mengapa kartu pos masih bertahan di zaman serba digital - News | Good News From Indonesia 2025

Mengapa Kartu Pos Masih Bertahan di Zaman Serba Digital?

Mengapa Kartu Pos Masih Bertahan di Zaman Serba Digital?
images info

Di tengah era digital yang serba cepat dan instan, mungkin sebagian besar dari kita menganggap kartu pos sudah usang, tenggelam bersama zaman. Namun, siapa sangka, benda kecil berwarna dengan gambar ikonik dari tempat-tempat indah itu justru sedang menemukan makna barunya.

Menyapa Lewat Tulisan Tangan

Sebelum WhatsApp dan media sosial, kartu pos adalah medium paling sederhana dan murah untuk menyapa seseorang dari kejauhan. Sekeping karton berukuran kecil, dengan tulisan tangan yang singkat tetapi hangat, menyampaikan cerita dan rasa rindu.

Bagi sebagian generasi 90-an ke bawah, memori menanti kartu pos dari kerabat yang sedang bepergian adalah kenangan yang manis.

Kini, ketika semua serba instan dan cepat, perhatian menjadi hal yang sangat berharga. Kartu pos justru menawarkan sesuatu yang tak bisa didapatkan dari pesan singkat digital: ketulusan dan usaha.

Kamu Masih Ingat Kartu Pos?

Sejarah Singkat Kartu Pos, dari Austria ke Dunia

Kartu pos pertama kali diperkenalkan pada tahun 1869 oleh Dr. Emanuel Herrmann di Austria-Hungaria. Ide ini kemudian cepat menyebar ke berbagai negara di Eropa karena bentuknya yang praktis dan lebih murah dibanding surat biasa.

Di Indonesia sendiri, kartu pos mulai digunakan pada era kolonial Belanda sekitar akhir abad ke-19, biasanya untuk keperluan administrasi dan komunikasi jarak jauh.

Desain awal kartu pos sangat sederhana, hanya berupa kertas karton polos dengan ruang untuk alamat dan pesan. Namun seiring waktu, kartu pos berkembang menjadi medium kreatif yang menampilkan gambar kota, panorama alam, hingga karya seni khas suatu daerah.

Ini menjadikannya bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga representasi visual dari tempat dan waktu tertentu.

Sejarah singkat Kartu Pos. Gambar: koleksi pribadi chatgpt.com
info gambar

Relevansi Baru, dari Koleksi hingga Terapi Menulis

Di beberapa negara dan komunitas, hobi mengirim dan mengoleksi kartu pos justru meningkat. Komunitas seperti Postcrossing misalnya, mempertemukan ribuan orang dari seluruh dunia untuk saling bertukar kartu pos.

Di Indonesia sendiri, ada forum-forum kecil, hingga akun media sosial yang membahas keunikan dan cerita di balik kartu pos.

Beberapa terapis juga menggunakan menulis kartu pos sebagai bagian dari terapi psikologis sebagai cara untuk memperlambat pikiran, mengurangi stres, dan menumbuhkan rasa syukur.

Kartu Pos Digital, Jembatan Nostalgia dan Teknologi

Tak bisa dipungkiri, teknologi juga menyentuh dunia kartu pos. Kini muncul inovasi kartu pos digital, yang memungkinkan kita mengirim kartu bergambar dengan tulisan tangan virtual melalui email atau aplikasi tertentu. Meski sentuhan fisiknya hilang, konsep dan semangatnya tetap hidup: personal, hangat, dan berkesan.

Bahkan beberapa platform percetakan menyediakan layanan untuk mencetak dan mengirim kartu pos secara fisik atas permintaan online. Kombinasi ini menjawab kebutuhan zaman tanpa mengorbankan rasa.

Unik! Mengirim Kartu Pos dari Bawah Laut Pantai di Indonesia ini

Potensi Edukasi dan Budaya

Di sekolah-sekolah, kartu pos bisa menjadi media belajar geografi, budaya, dan ekspresi diri. Anak-anak dapat belajar menulis dengan cara yang berbeda, mengenal tempat-tempat baru lewat gambar dan cerita. Ini bisa menjadi alternatif edukasi yang kreatif, apalagi saat kampanye literasi dan budaya membaca terus digaungkan.

Lebih jauh lagi, kartu pos adalah jejak budaya. Desain, gaya tulisan, hingga perangko yang menempel, adalah potongan sejarah yang layak dirawat. Seorang kolektor kartu pos bisa menyimpan kisah panjang dari berbagai belahan dunia hanya dari selembar kertas.

Melihat Pemukiman Asing Surabaya Tempo Dulu Lewat Kartu Pos Lama

Relevan atau Tidak, Semua Tergantung Perspektif

Apakah kartu pos masih relevan di zaman sekarang? Jawabannya: iya, jika kita mau melihatnya bukan sekadar sebagai alat komunikasi, tapi sebagai bentuk seni, ekspresi, dan nostalgia.

Kartu pos adalah simbol bahwa hal-hal kecil, sederhana, dan penuh perhatian masih punya tempat di dunia yang bergerak terlalu cepat. Mungkin tidak semua orang memerlukannya, tapi bagi mereka yang pernah tersentuh olehnya, kartu pos tak akan pernah kehilangan arti.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.