mengintip makna tradisi siraman adat jawa di pernikahan luna maya - News | Good News From Indonesia 2025

Mengintip Makna Tradisi Siraman Adat Jawa di Pernikahan Luna Maya

Mengintip Makna Tradisi Siraman Adat Jawa di Pernikahan Luna Maya
images info

Pasangan selebritas tanah air, Luna Maya dan Maxime Bouttier, tengah menjadi sorotan publik. Pasangan ini dikabarkan tengah melangsungkan prosesi pernikahan pada 07 Mei 2025. Dilansir dari Detik.com., momen bahagia pasangan ini dilangsungkan di Gianyar, Bali, dan berhasil menuai pujian dari berbagai pihak karena dinilai mampu mempertahankan sentuhan tradisi yang kental dalam rangkaian prosesi pernikahannya. Salah satu prosesi adat yang dijalani dengan khidmat oleh Luna Maya sebelum hari pernikahannya adalah Siraman.

Prosesi siraman merupakan salah satu rangkaian dalam upacara pernikahan adat Jawa yang bermakna penyucian diri kedua mempelai sebelum memasuki kehidupan pernikahan mereka. Istilah siraman sendiri berasal dari bahasa Jawa, yaitu siram yang berarti menyirami atau memandikan. Berdasarkan pengertian tersebut, siraman diartikan sebagai ritual untuk memandikan calon mempelai yang dilakukan sebelum akad nikah dilangsungkan.

Dalam pelaksanaannya, siraman dilakukan dengan menyiram atau mengguyur tubuh calon mempelai dengan air yang sudah dicampur dengan beraneka macam bunga. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Siraman tidak hanya bermakna pembersihan raga saja, tetapi juga menyimbolkan pembersihan jiwa calon mempelai. Harapannya, kedua calon mempelai dapat memulai kehidupan baru sebagai suami istri dalam keadaan suci lahir dan batin.

Orang yang bertugas memandikan atau mengguyur calon mempelai pun tidak dipilih secara sembarangan. Mereka harus memenuhi syarat tertentu, di antaranya harus sudah menikah atau merupakan sesepuh keluarga besar yang sudah menjadi teladan. Pemilihan ini dimaksudkan sebagai bentuk pengharapan berkah dari orang yang memandikan.

Jumlah orang yang memandikan pun sudah ditentukan, harus dalam jumlah ganjil antara tujuh sampai sembilan orang. Jumlah sembilan orang ini sering dimaknai sebagai sembilan wali songo. Masing-masing orang yang sudah ditentukan akan menyiram calon mempelai sebanyak tiga kali sebagai lambang doa dan harapan baik kepada calon mempelai.

Dilansir dari Jakmall, Upacara siraman dalam adat jawa dilaksanakan dalam rangkaian berikut:

Sungkeman

Sungkeman merupakan sebuah prosesi adat yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan dari yang lebih muda kepada pihak yang lebih tua. Dalam prosesi siraman, calon mempelai akan sungkem atau bersujud memohon maaf kepada keluarga dan orang tua. Prosesi ini juga dilakukan untuk memohon doa restu dari keluarga untuk calon mempelai yang akan memasuki kehidupan yang baru.

Siraman

Setelah sungkeman selesai dilakukan, calon mempelai akan dituntun menuju tempat yang sudah disediakan untuk melakukan proses siraman sebagai puncak ritual penyucian diri.

Memecahkan kendi

Orang tua mempelai akan memecahkan kendi yang sudah kosong sebagai simbol harapan agar sang anak dapat bersinar di kehidupan barunya.

Potong Rikmo

Prosesi ini dilakukan dengan memotong rambut kedua calon mempelai yang melambangkan upaya menghilangkan hal-hal buruk yang masih terdapat pada diri calon mempelai.

Bopongan

Biasanya, prosesi ini dilakukan oleh ayah mempelai wanita dengan membopong atau menggendong sang mempelai wanita. Prosesi ini melambangkan kasih sayang sang ayah yang mengantarkan sang anak hingga ke pintu gerbang kehidupan barunya.

Dilansir dari radarbanyuwangi, prosesi siraman yang dilaksanakan oleh Luna Maya memiliki keunikan tersendiri. Air yang digunakan dalam upacara siraman Luna Maya diambil dari tujuh sumber berbeda.

Sumber air tersebut merupakan tempat-tempat yang memiliki arti penting dalam kehidupan sang mempelai wanita, Luna Maya, yakni air yang berasal dari kediaman pribadinya, kantor Travel Secret, rumah almarhum kakeknya dari pihak ayah, Masjid Al-Azhar di Jakarta, rumah ibunya di Bali, lokasi akad nikah, serta air zamzam dari Mekkah.

Air yang diambil dari ketujuh sumber berbeda ini kemudian dicampur dalam satu gentong tanah liat dan diberikan campuran berbagai macam kembang.

Di tengah modernisasi, tradisi siramanmenjadi salah satu tradisi yang masih setia dijaga oleh masyarakat Jawa. Selain makna simbolisnya sebagai bentuk penyucian diri, prosesi siraman juga menjadi momen sakral bagi keluarga dan kerabat untuk menyampaikan pesan dan doa mereka kepada kedua mempelai yang akan mengarungi kehidupan baru.

Luna Maya menjadi salah satu contoh publik figur yang tetap mencintai dan melestarikan budaya leluhurnya meski berada di tengah-tengah arus modernisasi. Keputusannya untuk tetap menjalani prosesi siraman membuktikan bahwa tradisi bukanlah sesuatu yang sudah usang, melainkan warisan berharga yang patut dijunjung dan terus dilestarikan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.