuknya Kepolisian Indonesia.

Masuk ke masa penjajahan Jepang, kepolisian yang ada di Indonesia dibagi ke beberapa titik Nusantara. Pada periode ini orang-orang pribumi sudah bisa mempunyai jabatan yang tinggi, tetapi tetap di bawah pengawasan pihak keamanan Jepang. Hingga pada akhirnya, Jepang menyerah kepada Sekutu dan Kepolisian Indonesia bisa bergerak secara merdeka.

Pada era kemerdekaan, tepatnya 19 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) secara resmi membentuk Badan Kepolisian Negara (BKN) yang bertugas untuk menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat.

Tidak lama setelah itu, pada tanggal 29 Agustus 1945, Presiden Soekarno melantik R.S. Soekanto Tjokrodiatmodjo menjadi Kepala Kepolisian Negara (KKN).

Awalnya kepolisian berada di bawah lingkup Kementerian Dalam Negeri yang hanya bertugas sebagai penanggung jawab administrasi. Di samping itu, terkait tanggung jawab operasional dipantau oleh Jaksa Agung.

Kemudian, satu tahun setelahnya pada tanggal 1 Juli 1946, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 11, Kepolisian Negara bertanggung jawab secara langsung pada Perdana Menteri. Momen ini menjadi latar belakang diperingatinya Hari Bhayangkara hingga saat ini.

Tidak berhenti di situ, Kepolisian Negara terus berkembang di masa-masa berikutnya. Sampai hari ini pun transformasi dan kemajuan masih terjadi tanpa henti dalam perannya sebagai lembaga negara, yakni Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Polri.

Baca juga: Menapak Jejak Bhayangkara Menuju 79 Tahun Pengabdian untuk Negeri

Ragam Kegiatan yang Diselenggarakan pada HUT ke-79 Bhayangkara

Kegiatan HUT ke-79 Bhayangkara dipusatkan di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. Tema dari acara tahun ini adalah “Polri untuk Masyarakat” yang bertujuan untuk menggambarkan profesionalitas lembaga dalam melayani dan mengabdi kepada masyarakat.

Dalam menjalankan tugasnya, Polri perlu hadir untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia agar tercipta hubungan yang harmonis antara keduanya.

Beragam kegiatan akan digelar untuk menyemarakkan peringatan ini. Rangkaian acara akan diawali dengan upacara resmi yang dihadiri oleh Presiden RI, Prabowo Subianto, bersama Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.

Dalam kesempatan tersebut, mereka akan menganugerahkan Tanda Kehormatan kepada Polri, baik yang ditujukan untuk institusi maupun perorangan.

Berbagai bentuk lomba turut diadakan, seperti lomba ketahanan pangan, lomba kreatif, lomba kebersihan mako, bahkan hingga lomba satpam. Hal lainnya yang menambah kemeriahan acara adalah berbagai atraksi yang dipersembahkan oleh Polri.

Aksi udara berupa terjun payung, terjun bebas, dan free fall rappelling akan menghiasi langit Monas.

Selain itu, beberapa penampilan di darat, seperti formasi pasukan berkuda, demonstrasi deteksi bersama anjing pelacak, hingga aksi robot Polri juga turut ditampilkan. Aksi-aksi ini bertujuan untuk menunjukkan kesigapan dan profesionalitas Polri untuk melindungi negara dalam kondisi apapun.

Bagi para pengunjung, disediakan layanan publik gratis yang dapat dimanfaatkan, seperti samsat keliling, pembuatan serta perpanjangan STNK dan SIM, juga layanan kesehatan berupa khitanan massal. Bukan hanya itu, akses transportasi umum di Jakarta akan diberlakukan tarif Rp1 agar tidak terjadi kemacetan selama perayaan sehingga memudahkan masyarakat untuk menjangkau acara.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

GA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.