wader buta spesies endemik indonesia bukti evolusi dunia ikan di kedalaman goa - News | Good News From Indonesia 2025

Wader Buta, Spesies Endemik Indonesia Bukti Evolusi Dunia Ikan Di Kedalaman Goa

Wader Buta, Spesies Endemik Indonesia Bukti Evolusi Dunia Ikan Di Kedalaman Goa
images info

Tahukah Kawan GNFI, Indonesia memiliki kabar baik di dunia evolusi ikan dengan di temukannya ikan wader buta (Bardobes klapanunggalensis). Mengapa dikatakan “buta”?

Penasaran-kan? Simak selengkapnya, ya, Kawan GNFI!

Penemuan ikan wader buta (Bardobes klapanunggalensis) adalah spesies terbaru yang ditemukan di karst Klapanunggal, Kabupaten Bogor, dan terkenal karena tidak memiliki mata hingga mampu beradaptasi dengan kegelapan sepenuhnya tanpa ada cahaya sedikit pun.

Nama klapanunggalensis diambil dari tempat di mana ikan tersebut ditemukan, yang berada di kawasan karst Klapanunggal yang mencakup Gua Cisadong di Desa Nambo.

Ikan wader buta ini menjadi bukti salah satu teori evolusi di mana rongga mata ikan tersebut benar-benar hilang. Spesies ini mampu berenang dalam kegelapan abadi tanpa memerlukan cahaya untuk bertahan hidup. Dengan sirip yang transparan dan tidak adanya mata, insting serta kepekaannya membantu mereka menavigasi tiap areanya di dalam kegelapan.

Habitat alami ikan ini terbatas pada kolam-kolam kecil dalam gua yang diisi air jernih yang merembes dari bawah tanah. Lingkungan yang sempit menjadikan ikan ini termasuk dalam kategori vulnerable (rentan) atau bahkan endangerd spesies (terancam) pada Red List (Daftar Merah) IUCN. Selain itu, habitat endemik ikan ini juga terancam oleh aktivitas penambangan batu kapur di kawasan karst Klapanunggal.

Karakteristik Fisik Ikan Wader Buta (Bardobes klapanunggalensis)

Ikan Wader Buta | Gambar via Jurnal Zookeys 2025
info gambar

Dalam penelitian ini, berbagai pihak turut andil termasuk Museum Zoologicum Bogoriense, Pusat Penelitian Biosistematik dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Perkumpulan Speleologi Indonesia, dan Gema Belantara Spesies Obscura Depok.

Dibandingkan dengan spesies lain, Bardobes klapanunggalensis memiliki sirip lebih panjang, ujungnya tumpang tindih, serta terdapat sisik kecil di bagian pangkal sirip perut.

Ikan ini juga memiliki ciri-ciri unik berupa ukuran kepala dan sirip yang berbeda dengan tubuh yang tidak memiliki pigmen, serta sirip bening dengan tulang sirip berwarna krem muda hingga kecoklatan.

Tim peneliti menemukan bahwa hilangnya fungsi penglihatan pada ikan wader ini adalah akibat kehidupan di gua yang sepenuhnya gelap, sementara kemampuan lainnya seperti indra perasa dan peraba meningkat, hal ini yang menunjukkan adanya adaptasi yang kuat terhadap habitat gua.

Indra perasa ikan wader buta berkembang dengan baik, terlihat dari semakin banyaknya bulu halus yang berfungsi sebagai reseptor atau antena. Kumis yang lebih panjang bersama sirip yang memanjang berfungsi sebagai pengganti organ mata yang mengecil akibat habitat kegelapan.

Baca juga: Ikan Tempalak Mirah, Si Cantik Endemik Bangka Belitung yang Terancam Punah

Ikan Wader Dalam Ekosistem Karst

Spesies Bardobes klapanunggalensis ini tidak hanya memiliki peran langsung bagi manusia, tetapi juga berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem gua.

Ikan wader buta (Bardobes klapanunggalensis) ini berperan sebagai indikator ketika terjadi perubahan lingkungan di sekitar karst, karena habitat mereka yang sangat khusus yaitu air di kolam akibat proses infiltrasi dalam sistem hidrologi karst.

Tim peneliti menemukan bahwa saat ini populasi yang ada tidak melebihi 50 individu, jumlah ini memperlihatkan tingkat kerentanan terhadap kemungkinan ancaman kepunahan di masa depan.

Dalam dunia sains, ikan wader buta yang dapat hidup dalam kegelapan gua ini menjadi objek kajian evolusi terbaru, mengingat kondisi di gua tersebut sangat ekstrem karena kegelapan total tanpa sedikit pun cahaya.

Padahal, cahaya merupakan salah satu sumber utama yang diperlukan untuk proses fotosintesis. Hal inilah yang menarik perhatian peneliti untuk lebih mengenal bagaiamana ikan wader buta ini mampu survive di tengah kegelapan.

Peneliti pun menyebutkan bahwa ternyata, ikan buta ini telah berevolusi dalam kegelapan gua sehingga tidak ada kebutuhan untuk mempertahankan indera deteksi cahaya. Sebagai gantinya, ikan wader buta ini mengembangkan indera lain untuk merasakan setiap hembusan angin, getaran air, dan perubahan lain yang relevan, yang merupakan langkah krusial bagi mereka untuk terus bertahan hidup.

Baca juga: Mola-Mola, Ikan Bertulang Sejati Terbesar di Lautan

Menarik sekali-kan, Kawan GNFI?

Ternyata ikan wader “buta” -nya ini karena keadaan mereka untuk beradpatasi dengan lingkungan sekitarnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.