kembalinya gen z pada buku cetak - News | Good News From Indonesia 2025

Kembalinya Gen Z pada Buku Cetak

Kembalinya Gen Z pada Buku Cetak
images info

Sebagai generasi yang lahir pada era digitalisasi, kehidupan Gen Z hampir tidak pernah terlepas dari kehadiran teknologi. Spesifik pada sektor membaca dan buku, teknologi digital juga memberikan berbagai inovasi dengan hadirnya e-book dan audiobook.

Meskipun begitu, bagaikan sebuah anomali, muncul sebuah fenomena bahwa Gen Z memiliki kecenderungan memilih buku cetak. Hal ini terjadi karena sebuah alasan yakni kelelahan digital.

Fenomena ini bertambah-tambah ketika pandemi Covid-19 melanda dan semua hal dilakukan secara daring. Membaca buku hadir menjadi semacam pelarian dari kelelahan digital. 

Atmosfer Membaca

Membaca buku fisik memberikan jeda bagi pembacanya, tidak ada notifikasi, tidak ada iklan, yang ada hanya kertas, tulisan, dan ide hebat di dalamnya. Selain itu, membaca buku cetak juga memberikan atmosfer membaca yang sensasional.

Perasaan intens datang ketika mencium aroma khas buku, suara lembar-lembar buku yang dibalik, tekstur dari kertas, juga bobot buku di tangan.

Baca Juga: Cahyo Satria: Kritik Melalui Buku Itu Bagus

Fokus 

Membaca buku yang dicetak membantu pembaca lebih fokus jika dibandingkan dengan membaca buku versi digital. Ketika membaca menggunakan gadget, sering muncul godaan untuk membuka aplikasi lain, mengecek sosmed, atau tergiur melakukan hal lainnya.

Ketika menggunakan buku, maka hal tersebut dapat dihindari dengan menjaga jarak dari ponsel lalu fokus pada buku tanpa gangguan.

Alternatif lain agar bisa lebih fokus juga dapat dilakukan dengan membaca e-book di Kindle. Namun, tetap saja Kindle tidak mampu memberikan suasana seperti membaca buku fisik.

Tren Sosmed

Meski seolah bertolak belakang, kembalinya Gen Z juga dipengaruhi oleh sosial media. Sebagai contoh di X terdapat base membaca bernama @basebuku, di TikTok terdapat komunitas besar bernama #booktok.

Adapun di Instagram banyak akun dengan konten buku juga munculnya tren #shelfie yang merupakan akronim dari shelf selfie yakni berfoto selfie dengan rak buku. 

Tren ini umumnya memiliki kesamaan, yakni berisikan resensi buku, menanyakan rekomendasi buku, serta berdiskusi atas suatu buku. Saat ini membaca bukan sekedar hobi atau sarana memperoleh pengetahuan, tetapi merupakan gaya hidup.

Komunitas Buku

Maraknya komunitas buku secara konvensional dengan berkumpul di suatu ruang publik, semakin menebarkan tren membaca buku cetak. Mulai dari kota hingga desa, hampir setiap daerah, minimalnya provinsi memiliki komunitas pegiat membacanya masing.

Sejauh ini, komunitas yang ruang lingkupnya paling besar adalah Indonesia Book Party. Komunitas ini memiliki cabang-cabang daerah yang dinamai sesuai nama daerah tersebut, sebagai contoh Jakarta Book Party, Bandung Book Party, Tegal Book Party, dan berbagai daerah lainnya.

Tantangan

Banyaknya kelebihan dari buku cetak harus menemui berbagai tantangan. Harga buku cetak lebih mahal daripada e-book terutama untuk buku impor. Selain itu, bagi daerah di luar Pulau Jawa sering kali ongkos kirim yang diperlukan juga menambah mahalnya harga buku.

Masalah selanjutnya datang dari perawatan buku cetak, tidak semua orang memiliki ruang yag cukup untuk menyimpan buku, terutama bagi orang yang tinggal di kota besar. 

Daya Baca

Meskipun minat baca meningkat, bukan berarti daya baca meningkat. Minat baca atau keinginan dalam membaca sudah tercipta dengan baik. Namun, Gen Z banyak dihadapkan pada masalah daya baca atau ketahanan seseorang dalam membaca yang cukup lemah.

Baca Juga: Para Pejuang Literasi yang Perjuangkan Akses Buku dalam Upaya Mencerdaskan Bangsa

Kembalinya Gen Z pada buku cetak masih belum bisa mengungguli dominasi dan intervensi dari gempuran sosial media. Berbagai media digital seperti video pendek. Konten cepat, dan kebiasaan untuk multitaskin menciptakan tantangan tersendiri dalam membaca.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.