Gunung Slamet merupakan gunung berapi yang masih aktif, terkenal sebagai gunung tertinggi di Jawa Tengah, karena ketinggiannya 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bagi masyarakat Jawa Tengah sendiri tentu sudah tidak asing dengan kabar gunung ini, karena hampir dari semua daerah di Jawa Tengah bisa melihat pemandangan gunung ini.
Walaupun statusnya masih aktif, jalur pendakian Gunung Slamet tetap dibuka untuk umum. Tentunya dengan himbauan untuk para pendaki agar tidak melakukan aktivitas dengan radius 3 km dari kawah.
Jalur Pendakian Gunung Slamet Via Permadi
Gunung Slamet memiliki enam jalur pendakian yang resmi. Yang pertama adalah Jalur Bambangan, jalur yang paling popular di kalangan pendaki, berada di Purbalingga. Kedua, Jalur Baturraden di kawasan wisata baturraden, Purwokerto.
Jalur ketiga berada di Kabupaten Brebes, dengan sebutan Jalur Kaliwadas. Keempat, Jalur Dipajaya yang berada di kabupaten pemalang. Jalur kelima adalah Jalur Cemara Sakti di Pulosari, Kabupaten Pemalang. Jalur terakhir berada di Guci, Kabupaten Tegal, yakni Jalur Permadi Guci.
Jalur pendakian Permadi Guci bisa dikatakan sebagai jalur baru, karena jalur ini baru dibuka di tahun 2017. Kemudian sempat ditutup karena stastusnya naik ke level 3, dan baru dibuka kembali di bulan agustus 2024 lalu. Para pendaki yang ingin mencoba mendaki lewat jalur ini harus melalui sebanyak 5 pos, dan setelahnya adalah summit, perjalanan untuk sampai ke puncak gunung.
Jika kondisi dan stamina pendaki memungkinkan, dan dengan kecepetan jalan yang normal, perjalanan dari basecamp hingga pos 5 bisa menghabiskan waktu kurang lebih 5-7 jam perjalanan.
Sementara itu perjalanan untuk summit bisa ditempuh selama 3-4 jam perjalan, karena jarak dari pos 5 hingga ke puncak gunung slamet sendiri sekitar 2-3 km. Camping ground berada di pos 4, umumnya pendaki akan mendirikan tenda mereka di pos tersebut, karena di pos 4 juga terdapat fasilitas mushola dan toilet yang bisa digunakan.
Pendaki Wajib Registrasi
Pendaki yang ingin menjajal pendakian Gunung Slamet melalu Jalur Permadi Guci wajib melakukan registrasi. Tiket registrasi untuk satu pendaki seharga Rp25.000, sudah termasuk asuransi bagi pendaki.
Asuransi pendaki merupakan jaminan keselamatan yang bisa pendaki klaim jika terjadi kecelakaan selama pendakian, dimana Tim Permadi Guci akan langsung datang ke lokasi untuk melakukan evakuasi pada pendaki.
Namun perlu digaris bawahi, asuransi hanya bisa diklaim sampai pos 5 saja. Jika pendaki mengalami musibah di luar pos 5, yakni ketika perjalanan summit, maka hal itu sudah diluar tanggung jawab Tim Permadi Guci.
Lalu bagaimana jika memang terjadi musibah saat itu? Tenang saja, Tim Permadi Guci tetap akan melakukan evakuasi, tentunya dengan bantuan tim sar, dll.
Maka dari itu, registrasi bersifat wajib, supaya Tim Permadi Guci bisa memantau pendaki-pendaki mana saja yang sudah turun, dan mana yang tak kunjung turun. Jika melewati batas waktu, maka menjadi tanda tanya besar dan perlu segera dilakukan pencarian.
Ojek Gunung
Selain asuransi, ada fasilias di Jalur Pendakian Permadi Guci yang bisa pendaki manfaatkan juga. Ojek gunung namanya, seperti ojek pada umumnya, para ojek gunung ini bisa mengantarkan para pendaki sampai ke pos 1.
Setiap pendaki yang menggunakan jasa ojek ini akan dikenai sebanyak Rp50.000 untuk sekali jalan. Perlu diketahui, bahwa jarak dari tempat registrasi menuju ke basecamp atau gerbang jalur pendakian sejauh 1 km, dan jarak dari gerbang tersebut hingga ke pos 1 sekitar 2-3 km.
Menggunakan ojek gunung bisa menjadi pilihan yang tepat bagi pendaki yang ingin menghemat energinya untuk perjalanan setelah pos 1. Eitss, selain menghemat energi, secara tidak langsung kita juga membantu umkm daerah setempat, lho. Karena para ojek gunung sendiri adalah warga lokal guci yang bekerjasama dengan Tim Permadi Guci.
Trek yang Aman
Bagi pendaki pemula yang ingin menjajal mendaki Gunung Slamet, mungkin Jalur Pendakian Permadi Guci ini bisa dicoba. Trek dari pos 1 hingga pos 4 bisa dibilang cukup landai, tidak banyak tanjakan terjal seperti di Jalur Pendakian Via Bambangan. Barulah diperjalanan menuju pos 5 mulai banyak tanjakan,
Banyak pendaki yang bilang bahwa Jalur Pendakian Via Permadi Guci adalah kebalikan dari Jalur Pendakian Via Bambangan. Hal itu dikarenakan trek via Bambangan yang penuh tanjakan tak seperti Permadi Guci. Sedangkan trek summit via Bambangan landai, lebih mudah daripada pos-pos sebelumnya, begitu pula sebaliknya, trek summit via permadi guci terlalu curam dan menanjak.
Jalur pendakian manapun yang akan ditempuh tentu harus diimbangi dengan kondisi fisik pendaki, dan kondisi cuaca saat itu. Jangan pernah memaksakan diri jika memang kondisi sudah tak kuat dan cuaca yang tak mendukung selama pendakian.
Bagaimana Kawan, tertarik untuk mencoba pendakian melalui jalur ini?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News