SAKA Museum di Jimbaran, Badung, resmi dibuka Maret 2024 sebagai pusat budaya AYANA Bali. Pada 5 Mei 2025, museum ini dinobatkan sebagai salah satu World’s Most Beautiful Museums 2025 oleh Prix Versailles—satu‑satunya wakil Indonesia—bersanding dengan Grand Palais (Paris) dan Kunstsilo (Norwegia).
Arsitekturnya mengusung filosofi GiriSegara (keseimbangan gunung‑laut) dengan atap miring dan reflecting pool, serta menerapkan prinsip keberlanjutan lewat penggunaan material lokal dan ventilasi alami.
Pameran unggulan seperti “The Kasanga: Nyepi Exhibition” dan “Subak: The Ancient Order of Bali” memperkenalkan ritual dan sistem irigasi tradisional Bali ke panggung global. Artikel ini mengulas prestasi internasional, filosofi desain, pameran, serta tips kunjungan—sempurna untuk pembaca GNFI yang ingin merasakan pesona museum terindah dunia di Bali.
Art Center Bali, Pusat Seni dan Budaya yang Bisa menjadi Pilihan Destinasi Wisata
Museum SAKA Bali
SAKA Museum dibangun dalam kompleks AYANA Bali, Jimbaran, Badung, dan resmi dibuka pada Maret 2024 sebagai ruang pameran budaya kontemporer Bali. Berlokasi di Jalan Karang Mas Sejahtera, museum ini dirancang oleh Napp Studio & Architects dengan konsep GiriSegara—menyatukan harmoni antara gunung dan laut.
Sejak awal, SAKA Museum berfokus pada penyajian pengalaman imersif melalui instalasi multimedia dan artefak warisan, menjadikannya destinasi wisata budaya yang mudah diakses bagi publik lokal maupun internasional.
Kental dengan Budaya Bali, Museum SAKA Masuk Rekomendasi 'World's Greatest Place 2024'
Prestasi Internasional: Prix Versailles 2025
Pada 5 Mei 2025, Prix Versailles—lembaga arsitektur Prancis yang menilai keindahan bangunan di seluruh dunia—mengumumkan SAKA Museum sebagai salah satu World’s Most Beautiful Museums 2025. Dari tujuh museum terpilih, SAKA Museum menjadi satu‑satunya wakil Indonesia, bersanding dengan Grand Palais (Paris), Kunstsilo (Kristiansand), Audeum Audio Museum (Seoul), dan Cleveland Museum of Natural History (AS). Kriteria penilaian mencakup harmoni arsitektur dengan lingkungan, keberlanjutan, dan pengalaman budaya yang bermakna bagi pengunjung.
Arsitektur & Filosofi Desain
Filosofi Giri Segara
Konsep GiriSegara diwujudkan lewat atap miring yang seolah menjulur dari lereng bukit menuju laut, menciptakan siluet yang menyatu dengan cakrawala Jimbaran. Reflectingpool di halaman depan mengundang pengunjung berhenti sejenak, merenungkan diri sebelum memasuki ruang pamer.
Keberlanjutan & Material Lokal
SAKA Museum memanfaatkan material lokal—batu andesit Bali, kayu lengkeng, dan kaca daur ulang—serta dirancang dengan ventilasi silang untuk mengurangi penggunaan pendingin ruangan. Sistem pengumpulan air hujan dan taman atap membantu menjaga suhu dalam ruangan dan mendukung ekosistem lokal.
Pameran Unggulan
The Kasanga: Nyepi Exhibition
Instalasi multisensorial ini mengajak pengunjung memahami esensi Hari Nyepi—‘The Day of Silence’—melalui karya seni kontemporer, suara gamelan, dan tata cahaya yang meniru keheningan penuh perenungan.
Subak: The Ancient Order of Bali
Mengangkat system subak—irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO—pameran ini memadukan diorama, dokumentasi video, dan artefak pura air, menyoroti hubungan spiritual masyarakat Bali dengan air.
Heritage Gallery: The Five Elements
Koleksi ini mengeksplorasi lima elemen—tanah, air, api, udara, eter—sebagai pilar keseimbangan hidup, dengan instalasi interaktif dan tekstil, memberikan perspektif baru tentang filosofi Bali kuno.
Bali Street Carnival, Pawai Kebudayaan Bali yang Memeriahkan World Water Forum ke-10
Tips & Rekomendasi Kunjungan
- Jam & Tiket: Buka setiap hari pukul 10.00–18.00; harga tiket dewasa Rp 100.000, pelajar Rp 75.000.
- Akses & Transportasi: Parkir luas di area AYANA Bali; tersedia shuttle dari lobby resort.
- Etika & Fotografi: Larangan flash di area gelap; beberapa instalasi memiliki zona tanpa foto untuk mengutamakan pengalaman imersif.
- Panduan Audio: Sewa audio guide multibahasa (ID, EN, CN) untuk pengalaman maksimal.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News