Konflik antara Iran dan Israel semakin bergejolak usai Iran luncurkan serangan balasan ke Israel. Sebanyak 80 rudal diperkirakan telah diluncurkan oleh Iran menuju Israel yang menyasar Tel Aviv dan kota-kota disekitarnya.
Serangan ini merupakan balasan setelah sebelumnya Israel melakukan serangan mendadak ke wilayah Kota Teheran, Iran, pada Jumat (13/6/2025). Serangan ini menghancurkan sejumlah bangunan di Iran dan memakan korban jiwa para petinggi militer hingga ilmuwan nuklir Iran.
Serangan balasan diberikan oleh Iran tak berselang lama dengan melepaskan 100 rudal ke wilayah Israel. Melansir dari kantor berita AFP, juru bicara militer Israel Brigadir Jenderal Effie Defrin menyebut berhasil mencegat serangan rudal yang diluncurkan pada Jumat (13/06/2025) itu.
Namun, Israel mengaku bahwa mereka kewalahan menghadapi serangan dari Iran. Siaran TV resmi Iran menyebut bahwa saat ini Teheran sedang meluncurkan “Operasi True Promise III”. Operasi ini melepaskan rudal yang berdampak langsung di Tel Aviv, Israel
Melansir dari kantor berita AFP, Minggu (15/6/2025), kini kedua negara saling menargetkan serangan ke kilang minyak. Kementerian perminyakan Iran menyebut bahwa Iran menerima serang kembali dari Israel di kilang minyak Isfahan.
Namun, kilang minyak tersebut tetap aktif dengan kondisi semua unit operasional dan fasilitas, hingga departemen kilang minyak yang masih dalam kondisi stabil. Sementara itu, Iran juga melayangkan serangan ke kilang minyak Haifa Israel hingga menyebabkan kerusakan.
Latar Belakangan Konflik Iran dan Israel
Diketahui, konflik antara kedua negara ini didasari ketakutan Israel atas nuklir Iran. Pengayaan uranium hingga kemurnian 60 persen yang dilakukan secara cepat oleh Iran menjadi dalih Israel melakukan serangan.
Namun, Iran menyebut bahwa program nuklir yang sedang dijalankannya akan dipergunakan untuk keperluan sipil. Meskipun demikian, pejabat Israel bersikeras bahwa serangan yang terjadi didasari atas ancaman yang muncul karena fasilitas nuklir dan militer Iran.
Di sisi lain, hingga kini Israel belum menjelaskan secara pasti alasan dibalik penyerangan secara sepihak kepada Iran. Lebih lanjut, diketahui bahwa konflik ini merupakan puncak dari “perang bayangan” Israel dengan Iran yang selama ini telah melakukan operasi intelijen hingga serangan terbatas kepada Iran.
Korban Serangan Iran ke Israel
Sejak pecahnya konflik pada Jumat (13/6/2025) lalu, Kementerian Kesehatan Iran melaporkan lebih dari 90% warga sipil telah menjadi korban dengan catatan setidaknya sebanyak 224 orang tewas akibat serangan dari Israel. Tak hanya itu, sebanyak 1.277 orang lainnya juga mengalami luka-luka akibat serangan yang terjadi.
Di Israel sendiri sedikitnya terdapat 14 orang yang telah meregang nyawa akibat serangan balik yang diluncurkan oleh Iran. Lebih lanjut, hampir 200 orang juga mengalami luka-luka akibat serangan Iran yang menghantam Bat Yam, Israel. Tak hanya itu, sebanyak 300 penduduk Israel di Tel Aviv dan 100 di Ramat Gan juga dievakuasi karena mengalami kerusakan di rumah mereka.
Sementara itu, Presiden Israel Isaac Herzog mengecam serangan Iran yang digambarkannya dengan “serangan kriminal Iran”. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, juga menyebut bahwa Teheran akan “terbakar” apabila Iran masih melangsungkan serangan balasan ke Israel.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengungkapkan bahwa tanggapan militer Iran terhadap Israel didasarkan pada pertahanan diri. Lebih lanjut, Araghchi menyebut bahwa Iran akan berhenti melakukan serangan apabila Israel juga berhenti melakukan serangan. Tak hanya itu, Iran juga tidak ingin konflik dengan Israel justru meluas ke negara-negara tetangga.
“Jika agresi berhenti, tanggapan kami juga akan berhenti,” sebut Araghchi pada penampilan publik pertamanya sejak serangan Israel pada Jumat, yang disampaikan di hadapan para diplomat di Teheran.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News