aveus har curhat susahnya jaring ide menulis sambil jual mi ayam - News | Good News From Indonesia 2025

Aveus Har Curhat Susahnya Jaring Ide Menulis Sambil Jual Mi Ayam

Aveus Har Curhat Susahnya Jaring Ide Menulis Sambil Jual Mi Ayam
images info

Suharso adalah sastrawan Indonesia yang sudah menciptakan sejumlah cerita pendek (cerpen) dan buku. Sejak akhir 1990-an, karya pemilik nama pena Aveus Har tersebut sudah sering mejeng di surat kabar maupun majalah tanah air.

Har pembaca akut dan dari situlah kreativitas menulisnya terbentuk. Berbekal imajinasinya, ia sedemikian rupa menciptakan karya yang membuatnya lebih dikenal oleh pencinta sastra.

Salah satu puncak kesuksesan Har dalam menulis ialah penghargaan Cerpen Terbaik Kompas 2023 yang dianugerahkan kepadanya pada akhir 2024 lalu. Lewat “Istri Sempurna”, ia menyisihkan nama-nama besar seperti Seno Gumira Ajidarma dan Putu Wijaya yang dianggapnya inspirasi dalam berkarya.

Menciptakan karya sastra sesungguhnya tak mudah, dan Har pun merasakan hal itu. Semakin tak mudah pula baginya karena ide-ide menulis terkadang buyar kala ia menggodok mi ayam jualannya.

Ide Hilang saat Membuat Mi Ayam

Warung mi ayam itu terletak di Jalan Pattimura, Mayangan, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Enak atau tidak masalah selera, tapi sang penjual tampak menjamin rasanya tak mengecewakan. Alhasil dengan berani kata “Lezat” ditulis di spanduk warung mi ayam tersebut.

Dalam spanduk itu tertera jelas siapanya, “Mas Harso”. Ya, di warung inilah tiap-tiap kata dan kalimat bergaya sastra dibuat Aveus Har sembari ia meracik mi ayam untuk pelanggan.

Bagi Har tidaklah mudah menjaring ide menulis sembari melayani pelanggan mi ayam. Kadang tidak muncul, tapi sekalinya muncul justru ketika ada pelanggan dan itu hilang begitu saja.

“Kadang yang enggak asyik itu begitu lagi sepi enggak ada (ide), paling baca-baca. Sudah ada ide, eh ada pelanggan. Ta pertahanin tetap aja susah, akhirnya hilang,” ucap Aveus Har kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.

Akan tetapi, mau bagaimana lagi. Mi ayam juga menjadi usaha yang sudah sedari lama menghidupi Har dan keluarganya sejak lama. Memang terkadang ia merasa terpukul ketika ide menulisnya sirna. Akan tetapi, lama kelamaan ia berusaha legawa sambil mencari ide pengganti.

“Awal-awal sih ketika hilang gitu ngerasa sayang. ‘Aduh itu kayaknya bagus tadi’. Ta ingat-ingat, enggak ingat juga. Tapi semakin ke sini kalau hilang ya udah, aku biarin,” kata Har.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.