alasan kuliner aku bangga menjadi orang indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

Alasan Kuliner Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia

Alasan Kuliner Aku Bangga Menjadi Orang Indonesia
images info

Mengapa saya bangga menjadi orang Indonesia? Salah satu aspeknya adalah karena Indonesia adalah surga kuliner. Sejarah panjang tentang rempah tanah air, telah membuktikan bukti yang cukup untuk menjawab perihal ini.

Terkait kekhasan makanan Indonesia, setidaknya ada 16 kuliner tradisional yang menjadi kesukaan saya. Maunya sih, lebih! Namun untuk memenuhi tantangan menulis ini, harus enam belas. Ya, jadinya saya harus menyeleksinya secara ketat.

Saya ingin memulai alasan ini dengan tuturan inspirasional. Di sebuah laman web perusahaan yang memproduksi peralatan dapur, saya menemukan kutipan ini, “Food is symbolic of love when words are inadequate”.

Siapa Alan D. Wolfelt yang mengucapkan kalimat ini? Ia seorang konselor kedukaan ternama, pendiri dan pemimpin lembaga bernama Center for Loss and Life Transition. Sekaligus, pendidik dan penulis di berbagai media.

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara dengan Kuliner Terbaik di Asia Tenggara Versi TasteAtlas
Santapan kuliner tradisional khas Indonesia
info gambar

Kuliner Tradisional Indonesia: Lahir dari Cinta dan Melintasi Waktu

Indonesia, tak diragukan lagi, adalah bangsa yang khas dengan kecintaan mendalam dan ekspresi sayang. Sangat nyata dalam beragam kreasi seni dan budaya adiluhung. Termasuk proses lahirnya beragam kuliner tradisional.

Itu sebabnya saya sepakat dengan kutipan tersebut. Makanan menjadi simbol dan manifestasi cinta, terutama ketika kata-kata tidak lagi mampu mengekspresikannya. Atau, saat cinta yang tulus tersebut tidak ingin digembar-gemborkan.

Makanan tradisional Indonesia yang dibuat dari hati, terentang panjang melewati ujian waktu. Itu sebabnya kekuatan rasa yang ditawarkannya, melintasi generasi. Bahkan, melampaui bangsa-bangsa.

Sekadar contoh, sebutlah nama Mbah Satinem. Namanya santer terdengar dan menyebar sejak tim dokumenter Netflix meliputnya. Wisatawan asing tanpa sungkan mengantre jajanan lopisnya di trotoar jalan di Yogyakarta.

Baca Juga: Daftar Makanan Asli Indonesia yang Mendunia
Tempe dan tahu menjadi makanan khas Indonesia sejak masa lalu
info gambar

16 Kuliner Favorit yang Bikin Saya Bangga Menjadi Orang Indonesia

Ini dia kurasi ketat 16 kuliner tradisional Indonesia yang menjadi makanan favorit saya. Kebanyakan adalah kategori makanan “berat”, sebab terlampau banyak untuk menyebutkan nama penganan.

Pembatasan kedua adalah kemudahan dalam mendapatkannya, terutama bagi yang berdomisili di Pulau Jawa. Ada rujak cingur, tahu tek, hingga semanggi Surabaya yang khas. Ada yang juga menjadi favorit Kawan?

1. Rujak Cingur

Saya jatuh cinta pada rujak cingur saat lidah saya pertama kali disergap oleh rasa yang ditawarkannya. Bahannya dari sayuran, tentu menyehatkan. Namun, dikonsumsi bersama cingur (moncong atau hidung sapi), menghadirkan party di kunyahan saya.

Ada bahan yang terasa unik di bumbunya, yakni penggunaan pisang batu atau pisang klutuk.

2. Lontong Kupang

Kata “kupang” di sini, tidak berhubungan dengan kota di Nusa Tenggara Timur. Sebab, kupang yang dimaksud adalah sejenis hewan kerang yang berukuran cukup imut.

Disantapnya bersama potongan-potongan lontong sedap banget! Dalam sebuah ajang lomba karya ilmiah remaja, hewan kupang ini disebut sangat bergizi.

3. Lontong Balap

Saya pastikan, kuliner ini tidak masuk di arena lomba balap mana pun. Di Surabaya, makanan ini dijajakan dengan pikulan. Mungkin karena mas-masnya lincah mendekati konsumen, maka ada kata “balap” di sini.

Namun pada dasarnya, ini santapan lontong bersama taoge, bumbu petis, kuah gurih, tahu goreng, dan ada lentho—sejenis perkedel dari bahan kacang tolo.

4. Tahu Tek

Penjual tahu tek menggunakan gerobak, berkeliling, menarik perhatian pembeli dengan suara wajan yang dipukul, “tek-tek-tek”. Itu sebabnya dipanggil “tahu tek”.

Menu berbahan tahu goreng, lontong, taoge, dan telur ini sempat membuat saya terkejut. Sebab tahunya dipotong menggunakan gunting dan bersuara, seperti tukang cukur keliling yang sedang bekerja.

5. Tahu Campur

Saya tahu belakangan ada kuliner tahu campur ini. Dengan adanya tahu tek saja, saya sudah bersyukur untuk nikmat bagi lidah. Sampai suatu ketika, saat sedang “libur ke rumah nenek” di Surabaya, saya menemukannya.

Lewat begitu saja pada sebuah petang saat si mas berhenti di tepi rumah, sedang melayani pembeli. Dan, langsung jatuh cinta. Beda banget, sajian berkuah ini menawarkan rasa berbeda. Cobalah!

6. Semanggi Surabaya

Perjumpaan yang mengesankan dengan semanggi Surabaya atau “semanggi Suroboyo” adalah saat siang hari di kosan. Seorang ibu memanggul jualan di kepala lewat. Kami beberapa anak kos mengundangnya dan mengerumuninya di teras.

Si ibu meraciknya sambil meladeni obrolan dari kami. Kejutan pertama saya, bukan karena santapan lembut ini disajikan menggunakan pincuk. Melainkan menggunakan kerupuk puli sebagai sendok makan! Oya, kerupuk puli adalah sejenis kerupuk yang terbuat dari bahan beras.

7. Soto Lamongan

Cerita unik tentang soto Lamongan yang saya alami adalah pelengkapnya yang bernama koya. Koya ini ada di meja makan penjualnya bersama sambal dan kawan-kawannya. Ternyata bubuk koya ini membuat soto makin gurih, maka sudah lazim para pemakan soto Lamongan akan boros menghabiskan koya.

Teman saya kemudian memberi tahu bahwa koya ini dibuat dari kerupuk udang yang diparut. Wah, saya jadi takjub!

8. Pecel Madiun

Say suka pecel dan mencoba berbagai varian pecel. Beberapa mirip, tetapi kesimpulan akhir saya jelas: Saya suka pecel Madiun! Kesukaan ini bisa saya buktikan ketika suatu waktu mendapat undangan untuk mengisi semacam lokakarya penggunaan media sosial untuk pariwisata.

Saya menolak sarapan pagi di hotel dan bergegas memburu pecel. Tidak tanggung-tanggung, saat makan siang dan malam, saya kembali mencari pecel di Madiun. Ketiganya di warung berbeda dan rasanya pun berbeda. Puas banget!

9. Nasi Krawu

Sebenarnya menu ini biasanya saja, bahkan boleh sebut “nasi rames” ala kota Gresik di Jawa Timur. Di antara lauk ada yang khas, yakni disajikan dalam format suwiran. Lalu disiram kuah bumbu, sebelum diakhiri dengan toping serundeng.

Apa yang membuat enak? Sepertinya lidah saya merasakan aroma serundeng deh!

10. Bakso Malang

Apa sih bedanya Bakso Malang dan bakso-bakso lain yang ada di mana-mana? Hm, pokoknya bedalah. Jauh lebih nikmat! Isiannya lebih bervariasi dan membahagiakan lidah. Ada yang membuat baksonya dalam format kotak pipih. Namun yang terutama, gorengannya beda.

Ada gorengan bulat, ada gorengan lonjong. Dicocol di kuah pedasnya, basah-basah kriuk begitu, sedap tak terhingga!

11. Gudeg

Awal mula di Yogyakarta, saya tidak suka gudeg. Seperti kata dedek-dedek Gen Z dari kota metropolitan, “Gile! Emangnya gue mau lo diabetin!” Namun seiring waktu dan jam terbang, saya pun tahu gudeg tidaklah satu jenis dan satu rasa. Lumayan banyak variannya.

Setidaknya ada gudeg manggar, ada gudeg basah dan kering, serta ada gudeg yang tidak terlalu manis. Jika Kawan belum menjelajah jauh, maka sering-seringlah ke Jogja!

Gudeg khas Indonesia dari Yogyakarta
info gambar

12. Bubur Gudeg

Jika gudeg merujuk sebagai menu yang disantap dengan nasi, maka di Jogja Kawan bisa menemukan bubur gudeg. Menu ini sangat sesuai buat Kawan yang suka menyantap bubur. Kombinasinya dengan gudeg, akan membuat menu ini makin unik.

Terutama, bisa Kawan tidak menolak kehadiran krecek, yang terbuat dari kulit sapi. Rasa pedas yang dibawanya, kian membuat lidah menari-nari.

13. Brongkos

Mula-mula berhadapan dengan makanan bernama brongkos, saya termangu. Loh, kok, ada selongsong peluru? Eh, maksud saya melinjo! Namun, menu ini sedap di lidah saya. Sepertinya yang membuat lidah saya jatuh cinta karena faktor bahan keluak.

Tentu ada yang unik lainnya, yakni penggunaan kacang tolo atau kacang merah. Coba, deh!

14. Mie Lethek

Penjelasan tentang mie lethek umumnya disebut sebagai mie khas yang dibuat di Bantul, Yogyakarta. Pembuatannya menggunakan tepung singkong (tapioka) dan gaplek. Namun yang mungkin belum banyak diketahui, ada yang membuat mie lethek jadi enak.

Sosok paling berjasa itu adalah sapi. Proses adonan mie dikreasi oleh sapi, yang bisa ditonton bila Kawan berkunjung ke pabriknya. Penasaran? Buruan berwisata ke Jogja sebelum proses pembuatannya digantikan mesin.

15. Lotek

Kawan belum pernah mendengar jenis kuliner lotek? Gampangnya, Lotek adalah sahabat gado-gado. Namun, berbeda dengan gado-gado, lotek menggunakan sayuran rebus. Bumbu lotek umumnya lebih cair dan kerap menggunakan kencur.

Kepada wisatawan asing, bolehlah memperkenalkan lotek sebagai “salad terbaik yang diracik berdasarkan kearifan lokal”.

16. Ketoprak

Makanan ketoprak dikenal sebagai kuliner khas Betawi. Namun, cukup mudah ditemui di Yogyakarta. Di dekat kompleks rumah saya, ada dua penjual ketoprak pada pagi dan siang hari. Sementara di kala malam, saya punya warung ketoprak langganan lain.

Buat yang masih asing, ketoprak menggunakan bahan ketupat, tahu goreng, bihun, mentimun, dan saus kacang. Makin lengkap bila disantap bersama kerupuk.

Itulah 16 kuliner yang menjadi alasan saya bangga menjadi orang Indonesia! Rasa yang ditawarkan menu-menu tradisional Indonesia, sangat beragam. Kaya dengan rempah dan bumbu yang menggiurkan.

Berdasarkan 16 santapan ini, maka Kawan dengan mudah dapat menebak di provinsi mana lidah saya bertumbuh. Kawan sudah pernah mengeksplorasi kuliner Indonesia dari mana saja?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.