menguak tradisi gandulan ritual unik masyarakat banyumas saat gunung slamet erupsi - News | Good News From Indonesia 2024

Kuak Tradisi Gandulan, Ritual Unik Masyarakat Banyumas saat Gunung Slamet Erupsi

Kuak Tradisi Gandulan, Ritual Unik Masyarakat Banyumas saat Gunung Slamet Erupsi
images info

Gunung Slamet merupakan gunung api tertinggi di Jawa Tengah. Gunung Slamet juga menjadi gunung tertinggi kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru yang berada di Jawa Timur.

Dengan ketinggian mencapai 3.432 meter di atas permukaan laut (mdpl), gunung ini menjadi salah satu simbol penting bagi masyarakat di sekitarnya.

Secara administratif, gunung yang terkenal dengan Puncak Surono-nya ini berada di lima kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kabupaten Brebes, Kabupaten Purbalingga, dan juga Kabupaten Banyumas. Sampai saat ini, gunung yang juga dijuluki sebagai “Atap Jawa Tengah” tersebut masih berstatus aktif.

Mitos Letusan Gunung Slamet yang Akan Belah Pulau Jawa, Benarkah?

Dengan status tersebut membuat gunung ini beberapa kali mengalami peningkatan aktivitas vulkanik. Ketika tanda-tanda erupsi meningkat, masyarakat di sekitar Gunung Slamet, khususnya yang berada di Kabupaten Banyumas, biasanya menggelar tradisi unik yang bernama Gandulan.

Ini merupakan sebuah ritual yang bertujuan untuk memohon keselamatan agar aktivitas Gunung Slamet tetap terkendali dan tidak membahayakan warga.

Apa Itu Tradisi Gandulan?

Gandulan berasal dari kata dalam bahasa Jawa gandul yang berarti “menggantung”. Dalam tradisi ini, masyarakat berharap agar aktivitas Gunung Slamet ngegandul atau tetap menggantung tanpa menimbulkan letusan atau bahaya besar. Melalui doa bersama, warga bermunajat agar status gunung ini tidak meningkat (tetap aman).

Tradisi Gandulan juga identik dengan adanya sayur pepaya muda. Pepaya dalam bahasa Jawa disebut gandul, yang berhubungan dengan konsep “gandul” atau menggantung itu sendiri.

Masyarakat sekitar Gunung Slamet baik mandiri maupun kelompok akan memasak oseng pepaya muda setiap kali aktivitas gunung ini meningkat.

Gunung Slamet: Fakta Sains, Flora Fauna, dan Tujuan Pendakian di Indonesia

Dikutip dari Kompas.com, buah gandul atau pepaya dipilih karena bagi masyarakat setempat, Gunung Slamet merupakan gegandulaning atau pegangan di mana masyarakat menggantungkan hidupnya.

Makna ini merujuk pada ketergantungan masyarakat terhadap gunung tersebut. Sebagai contoh, pemanfaatan salah satu sumber daya alam, berupa air dari Gunung Slamet yang menjadi sumber kehidupan bagi desa-desa di sekitar lerengnya, mulai dari pemenuhan kebutuhan domestik hingga irigasi sawah dan perkebunan mereka.

Pelaksanaan Tradisi Gandulan

Tidak ada yang mengetahui pasti kapan pertama kali tradisi Gandulan ini dilakukan. Namun, ritual ini sudah mendarah daging di masyarakat sekitar Gunung Slamet. Masyarakat akan menggelar tradisi tersebut setiap kali aktivitas Gunung Slamet meningkat.

Acara dimulai dengan doa bersama yang diikuti oleh seluruh warga, baik anak-anak, orang dewasa, hingga orang tua.

Doa bersama ini biasanya dipimpin oleh tokoh masyarakat atau orang yang dituakan di desa tersebut. Setelah berdoa, warga kemudian melanjutkan acara dengan makan bersama dengan hidangan utamanya berupa oseng pepaya muda.

Lantunan Kidung Syukur dari Masyarakat Lereng Gunung Slamet

Makna dan Harapan

Penggunaan gandul atau pepaya ini memiliki makna yang positif. Menurut salah seorang warga yang dilansir Kedaulatan Rakyat, nutrisi yang terkadung di dalam pepaya membuat masyarakat memiliki stamina yang cukup untuk menghadapi bencana.

Dengan mengonsumsi pepaya muda, masyarakat juga secara simbolis menyiapkan diri untuk menghadapi kondisi bencana dengan ketahanan tubuh yang kuat.

Selain itu, mengonsumsi sayur yang berbahan dasar pepaya muda juga salah satu cara untuk membiasakan warga agar hidup prihatin. Hal ini dilakukan agar ketika terjadi bencana masyarakat tidak kaget untuk hidup dalam kondisi seperti itu.

Tradisi Gandulan merupakan wujud kearifan lokal, sebuah ritual yang mengandung harapan serta penghormatan kepada Gunung Slamet, simbol kekuatan dan ketergantungan masyarakat di lereng Gunung Slamet terhadap alam.

 

 

Referensi:

  • https://regional.kompas.com/read/2022/10/19/180626478/mengenal-gunung-slamet-gunung-tertinggi-kedua-di-pulau-jawa-yang-dijuluki
  • https://regional.kompas.com/read/2023/11/04/044900678/ini-makna-tradisi-memasak-pepaya-muda-saat-aktivitas-gunung-slamet
  • https://www.krjogja.com/banyumas/1243290327/ritual-gandulan-dengan-masak-sayur-daun-pepaya-ikhtiar-menenangkan-gunung-slamet

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.