Dunia selancar internasional kembali dihebohkan oleh talenta atlet muda berbakat asal Indonesia, Dylan Wilcoxen. Di usia yang baru menginjak 16 tahun, Dylan sukses meraih gelar juara pada ajang Nias Pro 2025 World Surf League (WSL) Qualifying Series 6000, yang digelar di Pantai Sorake, Nias Selatan, Sumatra Utara (21—28 Juni 2025).
Kemenangan ini menjadi sejarah besar bagi olahraga selancar Indonesia, sekaligus menjadi pembuktian bahwa talenta muda Tanah Air mampu bersaing di kancah global.
Kemenangan Gemilang di Final Men’s QS 6000
Dylan Wilcoxen tampil di partai final melawan Lennix Smith dari Australia. Dengan total skor 12.83 (7.50 + 5.33), ia berhasil mengungguli Smith yang hanya mengumpulkan 10.10 poin.
Setiap manuver Dylan di atas ombak legendaris Teluk Lagundri disambut sorak riuh penonton, terutama dari pendukung Indonesia yang hadir langsung di Pantai Sorake.
Kemenangan ini sekaligus menjadikan Dylan bertengger sebagai pemuncak ranking di ajang WSL QS. Membuktikan bahwa ia bukan sekadar atlet berbakat, melainkan juga peselancar dengan mental juara.
6 Alasan Pantai Sorake di Nias Jadi Surga Surfing Dunia!
Dari Mentawai ke Puncak Klasemen Asia
Lahir di Padang dan besar di Resort Kandui, Mentawai, Dylan Wilcoxen telah akrab dengan ombak sejak kecil. Ayahnya, Raymond Dean Wilcoxen, adalah salah satu pemilik Kandui Resort sekaligus pelatihnya. Didikan keras dan akses ke ombak terbaik Mentawai membentuk Dylan menjadi peselancar dengan teknik cerdas dan gaya yang natural.
Berkat kemenangannya di Nias Pro 2025, Dylan langsung melesat ke peringkat 1 klasemen QS Asia dengan total 7.728 poin. Sebelumnya, di Krui Pro, ia masih berada di posisi keenam.
Kini, ia hanya perlu mengikuti satu event QS 6000 lagi untuk mengamankan tiket menuju Challenger Series—kasta kedua tertinggi dalam tur WSL yang menjadi gerbang menuju elite Championship Tour (CT).
Kemenangan Dylan Wilcoxen bukan sekadar prestasi individu, melainkan juga simbol taji selancar Indonesia. Ia membuktikan bahwa anak-anak muda dari daerah pesisir seperti Mentawai, Nias, atau Bali memiliki potensi besar untuk bersaing di level dunia.
Dukungan dari Pemerintah Indonesia, komunitas selancar, dan event internasional seperti Nias Pro turut menjadi faktor penting. Ajang semacam ini tidak hanya memajukan olahraga, tetapi juga mendorong sport tourism yang berdampak positif bagi ekonomi lokal.
Langkah Dylan Menuju Ajang Global Selanjutnya
Dylan dijadwalkan akan kembali berlaga di Siheung Korea Open QS 6000 pada Juli 2025. Dengan semangat pantang menyerah, ia siap melanjutkan perjuangan untuk meraih tiket ke Challenger Series.
10 Pantai Indonesia yang Terkenal Ombaknya, Cocok untukmu Pecinta Surfing
Dylan Wilcoxen adalah bukti bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam mencetak atlet selancar kelas dunia. Dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia dan spot surfing legendaris, seperti Nias, Mentawai, dan Uluwatu, Indonesia bisa menjadi pusat perkembangan olahraga ini.
Kemenangan Dylan di Nias Pro 2025 menjadi momentum bersejarah yang patut diapresiasi. Ia tidak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga menginspirasi generasi muda untuk mengejar mimpi di atas ombak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News