bukan cuma indonesia negara negara ini juga tulis ulang sejarahnya - News | Good News From Indonesia 2025

Bukan Cuma Indonesia, Negara-negara Ini Juga Tulis Ulang Sejarahnya

Bukan Cuma Indonesia, Negara-negara Ini Juga Tulis Ulang Sejarahnya
images info

Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI tengah melakukan penulisan ulang Sejarah Nasional Indonesia secara menyeluruh dan inklusif. Proyek besar ini melibatkan 113 sejarawan dari penjuru Nusantara.

Kemenbud menggandeng para guru besar, doktor, akademisi, hingga pakar-pakar sejarah, arkeologi, dan arsitektur untuk mewujudkan hal tersebut. Penulisan ini dilakukan dalam 10 jilid besar yang mencakup semua periode sejarah Indonesia—dari prasejarah hingga era Presiden Jokowi. Buku itu akan digunakan sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional demi memperkuat pemahaman sejarah generasi muda Indonesia.

Namun, tahukah Kawan GNFI jika ternyata selain Indonesia, terdapat negara-negara di dunia yang juga melakukan penulisan ulang dalam buku sejarah mereka? Negara mana saja yang melakukan praktik serupa?

Sejarah Indonesia Sedang Ditulis Ulang, Pakar Antropologi UB Ingatkan Hal Ini

Negara-negara yang Menulis Ulang Sejarahnya

Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah daftar negara yang menulis ulang buku sejarah mereka:

1. Korea Selatan

Tahun 2015, National Institute of Korean History membuat perubahan kontroversial di buku sejarah mereka—memuat pandangan yang sangat positif untuk Korea Selatan dan kritik yang kuat pada Jepang dan Korea Utara.

Tak hanya itu, Presiden Korsel ke-18, Park Geun-hye, menyoroti bahwa sejarah lama dianggap terlalu mengkritik tokoh nasional Park Chung-hee dan dianggap tidak cukup mendukung narasi negara dalam perang Korea. Namun, rencana untuk menjadikan sejarah versi pemerintah sebagai satu-satunya referensi pada 2017 dikecam luas dan akhirnya dibatalkan.

2. Irak

Menukil dari NPR, enam tahun setelah Saddam Husein digulingkan, ratusan buku teks lama yang “memuji” si mantan Presiden itu dihapus total. Selama menjabat, Saddam Husein menuliskan buku sejarah Irak untuk mempromosikan dirinya dan partainya.

3. India dan Pakistan

Dua “saudara” yang terpecah ini memiliki sejarah dalam versi mereka masing-masing. Melalui listverse.com, dijelaskan bahwa sejarah Pakistan menuliskan bahwa pemisahan sebagai akibat penindasan yang dilakukan oleh Hindu India terhadap Muslim.

Sebaliknya, buku sejarah India menuliskanya sebagai manuver politik Jinnah—pendiri Pakistan. Keduanya juga mengklaim kemenangan pada Perang 1965 dan memberikan narasi saling tuduh dalam Perang Kemerdekaan Bangladesh.

4. Jepang

Negeri Matahari Terbit ini ternyata juga tak lepas dari kontroversi penulisan ulang sejarahnya, di mana terdapat upaya kaum nasionalis sayap kanan yang berusaha untuk menutupi tindakan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II, dan berbagai catatan kelam lainnya.

5. Tiongkok

Pada 2018, Pemerintah Tiongkok menghapus hampir seluruh bagian buku yang membahas Revolusi Kebudayaan yang dipicu oleh Mao Zedong. Di era Xi Jinping, isi buku sejarah diganti dengan pembangunan ekonomi, tanpa menyebut kekerasan yang pernah terjadi, salah satunya Tragedi Lapangan Tiananmen.

Ini dilakukan untuk memperkuat legitimasi Partai Komunis sekaligus memberikan penggambaran atau citra yang baik menuju negara maju.

6. Afghanistan

Melalui BBC, dituliskan jika pemerintahnya menuliskan ulang sejarah dengan menghapus hampir empat dekade masa lalu negara tersebut yang dilanda perang. Hal-hal terkait Taliban, invasi Uni Soviet, dan intervensi Amerika Serikat dihapuskan dengan dalih untuk menjaga persatuan nasional.

7. Chile

Pemerintah Chile mengubah istilah “kediktatoran” menjadi “rezim” di pembahasan Augusto Pinochet. Hal ini menuai kecaman karena dianggap memutihkan sejarah masa lalu Chile. Namun, pemerintahnya mengklaim bahwa perubahan tersebut tidak mengandung bias politik dan menggunakan bahasa yang netral.

Budaya Pemerintah Tulis Ulang Sejarah Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.