Demi menyambut dan merayakan hari anak internasional yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, Russian House in Indonesia berkolaborasi dengan Zeekend menggelar sebuah acara dengan tajuk “Cranes of Peace”.
Diikuti kurang lebih 100 peserta, program ini merupakan sebuah langkah diplomatik untuk menyampaikan pesan kemanusiaan terkait isu internasional yang sedang terjadi di Donbass, Rusia dan Gaza, Palestina. Khususnya tentang anak-anak.
Tak hanya diikuti oleh mahasiswa dan tenaga pengajar di LSPR, perwakilan beberapa organisasi, hingga masyarakat umum Jakarta, acara ini turut dihadiri oleh Sergei Tolchenov (Duta Besar Rusia), Dr. Zuhair S.M. Alshun (Duta Besar Palestina), dan Uliana Kamal (Jurnalis Russia Today).
Dukungan untuk Gaza Lewat Melipat 500 Kertas
Acara utamanya adalah melipat 500 kertas membentuk burung bangau yang nantinya disusun pada 2 instalasi seni yang masing-masing memiliki pesan “Protect the children of Donbass and Gaza”, atau jika diterjemahkan artinya “Jaga/lindungi anak-anak di Donbass dan Gaza.”
Kegiatan melipat burung bangau (Cranes of Peace) sendiri merupakan simbol tradisional dari perdamaian dan harapan. Sedangkan pemilihan warna kertasnya mewakilkan warna yang ada pada kedua negara ini, yakni biru, merah, putih, dan hijau.
Setelah melipat dan menyusunnya bersama di 2 instalasi, acara kemudian ditutup dengan kegiatan menyatukan kedua instalasi ke sebuah peta dunia.
Acara “CranesofPeace” ini umumnya memaknai sebuah pesan kemanusiaan terkait “Tidak ada anak yang harus tumbuh kembang dengan suasana perang”. Acara serupa juga pernah dilakukan di India dan Jepang belum lama ini.
Melalui wawancara dengan Co-founder Zeekend, Nasywa Nurjadwa, dirinya menyampaikan, "Melalui lensa Gaza, kita tidak hanya membahas satu krisis, tetapi juga cerminan bagi kemanusiaan kita bersama. Saat Zeekend dan Russian House membuka ruang ini, tujuannya bukan untuk menyampaikan informasi kepada telinga yang pasif, tetapi untuk membangkitkan kesadaran yang lebih mendalam. Setiap hati yang terbangun menjadi bagian dari perubahan yang kita semua hutangkan kepada anak-anak di dunia ini."
Seperti yang sudah diberitakan oleh internasional, saat ini baik Rusia dan Palestina sedang berada di tengah situasi perang dengan negara lain. Di mana ini sudah berlangsung cukup lama dan sudah banyak memakan korban jiwa.
Tentu peristiwa ini juga turut merampas kebebasan dan kebahagiaan yang seharusnya dimiliki anak-anak.
Kampanye Demi Menyuarakan Masa Depan
Lewat pembukaannya, Syahrul Khaidar Kamal, Founder & CEO of Zeekend menyampaikan “CranesofPeace” bukan sekedar acara, melainkan momen untuk beberapa kelompok bersama-sama menyuarakan satu suara untuk anak-anak di Gaza dan Donbass yang penderitaannya terlalu sering diabaikan oleh mata publik.
Bukan sebatas menyuarakan aksi kemanusiaan, tetapi juga tentang masa depan yang bisa berubah jika ada lebih banyak orang yang bersuara dan beraksi tentang isu ini.
Kolaborasi Zeekend dan Russian House
Mendapat antusias yang tinggi, ini bukan kali pertama Zeekend dan Russian House berkolaborasi terlibat dalam acara diplomatik. Sebelumnya pada awal Mei 2025 keduanya berkolaborasi bersama Bentala dan KedutaanBesarRusiadiIndonesia dalam memperingati Hari Kemenangan Rusia ke-80.
Zeekend lahir dari pemikiran jika anak muda Indonesia mempunyai hak dan kesempatan untuk mendapatkan akses yang lebih besar ke ranah internasional. Komunitas ini hadir untuk menjembatani antara talenta lokal dan panggung dunia.
Pameran Seni Rusia-Indonesia 2025, Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik
Berkolaborasi dengan kedutaan besar, institusi budaya, pemimpin global, dan changemakers, komunitas ini menciptakan acara-acara imersif yang memadukan diplomasi, kreativitas, hingga pengembangan diri lewat suasana yang non-formal dan interaktif.
Pada akhirnya Zeekend berupaya membentuk sebuah pola pikir-yang menantang kaum muda untuk bermimpi melampaui batas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News