inovasi pendidikan karakter di jabar menuai respon positif masyarakat - News | Good News From Indonesia 2025

Inovasi Pendidikan Karakter di Jabar Menuai Respon Positif Masyarakat

Inovasi Pendidikan Karakter di Jabar Menuai Respon Positif Masyarakat
images info

Kawan GNFI, di tengah berbagai tantangan generasi muda, terutama yang berkaitan dengan kedisiplinan, etika, dan tanggung jawab sosial, Gubernur Jawa Barat meluncurkan kebijakan untuk mengirim siswa-siswa yang bermasalah atau kecanduan game ke barak militer. Tujuannya membentuk karakter kuat melalui pembinaan bersama TNI.

Meski sempat menuai perdebatan di kalangan akademisi, kebijakan ini justru mendapat dukungan besar dari masyarakat. Banyak yang menilai bahwa program ini merupakan langkah solutif yang dibutuhkan saat pendekatan konvensional di sekolah dan rumah tak lagi memadai.

Mari kita telaah secara positif dan mendalam, bagaimana kebijakan ini bekerja, apa motivasinya, serta dampak jangka panjangnya bagi masa depan pendidikan dan sosial masyarakat Indonesia.

Pendekatan Baru dalam Mendidik Generasi Muda

Dedi Mulyadi, dalam kasus siswa nakal, menyadari bahwa fenomena ini bukan sekadar masalah perilaku, tetapi juga tantangan pendidikan karakter di era digital.

Melalui kebijakan ini, siswa yang memiliki kecenderungan menyimpang seperti bolos, merokok, minum alkohol, atau kecanduan bermain game akan dibina selama enam bulan dalam barak militer. Mereka akan dilatih langsung oleh TNI untuk meningkatkan kedisiplinan, tanggung jawab, dan semangat nasionalisme.

Yang membedakan, program ini tidak bermuatan kekerasan atau pelatihan militer ala perang. Sebaliknya, fokusnya adalah pendidikan karakter, nilai yang sejatinya menjadi akar dalam pembentukan generasi emas Indonesia.

40 Program Kerja Gubernur Terpilih Pramono Anung, Solusi untuk Permasalahan Jakarta

Dukungan Masyarakat, Sebuah Tanda Harapan

Respon masyarakat terhadap kebijakan ini sangat positif. Banyak orang tua merasa terbantu dengan adanya alternatif pembinaan ini. Bahkan, beberapa dari mereka secara sukarela mengusulkan anak-anak mereka untuk bergabung dalam program ini. Ini menunjukkan bahwa masyarakat haus akan solusi nyata dalam membentuk akhlak dan perilaku generasi muda.

Dukungan juga datang dari tokoh nasional, seperti Menteri HAM Natalius Pigai, yang menilai kebijakan ini tidak melanggar prinsip HAM selama tidak menggunakan kekerasan fisik.

Menurutnya, pendidikan karakter melalui lingkungan yang tegas justru bisa menjadi pembuka jalan menuju perubahan yang lebih baik.

Dimensi Politik, Pemimpin yang Berani Melawan Arus

Kawan GNFI, dari kacamata politik, langkah ini bisa dibaca sebagai inovasi kepemimpinan yang berani. Ia memilih untuk tidak sekadar membuat regulasi di atas kertas, tetapi langsung turun tangan mencari solusi konkret. Dalam dunia politik, kebijakan seperti ini sering disebut sebagai bentuk politik populis progresif, yakni ketika seorang pemimpin menghadirkan jawaban atas kegelisahan masyarakat luas.

Meskipun beberapa pihak menilai pendekatan ini “terlalu tegas,” tetapi program tersebut menunjukkan bahwa keberanian membuat kebijakan tidak selalu berarti anti-demokrasi.

Justru, dalam konteks Jawa Barat yang padat penduduk dan penuh tantangan sosial, dibutuhkan pemimpin yang bisa mengambil sikap cepat dan efektif.

Mendorong Kolaborasi: TNI sebagai Mitra Strategis Pendidikan

Kolaborasi antara pemerintah daerah dan TNI dalam konteks pendidikan karakter merupakan pendekatan yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan sinergi antar lembaga untuk tujuan sosial yang lebih besar.

TNI, yang selama ini dikenal dengan ketegasan dan kedisiplinannya, menjadi mitra ideal dalam membentuk pola pikir dan perilaku remaja yang lebih baik.

Ketika Bung Hatta Pilih Tanggal Pernikahan untuk Ejek Gubernur Jenderal Belanda

Dalam program ini, para siswa dibina untuk mengenal nilai kebangsaan, etika sosial, serta mengembangkan keterampilan dasar seperti manajemen waktu, kepemimpinan, dan kerjasama tim.

Program ini pun tidak meniadakan pendidikan formal. Setelah enam bulan pembinaan, siswa akan kembali ke sekolah dengan semangat baru dan orientasi hidup yang lebih sehat.

Harapan Jangka Panjang, Bangun Generasi yang Tangguh dan Berkarakter

Bila dikembangkan secara sistematis dan diintegrasikan dengan kurikulum nasional, program ini berpotensi menjadi model pendidikan karakter nasional. Indonesia membutuhkan generasi yang bukan hanya cerdas secara akademik, tetapi juga tangguh secara mental dan siap bersaing secara global.

Bayangkan jika pendekatan serupa bisa diterapkan di berbagai daerah, dengan dukungan sistematis dari pemerintah pusat. Indonesia akan punya generasi muda yang tidak mudah menyerah, punya rasa hormat, dan bertanggung jawab atas pilihannya.

Saatnya Menyambut Inovasi dengan Optimisme

Kawan GNFI, di tengah tantangan zaman, dibutuhkan kebijakan yang bukan hanya kreatif, tetapi juga berani. Kebijakan Gubernur Jawa Barat dalam menangani siswa bermasalah melalui pembinaan militer adalah bentuk nyata inovasi sosial yang berorientasi pada hasil.

Meski tak luput dari kritik, arah kebijakan ini tetap menunjukkan semangat membangun, bukan menghukum.

Sebagai masyarakat, sudah waktunya kita memberi ruang pada pendekatan-pendekatan baru yang konstruktif. Karena di balik setiap terobosan besar, selalu ada keberanian untuk mencoba, belajar, dan memperbaiki.

Dan di balik setiap anak yang hari ini “nakal” atau tersesat arah, selalu ada peluang besar untuk berubah asal diberi kesempatan, pembinaan dan dukungan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

OA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.