Tahukah Kawan, cangkir kertas tidak sepenuhnya terbuat dari kertas? Ternyata, pembuatan cangkir kertas juga menggunakan bahan plastik.
Penggunaan plastik sebagai lapisan cangkir kertas bertujuan untuk mencegah kebocoran. Biasanya, bahan plastik yang digunakan ialah polietilena (PE).
Hal ini tentu menjadi perhatian bersama sebab plastik dalam cangkir tersebut dapat terpecah menjadi mikroplastik saat terkena air panas. Mikroplastik yang tidak terlihat ini berpotensi tertelan oleh manusia. Akibatnya, kandungan mikroplastik dalam tubuh manusia semakin meningkat.
Dari Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar, Intip Inovasi Petasol Kolaborasi BRIN dan Petani Banjarnegara
Sebagai informasi, mikroplastik merupakan plastik yang sangat kecil, berukuran kurang dari 5 milimeter (mm). Mikroplastik biasanya terbentuk dari plastik besar yang terpecah menjadi potongan plastik berukuran kecil. Saking kecilnya, mikroplastik dapat terkonsumsi oleh hewan maupun manusia secara tidak sengaja.
Mikroplastik telah menjadi perhatian dunia. Di Indonesia, mikroplastik menjadi ancaman serius. Laporan Ecoton pada 2021 lalu mengungkap, tiga sungai di Pulau Jawa: Sungai Brantas, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Citarum, darurat terhadap mikroplastik.
Lebih lanjut, penelitian Ecoton pada 2022 mengungkap bahwa Sungai Brantas, sumber air minum bagi 6 juta penduduk Jawa Timur, terkontaminasi 45% mikroplastik.
Aeshnina Azzahra, Polisi Sampah Muda yang Surati Pemimpin Dunia
Cangkir Kertas Bebas Mikroplastik
Berdasar pada permasalahan mikroplastik yang terus menghantui masyarakat, siswi SMA asal Jakarta Intercultural School, Gracelyn Atmadja menciptakan RealCycle Cup, cangkir kopi kertas yang mampu terbebas dari pencemaran mikroplastik.
Tidak hanya itu, bebasnya mikroplastik pada cangkir kertas ini juga membuat produk tersebut mudah didaur ulang.
Pembuatan RealCycle Cup mengandung bahan nanopartikel besi (II) oksida. Bahan ini diklaim lebih tahan panas, tidak beracun, dan dapat dengan mudah dipisahkan dari limbah menggunakan magnet.
TNI AL Memperkenalkan Drone Aruna 45: Hasil dari Daur Ulang Sampah Plastik
Keberadaan nanopartikel pada cangkir kertas dinilai mampu menjadi solusi sebab bahan tersebut mampu mengikat mikroplastik. Nanopartikel magnetik, telah digunakan dalam penelitian untuk mengikat dan menghilangkan mikroplastik dari air.
"Saya ingin masyarakat bisa menikmati secangkir kopi tanpa rasa khawatir akan dampak jangka panjang terhadap tubuh maupun lingkungan," kata Gracelyn dalam presentasi ilmiah Jakarta Scholars Symposium bertajuk Advocacy In Action.
Nanopartikel ini dikombinasikan dengan lapisan plastik pelindung pada cangkir, sehingga tetap tahan air, namun bisa terurai dan dipisahkan dengan mudah saat proses daur ulang dengan menggunakan medan magnet. Hal ini memungkinkan material cangkir dan lapisan pelindungnya dipulihkan tanpa mencemari lingkungan.
Garam Dapur di Indonesia Ternyata Banyak Mengandung Mikroplastik
Misi Lebih Jauh
Tidak berhenti di sini, Gracelyn bertekad akan membawa produknya ke masyarakat. Ia berencana mengenalkan hasil inovasinya ke jaringan kedai kopi besar.
Bahkan, saat ini ia tengah menjalin pembicaraan dengan sejumlah kafe lokal untuk memulai uji coba.
Di bawah bimbingan kandidat peraih Nobel, Dr. Thomas Webster, Gracelyn bertekad untuk peduli lingkungan lewat hal-hal kecil di sekitar.
"Buat saya, menjaga bumi bukan sekadar membuang sampah pada tempatnya. Tapi juga tentang memperhatikan hal-hal kecil yang kita konsumsi setiap hari dan dampaknya terhadap planet ini," imbuh Gracelyn.
Get The Fest, Konser yang Manfaatkan Sampah Plastik untuk Suplai Kebutuhan Listrik
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News