Raja Ampat, surga terumbu karang dari Indonesia, memiliki ribuan pulau dengan pesonanya yang unik. Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menyebutkan ada 1.800 pulau besar dan kecil dengan 35 pulau yang berpenghuni.
Selain keindahan alamnya, pulau-pulau di Raja Ampat memiliki keistimewaannya masing-masing. Terdapat 4 pulau utama di wilayah ini yaitu Pulau Salawati, Waigeo, Misool, dan Batanta.
Melalui artikel ini, mari kita bahas beberapa pulau di Raja Ampat. Pulau yang kita bahas meliputi Pulau Misool, Salawati, Batanta, Waigeo, dan Gag. Baca sampai selesai, yuk!
Baca juga: Menyusuri 5 Pesona Wisata Raja Ampat di Antara Karst dan Laut Biru
Pulau Misool
Pulau Misool adalah salah satu pulau terbesar di Raja Ampat yang terletak di bagian selatan Raja Ampat, menyeberang ke barat dari Pulau Papua. Dengan luas 2.034 km², Pulau Misool juga terkenal dengan ekosistem lautnya dan pemandangan karst.
Pulau ini adalah salah satu gugusan pulau di Kepulauan Misool yang memiliki Kawasan Konservasi Perairan (KKP) terluas di Raja Ampat. Wisata alam dan budaya adalah dua hal yang memikat wisatawan di pulau ini.
Kawan GNFI dapat menyelam dan melihat terumbu karang dan berbagai macam ikan hias, serta hiu dan ikan pari. Selain itu pulau ini memiliki banyak gua beserta peninggalan bersejarah yang dapat dijelajahi. Banyak lukisan dinding di dalamnya, bahkan lukisan “cap tangan” di sana berusia 50.000 tahun.
Selain keindahan lautnya yang diakui dunia, Pulau Misool juga memiliki sumber daya mineral yang dicari-cari. Dikutip dari jurnal yang ditulis oleh Diah Aghsari dan Ismail Suardi Wekke, terdapat potensi batu bara yang terkandung di pulau ini.
Pulau Salawati
Termasuk dalam 4 pulau besar di Raja Ampat, Pulau Salawati memiliki luas 1.623 km². Pulau ini merupakan rumah dari hutan hujan, ekosistem laut, dan budaya masyarakatnya.
Tinggal menyeberang ke barat dari Pulau Papua, pulau ini memiliki wilayah Cagar Alam (CA) seluas 4.550,70 ha. Terdapat 3 blok pengelolaan cagar alam, yaitu blok perlindungan, blok rehabilitasi, dan blok khusus.
Berbagai fauna dapat ditemukan di wilayah CA ini termasuk kakatua jambul kuning, nuri merah kepala hitam, kakatua raja, kasuari gelambir ganda, cenderawasih merah, julang irian, dan sebagainya. Sedangkan flora terdapat matoa, kayu bugis, merbau, beringin, paku laut, jangkar tunggang, nipah, dan cerlang laut.
Selain itu, wilayah tersebut termasuk dalam segitiga terumbu karang yang biota lautnya sangat beragam. Terumbu karangnya termasuk sebagai harta dunia yang harus dijaga. Tak hanya itu, potensi batu bara dan migas juga terdapat di pulau ini.
Pulau Batanta
Pulau Batanta terletak di sebelah utara Pulau Salawati dengan luas 453 km². Pulau ini berjarak 34 km dari Sorong dan membutuhkan satu jam perjalanan menggunakan speedboat untuk menyeberangi laut.
Batanta terdapat banyak objek menarik yang dapat Kawan kunjungi. Ada hutan mangrove yang berusia ratusan tahun, air terjun Warinka Bom, situs sejarah bawah laut berupa puing pesawat tempur Perang Dunia Kedua, hingga 90 spesies anggrek liar.
Tempat ini sangat cocok untuk Kawan yang gemar menyelam. Kawan dapat menyaksikan terumbu karang dan berbagai spesies ikan.
Pulau ini hanya dihuni sekitar 300 penduduk dari suku Marandan Weser dan Yarweser yang bermukim di Wayman, Yenanas, dan Weibelet. Mayoritas bekerja sebagai petani dan lainnya sebagai nelayan dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Batanta ini juga memiliki hutan hujan tropis dengan variasi floranya yang sangat beragam. Ada total lebih dari 100 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat untuk obat-obatan, pangan, pakaian, upacara tradisional, kerajinan, perlengkapan rumah, bangunan, hingga material pembuatan perahu.
Baca juga: Eksplorasi Objek Wisata di Raja Ampat, Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi
Pulau Waigeo
Termasuk salah satu pulau besar di Raja Ampat, Pulau Waigeo memiliki luas 3.155 km². Pulau ini terletak di utara Raja Ampat yang memiliki segudang keunikan dan keindahan.
Waigeo memiliki hutan mangrove yang luas, berbagai macam satwa liar, hingga terumbu karang yang indah. Seperti dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.459/Menhlk/Setjen/PLA.0/6/2016, seluas 264.073 hektare wilayah Waigeo ditetapkan sebagai hutan konservasi. 160.087 hektare di Cagar Alam Waigeo Barat dan 264.073 hektare di Cagar Alam Waigeo Timur.
CA Waigeo Barat termasuk dalam perbatasan kawasan wallacea, daerah peralihan sekaligus pertemuan fauna dan fauna antara Asia dan Australia.
Penelitian Bidang Biologi LIPI di bidang botani menyebutkan terdapat 650 spesimen tumbuhan yang terdiri dari 70 famili dan 400 jenis tumbuhan tingkat tinggi. Selain itu, fauna di wilayah tersebut ada beragam, seperti kakatua jambul kuning, bayan, raja udang hutan, julang Irian, kakatua raja, nuri merah kepala hitam, dan mambruk viktoria.
CA Waigeo Timur memiliki fauna yang berbeda, yaitu maleo Waigeo, cenderawasih merah, cenderawasih wilson/botak, dan kuskus berbintik. Keunikan dari tempat ini memiliki Gunung Buffelhoorn atau Tanduk Kerbau yang berumur jutaan tahun dengan ketinggian 670 mdpl.
Selain ekosistem laut serta keberagaman flora dan fauna lainnya, Pulau Waigeo memiliki bahan tambang nikel. Endapan nikel di Papua tersebar di Kepulauan Waigeo dan Pegunungan Cyclops dengan area total 10.313.056 ton.
Pulau Gag
Pulau Gag adalah salah satu pulau kecil di Raja Ampat. Pulau ini terletak di bagian barat Kabupaten Raja Ampat dengan luas 6.500 hektare. Pulau ini terletak 160 km kea rah barat laut.
Pulau Gag memiliki banyak potensi dengan adanya terumbu karang, sumber daya mineral, perikanan, ekosistem mangrove, rumput laut, dan biota lainnya. Pulau tersebut sebagian merupakan wilayah perbukitan dengan puncak tertinggi di Gunung Susu yang mencapai 350 mdpl di selatan pulau.
Pulau ini juga memiliki kandungan endapan nikel laterit di dalamnya. Endapan nikel laterit yang dijumpai di Pulau Gag berasal dari batuan ultarabasa yang telah mengalami pelapukan dan menghasilkan bijih nikel yang terikat dengan silika.
Baca juga: #SaveRajaAmpat, Ini Alasan Ekosistem Raja Ampat Patut Dilindungi
Itulah pulau-pulau di Raja Ampat dengan keunikannya masing-masing. Walaupun potensinya yang sangat besar, perlu kehati-hatian dalam memanfaatkannya. Mari, kita jaga ekosistem Raja Ampat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News