Hal-hal kecil yang ada di sekitar kita bisa menjadi berdampak besar jika kita mengabaikannya, semua itu dapat dimulai dari tindakan yang sederhana untuk menjaga dan melindungi tempat kita.
AIESEC in UKSW membuat sejarah baru melalui kegiatan Impact Circle 1.0 yang diselenggarakan di Fakultas Bahasa dan Seni, ruang KB 104, yang memberikan edukasi dan ruang diskusi tentang bagaimana kita bisa menjaga dan melestarikan bumi agar lingkungan di sekitar menjadi lebih bersih dan nyaman serta dapat dinikmati oleh generasi selanjutnya.
Dengan mengangkat tema “From Trash To Treasure: Innovating Sustainable Solutions For The Future”, Impact Circle 1.0 ini bermaksud mengajak khalayak ramai untuk meningkatkan kepedulian dan rasa tanggung jawab terhadap produk-produk yang kita konsumsi. Hal ini tentu saja berkaitan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung jawab).
Kegiatan seminar berbasis focus group discussion mengajak peserta untuk menyadari pentingnya meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan juga diberikan wawasan konkret mengenai bagaimana tindakan nyata dapat dilakukan mulai dari sekarang.
Hal ini selaras dengan sesi pertama yang dibawakan oleh Siti Alimah, SE atau yang kerap disapa Ibu Lim selaku Ketua Wares Bank Sampah yang memberikan materi dengan tema “Conscious Consumption: The Beauty of Turning Trash into Treasure”.
Pada sesi ini, Ibu Lim menegaskan bahwa setiap produk yang kita konsumsi, haruslah kita pertanggung jawabkan dalam bentuk kesadaran penuh. Gaya hidup yang seperti itu akan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
Aksi tersebut dilakukan supaya tercipta hidup berkelanjutan yang tidak hanya dirasakan oleh generasi saat ini melainkan dapat juga dirasakan oleh anak cucu kita nantinya.
Bu Lim memberikan pesan supaya generasi muda lebih peduli terhadap lingkungan dan memahami dampak negatif dari sampah. Dengan berbagai kejadian yang baru saja terjadi akibat dari sampah, seharusnya dapat direfleksikan oleh masyarakat untuk menyadarkan para generasi muda.
“Mari kelola sampah, pilah sampah, jadikan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menjadi berkah bagi siapapun” ujarnya.
Setelah memahami pentingnya kesadaran dalam konsumsi dan pengelolaan sampah, peserta kemudian diajak untuk melihat lebih jauh bagaimana aksi nyata dapat diwujudkan melalui kegiatan kerelawanan.
Seperti sesi kedua yang dijelaskan oleh Gilbert Jacob Fanuel Sirait, selaku Local Committee President AIESEC in Semarang dengan tema yang tidak kalah menarik yaitu “From Heart to Action: A guide to Becoming an Inspirational Volunteer”.
Gilbert memberikan materi yang sangat menginspirasi melalui pengalaman pribadi Gilbert yang saat itu merupakan salah satu Exchange Volunteer of Global Classroom di Sri Lanka. Pengalaman Gilbert menjadi volunteer sangat berkesan dan menyenangkan, karena selain mendapatkan relasi yang luas, motivasi, kemanusiaan, ternyata menjadi volunteer juga merupakan langkah nyata yang dapat kita implementasikan dan pastinya berkaitan dengan materi sebelumnya.
Gilbert juga membagikan tips dan trik menjadi volunteer yaitu dengan mengambil langkah pasti dan inisiatif. Melalui aksi volunteer, ia banyak belajar hal positif dan menjadi lebih peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi grup diskusi (focus group discussion). Sebelumnya, para panitia telah membagikan peserta menjadi beberapa kelompok yang akan didampingi langsung oleh mentor. Sesi grup diskusi diharapkan menjadi wadah bagi setiap peserta untuk lebih mengenal satu sama lain dan belajar memecahkan sebuah contoh kasus yang telah disediakan.
Setelah itu, akan disediakan sesi presentasi untuk beberapa grup yang terpilih untuk mempresentasikan hasil diskusi. Para peserta diajak secara langsung untuk mengambil langkah melalui contoh kasus yang diberikan, dengan harapan dapat diterapkan dalam kehidupan nyata.
Sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif para peserta selama kegiatan berlangsung, para panitia memberikan hadiah kepada peserta yang menunjukkan antusiasme dan kontribusi terbaik.
Selain itu, panitia juga memberikan sertifikat penghargaan kepada pembicara sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan inspirasi yang telah dibagikan selama sesi berlangsung. Seluruh rangkaian acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama, menandai akhir dari Impact Circle 1.0 dengan semangat kolaboratif dan harapan akan perubahan positif yang berkelanjutan.
Kegiatan Impact Circle 1.0 tidak hanya menjadi ruang diskusi, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Seperti yang pernah dikatakan oleh Jane Goodall, “What you do makes a difference, and you have to decide what kind of difference you want to make.”
Semoga semangat yang tumbuh dalam kegiatan ini dapat terus hidup dan menginspirasi lebih banyak aksi nyata dalam menjaga bumi, mulai dari diri sendiri, saat ini juga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News