Tahun ini, Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali mengukuhkan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui pengiriman mahasiswa-mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dalam program KKN-PPM UGM.
Di Pulau Bawean, Tim KKN PPM UGM Baweanesia datang dengan tema “Optimalisasi Potensi Lokal untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berbasis Keberlanjutan,” di mana kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada hasil, tetapi juga pada proses yang berpihak pada kearifan lokal dan keberlangsungan secara jangka panjang.
Berlokasi di dua desa, yaitu Desa Daun dan Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, kegiatan pengabdian ini bukan semata hadir untuk membantu, tetapi untuk menyatu, menyimak, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.
Di tengah perubahan zaman, pengabdian yang dijalankan tidak berangkat dari keinginan untuk mengintervensi kondisi masyarakat, tetapi dari penghormatan terhadap adat dan nilai lokal sebagai fondasi utama pembangunan.
Menyatu dengan Adat, Bertumbuh Bersama Masyarakat
Semua langkah pengabdian dirancang agar selaras dengan nilai hidup masyarakat Bawean yang menjunjung keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Di sini, mahasiswa tidak sekadar mengabdi, tetapi juga ditempa untuk menjadi warga negara yang peka, rendah hati, dan berorientasi pada keadilan sosial.
Dalam pelaksanaannya, Tim KKN UGM Baweanesia terjalin dalam sinergi erat dengan KAGAMA Gresik (Keluarga Alumni Gadjah Mada) dan BAPPEDA Kabupaten Gresik sebagai mitra yang strategis. KAGAMA Gresik tidak hanya memberikan dukungan logistik dan koordinasi wilayah, tetapi juga berperan sebagai jembatan penting antara tim mahasiswa dengan pemangku kepentingan di daerah.
Keberhasilan pengabdian ini juga tak lepas dari peran Pemerintah Kabupaten Gresik melalui BAPPEDA yang memberikan ruang, kepercayaan, dan dukungan kepada mahasiswa dan alumni untuk berkolaborasi di tingkat desa.
Pemerintah daerah berperan sebagai fasilitator kebijakan dan pemangku kepentingan strategis yang menjamin program pengabdian ini selaras dengan visi pembangunan daerah. Sinergi ini menjadikan pengabdian tidak hanya bersifat kultural dan sosial, tetapi juga memiliki legitimasi struktural.
Kolaborasi ini hadir bukan dengan pendekatan pragmatis yaitu sekadar menyelesaikan target kegiatan, tetapi dengan visi jangka panjang: mendorong pertumbuhan desa-desa di Kabupaten Gresik, terutama di Pulau Bawean, agar mampu tumbuh secara mandiri dan lestari melalui optimalisasi potensi lokal serta penguatan kapasitas manusianya.
Kemitraan ini mencerminkan bahwa pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa akan lebih bermakna bila diiringi oleh kekuatan alumni yang telah berakar di tengah masyarakat. Harapannya, program pengabdian tidak lagi berhenti ketika mahasiswa kembali ke kampus—melainkan tetap terjaga, terus bergerak, dan berkembang melalui monitoring jangka panjang.
Empat elemen ini—mahasiswa, alumni, pemerintah, dan masyarakat—tidak bergerak sendiri-sendiri. Mereka saling menopang, memperkuat, dan menyesuaikan peran demi satu tujuan bersama: membangun desa yang tangguh, inklusif, dan lestari. Sinergi ini bukan sekadar simbolik, bukan pula formalitas kerja sama.
Ia lahir dari kesadaran kolektif bahwa pembangunan desa tidak bisa diserahkan hanya kepada satu pihak. Diperlukan keterlibatan yang setara, dialog yang terbuka, dan komitmen yang saling menghormati.
Harapannya Tim KKN PPM UGM berperan sebagai penyambung gagasan, membawa suara desa ke forum yang lebih luas sekaligus menerjemahkan arah kebijakan daerah ke dalam bahasa yang bisa dipahami dan dijalankan oleh masyarakat desa.
Dengan semangat gotong royong sebagai landasan, harapannya pendekatan ini menjadi bukti bahwa pembangunan desa yang berkeadilan dan berkelanjutan dapat dicapai ketika semua elemen masyarakat bekerja bersama dalam semangat setara dan saling belajar.
Melalui pendekatan ini, visi desa mandiri dan berdaya tidak lagi menjadi impian di atas kertas, melainkan arah nyata yang bisa diwujudkan bersama.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News