Papua, sebuah tanah surga dengan berbagai keindahan dan kekayaan alam, menjadikannya salah satu permata Indonesia yang membanggakan di mata dunia. Salah satu sumber daya alam di Papua yang cukup berlimpah adalah ketersediaan air dan aliran sungai yang deras, salah satunya adalah sungai Memberamo yang terletak di provinsi Papua.
Dilansir dari lama resmi pemerintah Papua (Papua.go.id), nama sungai Memberamo berasal dari bahasa Dani yaitu, membe yang artinya besar dan ramo yang berarti air. Sungai sepanjang 670km ini berhulu dari pegunungan Jayawijaya dan mengalir hingga samudra Pasifik, sungai ini memiliki debit air berkisar 4580–5500 m3/s dan kondisi geografis yang ideal, yang menjadikan pemerintah melirik sungai ini untuk memulai pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai Memberamo.
Menurut Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), wilayah ini menyimpan potensi energi hidro yang luar biasa, mencapai 12.284 MW, jumlah ini tidak hanya fantastis dalam skala nasional, tetapi juga berkelas dunia. Sebagai perbandingan, kapasitas ini jauh melampaui total kapasitas listrik terpasang di banyak negara.
Dengan pasokan listrik yang melimpah dan stabil, Papua bisa menjadi pusat industri padat energi (green industry) di masa depan. Salah satu kunci utama dari agenda hilirisasi di Indonesia adalah ketersediaan energi.
Dengan dirancangkannya PLTA Mamberamo, diharapkan Papua akan menjadi contoh langkah monumental bagi Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, mengurangi ketergantungan pada pembangkit listrik berbasis fosil yang lebih polutif. Studi kelayakan dan perencanaan telah dilakukan selama bertahun-tahun, bahkan sejak Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) di era 2011. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamberamo teridentifikasi memiliki potensi PLTA di 34 lokasi.
Ketersediaan listrik akan membuka peluang bagi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Hal ini sejalan dengan Perpres No. 5 tahun 2007 tentang Percepatan Pembangunan Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, pemerintah mengharapkan dengan adanya pembangunan PLTA Memberamo dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap listrik, dan secara umum meningkatkan kualitas hidup di Papua. Listrik yang terjangkau adalah fondasi bagi pertumbuhan ekonomi di segala sektor.
Potensi luar biasa dari PLTA Mamberamo ini menjadi magnet yang sangat kuat bagi investor internasional, khususnya mereka yang berfokus pada energi hijau dan industri hijau. Mengapa demikian?
Di era global saat ini, tekanan untuk beralih ke energi terbarukan dan mengurangi emisi karbon semakin besar. Negara-negara maju dan perusahaan multinasional kini memiliki komitmen kuat terhadap pembangunan berkelanjutan dan keberlanjutan lingkungan (ESG principles).
Proyek PLTA Mamberamo menawarkan solusi masif untuk kebutuhan energi bersih ini. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), secara proaktif telah menawarkan peluang kerja sama ini kepada negara-negara seperti Tiongkok dan Jepang.
Penawaran kerja sama ini menunjukkan keseriusan Indonesia untuk mengembangkan potensi Mamberamo, sekaligus mencari mitra strategis yang bisa membawa tidak hanya modal investasi, tetapi juga keahlian teknis dan pasar bagi produk-produk industri hijau yang mungkin akan tumbuh di Papua.
Jika terwujud, investasi ini tidak hanya akan mempercepat pembangunan ekonomi di Papua, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam transisi energi global.
Singkatnya, PLTA Mamberamo bukan sekadar proyek energi, melainkan fondasi bagi era baru industri dan kemandirian ekonomi Papua. Potensinya yang kolosal akan menjadi mercusuar pembangunan yang membawa dampak positif ke seluruh penjuru negeri.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News