Sebuah event berupa festival seni rupa kontemporer di Yogyakarta akan kembali hadir. Kali ini, ARTJOG 2025 akan kembali hadir di Jogja National Museum, Yogyakarta pada tanggal 20 Juni sampai 31 Agustus 2025 mendatang. ARTJOG 2025 akan mengusung tema "Motif: Amalan" sebagai garis besar utama.
Tahun ini, 47 seniman yang terlibat di ARTJOG 2025 akan berupaya untuk meningkatkan awareness kepada masyarakat maupun pecinta seni tanah air untuk kembali meninjau ulang persepsi seni dalam benak masing-masing.
Dari yang awalnya menganggap seni hanya bisa dilihat dari sisi estetika maupun keindahannya, ARTJOG 2025 akan membuat festival seni menjadi memiliki sisi kebermanfaatan terhadap masyarakat yang lebih luas, di dalam kehidupan yang lebih nyata. Hal tersebut disampaikan langsung oleh Founder ARTJOG 2025 Heri Pemad.
“(Menurut saya) seni itu bukan sekadar ekspresi, tapi juga merupakan bentuk rasa syukur, (yang bisa diaplikasikan dalam) praktik harian, dan kesadaran sosial,” tutur Heri dalam Media Gathering ARTJOG 2025, Kamis (12/6).
Terdapat instalasi merefleksikan kerusakan lingkungan
Implementasi tersebut tertuang dalam karya seni instalasi kayu yang merefleksikan kerusakan lingkungan, serta karya robot besar dari mainan bekas yang akan menjadi salah satu experience utama. Pengunjung nanti bisa turut menyumbang mainan bekasnya dan dijadikan bagian dari karya tersebut. Turut diadakan pula program bernama Spotlight yang akan mempertemukan seni rupa dengan sektor formal lain.
Salah satu hal yang menarik dalam ARTJOG 2025 adalah dari sisi inklusivitas, melalui turut diundangnya para pelaku seni difabel yang ingin melakukan pengembangan praktik maupun minat mereka di dunia kesenian. Proses kerja sama sudah dilakukan dengan Open Arms sebagai program inklusif dari Selasar Sunaryo Art Space.
Mereka akan melaksanakan mini residensi bertajuk LoveARTJOG, di mana acara tersebut akan membuat peserta kegiatan dapat berjejaring di sejumlah studio seniman. Tak hanya pelaku seninya, ARTJOG 2025 akan mendorong pendampingan difabel terutama bagi generasi muda.
Buka panggung performa, hingga dorong seniman anak
Selain pameran seni, ARTJOG 2025 juga dilengkapi dengan panggung performa. Panggung yang berlangsung setiap minggunya ini akan dimeriahkan Bottlesmoker bersama Rumah Atsiri Indonesia, Ishvara Devanti sebagai seniman performans, Lembana Artgroecosystem sebagai komunitas seni dan agrikultur, Tralala Blip sebagai grup musisi difabel asal Australia, serta Ko Shin Moon dan Rouge. ARTJOG 2025 menyebut setidaknya akan ada 53 seniman performa tahun ini.
Terdapat pula berbagai program pendukung lainnya seperti Young Artist Award, Exhibition Tour, Meet the Artist, Artcare Indonesia, serta Jogja Art Weeks.
ARTJOG 2025 juga mendukung perkembangan seniman anak-anak. Melalui ARTJOG Kids 2025, turut serta 44 seniman anak dengan rentang usia 6-15 tahun, yang berdomisili dari berbagai daerah di Pulau Jawa.
Bagi penikmat seni yang hendak mengunjungi ARTJOG 2025 di Jogja National Museum dapat membeli tiket melalui website maupun secara on the spot pada loket di lokasi. Adapun tarif tiket yang dikenakan adalah Rp80.000 untuk dewasa, sementara Rp50.000 untuk tiket usia anak-anak di atas 6 tahun. Informasi lainnya mengenai kegiatan ini dapat dilihat melalui sosial media resmi ARTJOG 2025 serta website www.artjog.id.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News