cahyo satria semringah konten review bantu penjualan buku - News | Good News From Indonesia 2025

Cahyo Satria Semringah Konten Review Bantu Penjualan Buku

Cahyo Satria Semringah Konten Review Bantu Penjualan Buku
images info

Cahyo Satria Wijaya adalah pendiri penerbit buku Shira Media. Sosok yang juga menjabat sebagai CEO rumah penerbitan asal Kota Yogyakarta tersebut sudah mewarnai jagat literasi Indonesia sejak 2008.

Sebagai lulusan SMA, Cahyo tidak berkecil hati. Ia tetap memiliki siasat untuk mengejar kesuksesan lewat dunia buku yang dicintainya. Hasilnya ialah Shira Media yang belasan tahun masih eksis dan menjadi salah satu penerbit andalan penulis ternama tanah air.

Banyak buku terbitan Shira Media telah mendulang kesuksesan penjualan. Salah satu contohnya ialah Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih karya Agus Mulyadi yang laris dan bahkan diangkat ke layar lebar pada 2024 lalu.

Namun, tentu tak semua buku terbitan mereka mengalami nasib yang sama. Terkadang buku-buku yang diprediksi Cahyo dkk bakal laris penjualannya malah justru “boncos” di pasaran.

“Best Seller” Tak Jadi Jaminan

Penerbit buku memang bekerja dengan ekstra hati-hati dalam menentukan naskah yang pantas diterbitkan. Mereka jelas berharap naskah hasil seleksi bisa profit dan bukannya hanya buang-buang biaya produksi yang menyebabkan penerbit jadi merugi.

Oleh karena itu, berbagai strategi coba dimanfaatkan untuk mengejar keuntungan. Seperti misalnya membeli lisensi buku berpredikat “best seller” dari penerbit lain, baik luar atau dalam negeri, dan coba diterbitkan sendiri.

Akan tetapi, rupanya predikat dan strategi itu tak menjadi jaminan buku bisa laku. Cahyo sendiri merasakannya ketika Shira Media menerbitkan buku luar yang dinilainya bakal terjual habis tapi hasilnya justru jauh dari harapan.

“Sudah digadang-gadang gitu kan, istilahnya ini bakalan best seller karena kita dapat copyright-nya, ‘New York Times Best Seller’, dan seterusnya, setelah diterbitkan di sini mak-plekenyik,” ucap Cahyo kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Penjualan buku di era internet untungnya terbantu dengan banyaknya kreator konten yang gemar membaca. Tak jarang pula buku-buku yang penjualannya kurang bagus menjadi terekspose dan di-review mereka sehingga menimbulkan rasa penasaran ke viewer dan membantu angka penjualan dari si penerbit.

Cahyo juga pernah punya pengalaman seperti itu. Buku-buku Shira Media yang tak terjual mendadak laris karena terbantu para kreator konten. Ia pun menilai, predikat “best seller” dari buku tidak menjadi jaminan bisa laris karena terkadang bergantung kepada momentum.

“Sudah diretur dari toko kemudian tiba-tiba satu content creator di TikTok membahas buku ini dan kemudian dapat views lumayan. Orang sekarang bilang ketiban FYP. Tiba-tiba buku itu yang dulu susah banget jualannya dalam sekali tempo, satu tumpuk di rak langsung habis bahkan dicetak ulang terus-menerus,” ujar Cahyo semringah. “Kita enggak tahu kadang-kadang momentum itu jatuh di mana.”

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.