ketika titiek puspa dukung ellyas pical jadi juara dunia - News | Good News From Indonesia 2025

Ketika Titiek Puspa Dukung Ellyas Pical Jadi Juara Dunia

Ketika Titiek Puspa Dukung Ellyas Pical Jadi Juara Dunia
images info

Ellyas Pical menjadi legenda tinju nasional seusai menyabet gelar juara dunia. Prestasi fenomenal itu dicetaknya pada 3 Mei 1985 silam di hadapan belasan ribuan orang yang hadir di Istora Senayan, Jakarta.

Kala itu, Elly bertarung melawan petinju Korea Selatan, Chun Ju-do (media cetak tempo itu sering menulisnya: Ju Do Chun) dalam perebutan gelar juara dunia kelas super terbang International Boxing Federation (IBF). Pemuda kelahiran Saparua, sebuah pulau kecil di Maluku Tengah, kurang begitu diunggulkan karena sang calon lawan lebih kenyang pengalaman di gelanggang internasional.

Namun, bukan berarti Elly sama sekali tidak punya potensi menang. Menurut Ferry Moniaga - petinju Indonesia yang pernah beraksi di Olimpiade 1972 - bermain di depan pendukung sendiri menjadi salah satu faktor berharga bagi Elly agar bisa mencetak sejarah untuk tinju Indonesia.

Suara-suara dukungan dan harapan memang lantang ditujukan ke Elly, bahkan sebelum ia bertanding. Salah satu yang memberikan semangat ialah biduanita tersohor, Titiek Puspa.

Dukungan Titiek Puspa

Elly banjir dukungan menjelang hari-hari pertandingan dimulai. Mulai dari masyarakat umum, pesohor, sampai pejabat negara berharap besar agar ia bisa merebut sabuk IBF dari Chun Ju-do sang juara bertahan.

Titiek Puspa contohnya. Pelantun tembang “Kupu-Kupu Malam” itu sebenarnya tidak menyukai olahraga tinju karena tidak tega melihat dua petarung saling adu pukul. Akan tetapi, ia tetap memberi harapan besar agar Elly bisa meraih juara.

“Saya kan cinta produksi Indonesia,” ujar Titiek Puspa, dikutip Good News From Indonesia dari artikel harian Kompas berjudul “Wapres Doakan Ellyas Pical Menang” terbitan 3 Mei 1985.

Penyanyi Hetty Koes Endang senada dengan Titiek Puspa. Ia percaya Elly bisa keluar sebagai pemenang jika sang lawan tidak diberi kesempatan menyerang.

“Pokoknya tonjok wae lah si Korea itu,” ungkap Hetty, masih dari artikel yang sama.

Elly Juara, Kota Ambon Berpesta

Sekitar belasan ribu orang memadati gedung Istora Senayan, Jakarta, pada 3 Mei 1985. Pekik suara dukungan begitu terasa saat pertandingan tinju kelas super terbang IBF antara Ellyas Pical vs Chun Ju-do pimpinan wasit asal Amerika Serikat, Joe Cortez, tengah dimulai.

Setelah hitungan jam, ramai suara dukungan semakin pecah seusai Elly memukul jatuh Chun Ju-do pada ronde ke-8. Luapan gembira pun menggelora di seisi ruangan Istora yang kemudian pelan tapi pasti menular ke orang-orang yang menunggu kabar dari kejauhan.

Kota Ambon adalah salah satu kota yang paling gembira. Para pendukung dari yang tua, muda, laki-laki, sampai perempuan berpesta menyambut kemenangan Ellyas Pical di ibu kota.

“Jalan-jalan utama Kota Ambon dipadati masyarakat yang bergairah tinggi dan berdendang lagu ‘Ambon manise, Elly manise dll’,” tulis Sinar Harapan dalam artikel “Elly Juara, Kota Ambon Kesurupan” terbitan 4 Mei 1985.

Kesuksesan Ellyas Pical adalah kegembiraan bagi banyak orang. Gelar juara dunianya dinilai menjadi tanda bahwa Indonesia bisa keluar dari ketergantungan pada bulu tangkis dalam mencetak prestasi di level internasional.

Elly sendiri lantas diganjar berbagai hadiah dan penghargaan dari berbagai pihak. Salah satunya yang ia dapatkan ialah sebuah arloji Baume et Mercier dari Presiden Suharto.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Dimas Wahyu Indrajaya lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Dimas Wahyu Indrajaya.

DW
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.