Di zaman serba digital seperti sekarang, kita hidup di tengah derasnya arus informasi dan unggahan kehidupan orang lain. Setiap hari, media sosial menyuguhkan potret kehidupan yang terlihat ideal, mulai dari pencapaian karier, momen pernikahan, liburan mewah, hingga gaya hidup glamor.
Hal ini sering kali memicu rasa cemas, takut tertinggal, atau perasaan kurang dalam diri kita. Inilah yang disebut FOMO (Fear of Missing Out) atau rasa takut tertinggal dari orang lain.
Fenomena tersebut bukan hanya memengaruhi pikiran, tetapi juga bisa melemahkan hati, membuat seseorang kehilangan rasa syukur dan arah dalam menjalani hidupnya.
Dalam kondisi seperti ini, penting bsgi kita sebagai seorang muslim untuk kembali merenungi apa sebenarnya tujuan hidup kita dan kepada siapa seharusnya kita menaruh harapan serta rasa cukup.
Dalam ajaran Islam, proses mengenal diri sendiri dianggap sebagai langkah pertama untuk lebih dekat dengan Allah.
Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya."
Dengan mengenali kelebihan dan kekurangan diri, kita dapat meningkatkan kualitas hidup. Dunia digital memang menawarkan berbagai peluang.
FOMO, Fenomena yang Memberikan Dampak Negatif bagi Kepercayaan Diri dan Cara Mengatasinya
Namun, kita harus ingat bahwa setiap individu telah diberikan jalannya masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah SWT, Maka jangan sekali-kali kita mengikuti standar digital untuk keberlangsungan hidup.
Sayangnya, banyak dari kita justru membandingkan diri dengan orang lain berdasarkan tampilan dunia maya yang hanya menampilkan sisi terbaiknya. Kita lupa bahwa belum tentu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya.
Dalam hal ini, Rasulullah SAW memberi nasihat, "Lihatlah kepada orang yang lebih rendah darimu dalam urusan dunia, dan jangan melihat kepada yang lebih tinggi, agar kamu tidak meremehkan nikmat Allah kepadamu." (HR. Muslim).
Gunakan Media Digital dengan Bijak
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “Dan jangan mengikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran, penglihatan, dan hati akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36).
Ayat ini mengingatkan kita untuk lebih bijaksana dalam memilih informasi yang kita terima. Teknologi seharusnya digunakan untuk hal-hal bermanfaat, seperti memperdalam ilmu, memperluas jaringan kebaikan, dan menyebarkan dakwah, serta memperkuat ukhuwah.
Hindari membandingkan diri dengan pencapaian orang lain yang terlihat di layar. Karena dalam Islam, nilai tertinggi seseorang bukan dihitung dari seberapa banyak hartanya maupun sepopuler apa dia.
Oleh karena itu, nikmatilah setiap langkah dalam proses perubahan diri. perubahan kecil yang konsisten lebih bernilai di hadapan Allah dibandingkan usaha besar yang dilakukan sekali-sekali.
Menjaga Kesehatan Jiwa dan Hati
Menjaga kesehatan jiwa dan rohani adalah hal yang sangat penting. Dalam Islam, dzikir, sholat, membaca Al-Qur’an, serta menjaga hubungan baik dengan sesama adalah cara menjaga kedamaian hati.
FOMO vs JOMO: Tantangan Fresh Graduate Menuju Kesuksesan
Di tengah kesibukan dunia digital, luangkan waktu untuk menenangkan hati, beribadah, dan mempererat hubungan dengan Allah. Islam memberikan kita panduan yang jelas untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.
Dalam menghadapi perubahan zaman, kita harus tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan berusaha menjadi hamba yang diridhai oleh Allah SWT.
Menjalani kehidupan di era modern memang penuh godaan dan tantangan. Namun, dengan keimanan yang teguh dan pemahaman yang benar, kita bisa tetap teguh memegang prinsip dan terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.
Tak perlu takut tertinggal, karena jalan hidup sudah Allah tetapkan. Percayalah, Allah tidak pernah terlambat dalam memberi.
Jika hari ini kita belum sampai pada titik yang kita harapkan, bisa jadi itu adalah bentuk perlindungan atau persiapan menuju sesuatu yang lebih baik. Allah tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Hidup bukan perlombaan untuk menjadi populer, tetapi perjuangan menjadi pribadi yang paling bertakwa. Maka, berhentilah merasa tertinggal hanya karena belum seperti mereka yang kita lihat di media sosial. Fokuslah pada perkembangna diri, bukan validasi.
Mengapa Kita Takut Ketinggalan? FOMO dengan Gejala dan Dampak yang Tersembunyi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News