menelusuri jejak sepak takraw dari cuju tiongkok kuno hingga populer di asia tenggara - News | Good News From Indonesia 2025

Menelusuri Jejak Sepak Takraw, dari Cuju Tiongkok Kuno hingga Populer di Asia Tenggara

Menelusuri Jejak Sepak Takraw, dari Cuju Tiongkok Kuno hingga Populer di Asia Tenggara
images info

Apakah Kawan GNFI familiar dengan sepak takraw? Olahraga populer dari Asia Tenggara ini dimainkan oleh dua tim dengan 2–4 pemain di setiap tim. Uniknya, olahraga ini dimainkan dengan menendang bola melewati net dengan menggunakan kaki, mengombinasikan elemen bola voli dan sepak bola.

Nama “sepak takraw” berasal dari bahasa Melayu dan Thailand. “Sepak” berarti “menendang” dan “takraw” berarti “bola rotan”. Jadi, “sepak takraw” memiliki arti menendang bola rotan.
Meskipun sepak takraw lahir di Malaysia, ternyata jika kita melihat kembali pada sejarah, permainan bola rotan yang dimainkan dengan menggunakan kaki ini mendapatkan pengaruhnya dari permainan yang lahir pada Dinasti Zhou di Tiongkok bernama cuju.

Cuju: Leluhur Sepak Takraw dari Dinasti Kuno Tiongkok

Permainan cuju dari Tiongkok sering disebut nenek moyang dari sepak bola dan sepak takraw. Cuju, sering ditulis ts’u-chü memiliki arti “tendang-bola”. Cuju memiliki hubungan erat dengan dinasti yang berkuasa pada saat itu, di mana cuju sering dimainkan di istana kekaisaran.

Penyair asal Tiongkok yaitu Li You, mendeskripsikan bahwa di setiap lapangan cuju terdapat enam gawang berbentuk bulan sabit di pojok lapangan. Di versi lainnya, gawang cuju berada di tengah lapangan, dengan tinggi 10–11 meter, di mana untuk mendapatkan poin, bola harus melewati gawang tersebut. Cuju dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari jahitan kulit hewan berisi bulu unggas.

Menurut artikel dari fifamuseum.com, permainan bola kuno asal Tiongkok ini dapat dimainkan dengan dua versi, yang pertama adalah versi nonkompetitifnya yang bernama baida, di mana tujuannya adalah untuk mendemonstrasikan kemahiran juggling bola.

Dalam versi kompetitifnya, cuju dimainkan dengan dua tim berisi enam orang. Tiap tim bertujuan untuk meraih poin melalui tendangan melewati gawang cuju. Tim beranggotakan enam orang tersebut melakukan passing antar satu sama lain dengan menghindari jatuhnya bola ke tanah hingga akhirnya bola tersebut diumpan ke pemain yang akan menendang bola tersebut melewati gawang.

Meskipun lahir di era kuno, cuju tidak hanya dimainkan oleh laki-laki, perempuan juga bermain cuju bersama dan/atau melawan laki-laki.

Sejarah cuju pertama kali ditemukan di literatur Tiongkok yang ditulis pada periode Negara-Negara Berperang (475–221 SM), di mana di literatur tersebut disebutkan bahwa Kota Linzi di Provinsi Shandong terkenal akan passion-nya terhadap musik, catur, dan cuju.

Cuju tidak hanya dimainkan oleh kelas bangsawan, bahkan pada Dinasti Tang, cuju menjadi tradisi masyarakat Tiongkok pada saat itu yang dimainkan pada festival rakyat.

Baca juga: Sepak Takraw yang Selama Ratusan Tahun Menjadi Olahraga Orang Asia Tenggara

Namun, dengan konflik internal Tiongkok dan invasi dari luar negeri, terutama dari kekuatan Barat, Tiongkok semakin melemah sehingga tidak ada tempat lagi bagi cuju untuk berkembang.
Penghuni dari Barat yang tinggal di Tiongkok dari pertengahan abad ke-19 membawa banyak olahraga Barat yang pada akhirnya membuat cuju semakin dilupakan. Cuju yang awalnya dianggap sebagai permainan masyarakat dan bangsawan, sekarang hanya dianggap sebagai sejarah.

Perkembangan Sepak Takraw di Asia Tenggara hingga Masuk ke Indonesia

Awal mula lahirnya sepak takraw tidak diketahui secara pasti. Namun, secara umum sepak takraw datang ke Asia Tenggara melalui pengaruh Tiongkok. Olahraga sepak takraw berevolusi dari permainan bola kuno Tiongkok, yaitu cuju.

Dilihat dari catatan sejarahnya, popularitas sepak takraw dimulai sejak Kesultanan Malaka pada abad ke-15. Olahraga yang biasa dikenal sebagai kick-volleyball ini pertama kali muncul di dalam manuskrip Melayu dengan judul “Sejarah Melayu”. Namun, pada saat itu sepak takraw dideskripsikan sebagai olahraga yang dinikmati secara berkelompok, bukan olahraga kompetisi antar dua tim.

Dikutip dari historyofsoccer.info, dulunya sepak takraw tidak dimainkan secara kompetitif. Namun, seiring berjalannya waktu, sepak takraw kompetitif semakin digemari, terutama di Malaysia dan Thailand pada abad ke-20.

Melalui arsip sejarahnya, pertandingan sepak takraw kompetitif diadakan pertama kali secara publik pada 1935 sebagai bagian dari perayaan Silver Jubilee untuk George V. Sepak takraw pada saat itu dimainkan di lapangan bulu tangkis yang terletak di Negeri Sembilan. Namun, popularitasnya menyebar ke seluruh Malaysia, khususnya di Penang.

Baca juga: Sejarah Hari Ini (24 Juni 2007) - Lapangan Sepak Takraw Pantai Terbanyak di Bengkalis

Sepak takraw mulai masuk ke Tanah Air sekitar tahun 1970, di mana olahraga ini dibawa oleh Malaysia dan Singapura. Hal ini terjadi karena pada September 1970, Malaysia datang ke Indonesia mempromosikan sepak takraw di berbagai kota di Indonesia seperti Medan, Bandung, dan Jakarta.

Pada saat itu, pengenalan olahraga sepak takraw oleh Malaysia di Indonesia diharapkan dapat memberikan semangat bagi rakyat Indonesia untuk memainkan sepak takraw. Usaha Malaysia di Indonesia membuahkan hasil karena sepak takraw dimainkan oleh banyak orang di beberapa daerah Indonesia.

Dilansir dari bola.com, Sepak takraw di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat berkat pertemuan yang terjadi di Cipayung, Bogor, pada 5 Oktober 1970. Di pertemuan ini, Direktur Jenderal Pendidikan dan Pemuda memberikan arahan bahwa olahraga sepak takraw di Indonesia perlu pengembangan lebih lanjut.

Perintah tersebut menjadi cikal bakal dari lahirnya induk organisasi khusus yang bernama Perserasi (Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia) yang terbentuk pada 1971.

Itulah sejarah singkat mengenai olahraga sepak takraw yang sekarang sangat populer di Indonesia.

Dengan sejarahnya yang dalam, Sepak Takraw membuktikan bahwa hal-hal yang dialami manusia di masa lalu akan meninggalkan bekas bagi manusia di masa depan, memberikan suatu inspirasi dan pengaruh yang berdampak.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.