dyodoran emoh bikin konten jelek jelekkan warung makan mending gak usah upload - News | Good News From Indonesia 2025

Dyodoran Emoh Bikin Konten Jelek-jelekkan Warung Makan: Mending Gak Usah Upload!

Dyodoran Emoh Bikin Konten Jelek-jelekkan Warung Makan: Mending Gak Usah Upload!
images info

Dyodoran adalah food vlogger asal Kota Yogyakarta. Sama seperti food vlogger kebanyakan, kegiatannya tentu tak bisa terlepas dari membuat konten video mengulas makanan yang dikemas apik dan dibagikan lewat media sosialnya.

Platform YouTube dari pemilik nama asli Dyo Hendro Kumoro tersebut sudah menembus angka 700 ribuan subscribers, sudah bisa dibilang sah sebagai YouTuber tulen. Jadi jangan heran pula kini ia fokus menjadi konten kreator karena penonton setianya kerap menunggu konten ulasan terbarunya.

Yang menarik dari Dyo yaitu bagaimana ia mengepankan tanggung jawab moral di setiap pengerjaan video konten ulasan kulinernya. Menurutnya batasan itu penting terutama ketika menilai sebuah warung makan yang menghidupi banyak orang di dalamnya.

Gak Usah Upload Aja

Pada awal tahun 2025, Indonesia dihebohkan salah seorang food vlogger kenamaan. Kritik kerasnya dianggap bablas, ditambah berbagai masalah ditimbulkan olehnya seperti menyebarkan hoaks dan dugaan pemerasan.

Beberapa pengusaha kuliner lantas merasa dirugikan olehnya. Permohonan maaf lalu diserukan, walaupun sanksi sosial tetap berlaku di mana pemboikotan dilakukan pengusaha kuliner yang tak sudi warung makannya di-review oleh si food vlogger tersebut.

Mendulang engagement dari konten media sosial terkadang sebegitu mudahnya bagi pencipta konten. Cari saja objek yang sedang atau memiliki potensi viral, tonjolkan sisi kontroversinya, beri bumbu-bumbu dramatisasi lewat editing, dan jadilah konten video yang memancing banyak penonton. Bagi pencipta konten yang cuma peduli popularitas urusan moral belakangan, karena yang penting konten dan akunnya laris manis dikunjungi penonton lama maupun baru.

Dari banyak pencipta konten, Dyodoran adalah salah satu yang emoh melakukan pola itu. Sejak 2016 merintis sebagai food vlogger ia mengerti viralitas itu perlu, tetapi tetap mesti mengedepankan nurani agar tidak merugikan pemilik warung sebagai penggerak industri kuliner.

“Kasihan. Warung itu mungkin meneruskan orang tua, membuat sendiri, banyak terlibat ada karyawannya, mungkin juga untuk nyekolahin anaknya. Nanti ditutup, tanggung jawab enggak si kreator ini?” ucap Dyodoran kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Dyo pun heran dengan food vlogger yang menonjolkan validasi “review jujur” kepada pemirsanya. Menurutnya bila kuliner yang disajikan tidak sesuai harapan biarlah dikomunikasikan dengan cara yang lebih baik agar tidak menyakiti sang pemilik usaha.

Dyo beserta timnya sebenarnya juga merasakan pengalaman mengulas kuliner yang tidak sesuai ekspektasi. Namun, dibandingkan mengunggah (upload) warung makan yang dinilai tidak pas itu, ia lebih memilih tidak usah upload atau mencari objek konten lain.

“Kami di Dyodoran ya kalau memang enggak sesuai selera kami enggak usah upload aja, kan bisa ngonten yang lain,” ucap sosok kelahiran Magelang tersebut.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.