Dyodoran atau yang bernama asli Dyo Hendro Kumoro adalah food vlogger asal Kota Yogyakarta. Sama seperti food vlogger kebanyakan, kegiatannya tentu tak bisa terlepas dari membuat konten video mengulas makanan yang dikemas apik dan dibagikan lewat media sosialnya.
Platform YouTube Dyo kini sudah menembus angka 700 ribuan subscribers, jadi ia bisa dibilang sudah sah sebagai YouTuber tulen. Jadi jangan heran pula kini ia fokus menjadi konten kreator karena penonton setianya kerap menunggu konten ulasan terbarunya.
Simbiosis mutualisme tercipta antara Dyo dan pengusaha warung makan. Dyo mendapat penghasilan dari kontennya, sementara pengusaha warung makan mendapat eksposur karena dagangannya dipublikasikan secara cuma-cuma. Sayangnya, dalam beberapa waktu terakhir Dyo melihat pengusaha warung makan takut akan keberadaan food vlogger seperti dirinya, kenapa?
Viral yang Mengancam
Dyo sudah dari 2016 menapaki profesi konten kreator kuliner. Namanya merintis, kesuksesan tidak otomatis didapatnya terlebih pengusaha warung makan tak semuanya memberi izin ia dan timnya mengambil gambar. Setelah berulang kali unggah konten, hasil manis didapatkannya juga. Konten-konten ulasan kulinernya laris juga ditanggapi positif, dan dari situ pengusaha warung makan menunggu kehadirannya.
“Kami sudah sampai di titik kami ditunggu-tunggu oleh warung-warung,” ucap Dyodoran kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Menjadi food vlogger memang kelihatan nikmat karena cuan bisa didapat dengan mudah sembari menyantap hidangan sedap. Jika yang diulas berpotensi viral, maka tinggal tunggu waktu saja si food vlogger menggapai popularitas lewat kontennya.
Namun, bukan berarti tidak ada halang rintang dalam membuat konten ulasan kuliner. Dyo merasakan itu belakangan ini di mana ia melihat ada ketakutan dari sejumlah pemilik usaha warung makan jika masakannya dijadikan konten.
Citra food vlogger memang sedikit tercoreng karena oknum food vlogger yang konten viralnya cenderung merugikan pengusaha warung makan. Dyo sendiri melihat beberapa pengusaha warung makan yang pernah ia jumpai menjadi takut akan food vlogger. Ia pun berpesan kepada kreator konten dunia kuliner terutama yang baru agar ingat posisi mereka ketika mengulas makanan.
“Makanya buat teman-teman yang hari ini belajar ngonten, yang baru memulai, kalau memang enggak senang (dengan makanannya) ya sudah. Kita ini kan namu, ada unggah-ungguhnya, ada etikanya. Video ngapain sih mencari kekurangannya? Ketika menemukan itu ya tinggal ngomong aja, aku yakin owner-owner itu pasti akan mengerti, akan minta maaf ketika ada kesalahan, human error, mungkin kelupaan dan sebagainya. It’s simple banget,” ucap sosok kelahiran Magelang tersebut.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News