ketika overthinking menghantui mahasiswa fakta dan cara mengatasinya - News | Good News From Indonesia 2025

Ketika Overthinking Menghantui Mahasiswa, Fakta dan Cara Mengatasinya

Ketika Overthinking Menghantui Mahasiswa, Fakta dan Cara Mengatasinya
images info

Overthinking adalah kondisi di mana seseorang memikirkan sesuatu secara berlebihan dan berulang-ulang hingga menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Hal ini berbeda dengan berpikir mendalam yang bersifat kritis dan konstruktif. Menurut Ikatan Dokter Indonesia (IDI), overthinking dapat memicu gangguan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, dan depresi karena pikiran yang terus berputar tanpa menghasilkan solusi nyata.

Berpikir mendalam, di sisi lain, membantu seseorang menganalisis masalah secara objektif dan mencari solusi secara rasional. Sebaliknya, overthinking membuat seseorang sulit fokus, merasa lelah secara mental, dan terperangkap dalam siklus kekhawatiran yang tidak produktif.

Studi dari American Psychological Association (APA) juga menunjukkan bahwa overthinking berkontribusi pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas, terutama pada kelompok usia muda yang sedang menghadapi banyak tekanan, seperti mahasiswa.

Hasil Survei: Prevalensi Overthinking di Kalangan Mahasiswa

Saya melakukan survei pada tanggal 30 April 2025 terhadap 40 mahasiswa semester 4 dan 6 menggunakan Google Form secara anonim. Hasilnya menunjukkan bahwa 47,5% mahasiswa mengaku sering mengalami overthinking, sementara 35% lainnya mengalaminya kadang-kadang. Hanya 5% responden yang tidak pernah mengalami overthinking. Data ini mengindikasikan bahwa fenomena overthinking sangat umum terjadi di kalangan mahasiswa.

Topik yang paling sering memicu overthinking adalah kekhawatiran tentang masa depan, yang mencakup karier dan keuangan, dengan 95% responden menyebutnya. Selain itu, 65% mahasiswa merasa akademik seperti tugas, nilai, dan skripsi menjadi sumber overthinking, diikuti oleh masalah hubungan pribadi (47,5%).

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American College Health, yang menyatakan bahwa ketidakpastian masa depan dan tekanan akademik merupakan faktor utama yang menyebabkan stres dan kecemasan di kalangan mahasiswa.

Dampak Overthinking terhadap Keseharian dan Akademik Mahasiswa

Dampak overthinking terhadap kehidupan sehari-hari mahasiswa cukup signifikan. Sebanyak 60% responden menyatakan bahwa overthinking sangat atau cukup mempengaruhi aktivitas mereka. Dampak yang paling dirasakan adalah kesulitan fokus dan kecemasan yang terus-menerus (55%), diikuti oleh kecenderungan menunda-nunda tugas (45%) dan gangguan tidur yang menyebabkan kelelahan kronis (40%).

Menurut riset dari National Institute of Mental Health (NIMH), gangguan tidur dan kecemasan yang berkelanjutan dapat memperburuk performa akademik dan kesehatan mental secara keseluruhan. Kondisi ini menegaskan pentingnya pengelolaan stres dan overthinking agar mahasiswa dapat menjalani studi dengan lebih optimal dan sehat secara mental.

Cara Mahasiswa Menghadapi Overthinking

Dalam menghadapi overthinking, mahasiswa memiliki berbagai cara. Sebagian besar responden (55%) mengalihkan pikiran dengan bermain HP atau scroll media sosial, sementara 52,5% memilih tidur sebagai cara untuk mengatasi pikiran yang berlebihan. Namun, 47,5% juga mengaku menangis saat mengalami overthinking, yang menunjukkan tingkat stres yang cukup tinggi.

Menariknya, lebih dari setengah responden (52,5%) tidak menceritakan overthinking mereka kepada siapapun. Dari yang berbagi, teman dekat menjadi pilihan utama (37,5%), diikuti keluarga (22,5%) dan pasangan (12,5%). Studi dari Mental Health Foundation Inggris menekankan bahwa dukungan sosial merupakan salah satu faktor kunci dalam mengurangi dampak negatif overthinking dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Rekomendasi untuk Mengurangi Overthinking

Responden memberikan berbagai saran untuk mengurangi overthinking, seperti memperbanyak waktu bersama teman, mendapatkan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar, menjaga pola tidur yang sehat, melakukan hobi dan olahraga, serta memperkuat hubungan spiritual. Banyak yang menekankan pentingnya lingkungan yang suportif dan aktivitas positif sebagai cara efektif mengatasi overthinking.

Hal ini sejalan dengan rekomendasi dari American Psychological Association (APA) yang menyarankan pendekatan holistik dalam mengelola overthinking, yaitu melalui dukungan sosial, pola hidup sehat, aktivitas fisik, dan teknik relaksasi seperti meditasi dan journaling. Dengan strategi ini, mahasiswa dapat mengurangi kecemasan berlebihan dan meningkatkan fokus serta kesejahteraan secara menyeluruh.

Kesimpulan: Pentingnya Dukungan dan Kesadaran

Survei ini memberikan gambaran nyata tentang besarnya masalah overthinking di kalangan mahasiswa, terutama terkait tekanan akademik dan kekhawatiran masa depan. Dengan prevalensi yang tinggi dan dampak signifikan terhadap keseharian dan kesehatan mental, penting bagi institusi pendidikan dan lingkungan sekitar untuk menyediakan dukungan yang memadai.

Kesadaran akan perbedaan antara berpikir kritis dan overthinking serta penerapan strategi pengelolaan pikiran yang sehat dapat membantu mahasiswa menjalani masa studi dengan lebih produktif dan seimbang. Dukungan dari keluarga, teman, dan lingkungan kampus yang positif menjadi kunci utama dalam membantu mahasiswa mengatasi overthinking dan menjaga kesehatan mental mereka.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HQ
AB
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.