Populasi manusia di Bumi ini berjumlah 8 miliar, di Indonesia sendiri ada sekitar 280 juta. Kalau melihat dari jumlah manusia di dunia maupun di Indonesia, seharusnya anak muda tidak merasa kesepian. Setidaknya mereka punya satu atau dua teman cerita. Apalagi, di era media sosial di mana kita semakin mudah terhubung dengan orang lain.
Akan tetapi, yang terjadi saat ini membuat hati teriris. Di tengah banyaknya manusia di lingkungan sekitar, anak muda justru merasa kesepian. Fenomena kesepian ini semakin ramai diperbincangkan, bahkan World Health Organization (WHO) menyebutnya sebagai epidemik.
Fenomena Kesepian di Kalangan Anak Muda
Fenomena kesepian dirasakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dalam studi yang berjudul The Global State of Connection 2023, 27% dewasa muda berusia 17-29 tahun merasa kesepian atau sangat kesepian.
Di Indonesia, survei dari Health Collaborative Center tahun 2023 yang melibatkan 1.299 warga Jabodetabek menemukan, 44% warga merasa kesepian dalam tingkat sedang dan 6% derajat tinggi. Health Collaborative Center juga melakukan penelitian lagi di tahun 2024. Mereka menemukan, sebanyak 34% siswa di DKI Jakarta mengalami masalah kesehatan mental. Nah, 20% siswa yang mengalami masalah kesehatan mental merasa kesepian.
Kalau melihat data global dan nasional, kesepian tidak bisa lagi dianggap sebagai perasaan, melainkan masalah kesehatan. World Health Organization menganggap kesepian sebagai ancaman global, terlebih banyak menyerang anak muda.
Gen Z Jadi Generasi Paling Kesepian, Berikut 5 Cara untuk Mengatasinya
Beberapa kasus anak muda bunuh diri karena kesepian pun bermunculan. Di tahun 2020, seorang siswi di sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) melakukan bunuh diri di sekolahnya. Kemudian, di tahun 2023, seorang mahasiswa dari sebuah universitas swasta di Yogyakarta melakukan bunuh diri.
Kasus-kasus ini menjadi refleksi kita betapa kesepian jadi sebuah fenomena yang menyakitkan. Pertanyaannya adalah, apa alasan anak muda merasa kesepian?
Alasan Mengapa Anak Muda Merasa Kesepian
Ada beberapa alasan mengapa anak muda merasa kesepian:
Kurangnya Hubungan yang Bermakna
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga merasa terhubung dengan orang lain merupakan sebuah kebutuhan. Ketika hubungan dengan orang lain hilang, maka ada kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Meskipun media sosial membuat kita sangat mudah terhubung dengan orang lain, tetapi tidak bisa menggantikan keseruan interaksi face-to-face.
Media Sosial
Percaya atau tidak, media sosial menjadi salah satu penyebab mengapa anak muda sekarang merasa kesepian. Penelitian oleh komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa menemukan, ada hubungan yang jelas antara penggunaan internet di era smartphone dan media sosial.
Hubungan tersebut semakin terbukti ketika salah satu peneliti melakukan survei di negara-negara Afrika tentang fenomena kesepian ini. Mereka yang memiliki ponsel pintar lebih menunjukkan adanya masalah kesehatan mental dibandingkan yang tidak memiliki smartphone.
Tuntutan Masyarakat
Banyak anak muda menghadapi tuntutan yang tidak masuk akal, mulai dari ekonomi, sosial, maupun tuntutan lainnya. Misalnya saja, di usia tertentu harus menikah, lalu punya anak. Berbagai tuntutan yang ada di masyarakat membuat anak muda merasa terasing karena berjuang sendiri. Rasa terasing itu yang menimbulkan rasa sepi yang dirasakan anak muda.
4 Cara Melawan Kesepian
Kesepian memang terdengar menakutkan, tetapi bukan berarti ini kondisi permanen. Kita bisa mengatasi rasa kesepian. Empat cara ini bisa dilakukan Kawan GNFI jika merasa kesepian:
Jadwalkan Waktu Bertemu Teman
Semakin dewasa, kita mulai sibuk dengan kehidupan masing-masing. Tetapi, di tengah kesibukan, kita masih bisa menjadwalkan kegiatan bersama teman. Kawan GNFI bisa jadwalkan bertemu dengan teman – entah itu olahraga bersama, ngobrol via telepon, atau nongkrong.
Berkomunitas
Berkomunitas menjadi salah satu cara supaya kita bisa membina hubungan dengan orang lain. Misalnya, Kawan GNFI suka membaca, bisa ikut komunitas membaca. Dengan hobi atau minat yang sama, kita bisa lebih natural dalam berinteraksi.
Anak Muda Paling Kesepian di Asia Tenggara, Gen Z Filipina Hadapi Masalah Kesehatan Mental di Atas Rata-Rata
Kurangi Perbandingan di Media Sosial
Media sosial kadang jadi penyebab kenapa kita merasa sepi. Perbandingan yang secara tidak sadar kita lakukan membuat kita merasa tidak cukup. Kawan GNFI bisa kok mengurangi frekuensi akses ke media sosial. Atau kalau ada akun yang men-trigger Kawan GNFI, bisa di mute atau unfollow. Fokus pada kehidupan kita di dunia nyata dan konsumsi konten-konten yang memberi semangat.
Konsultasi ke Psikolog atau Layanan Konseling
Kalau perasaan sepi Kawan GNFI sudah terlalu menekan, langsung cari psikolog. Kabar baiknya, akses ke psikolog sudah semakin mudah berkat kemunculan layanan konseling daring dari banyak pihak. Pergi ke psikolog bukan lagi sebuah kelemahan, lho! Justru malah bagus kita ke psikolog karena mereka bisa membantu mengatasi masalah kita.
Kesepian merupakan fenomena yang saat ini perlu kita selesaikan. Di sekitar kita, mungkin ada banyak orang yang seumuran Kawan GNFI yang merasa kesepian. Kabar baiknya, kita bisa berperan untuk mengurangi fenomena kesepian ini.
Menjadi teman atau pendengar yang baik sangat membantu orang-orang yang mengalami kesepian. Mari kita jadi salah satu teman yang peduli karena semua orang butuh teman.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News