Umumnya ketika Kawan GNFI mendengar kata-kata "bunga khas Indonesia", Kawan pasti akan membayangkan bunga bangkai atau bunga melati.
Meski demikian, Indonesia diberkati tanah yang subur dan unik sehingga keanekaragaman hayatinya, terutama di sektor flora, jauh lebih kaya dibandingkan yang diketahui orang.
Kali ini Kawan GNFI diajak untuk mengenal tiga bunga tercantik khas Indonesia yang jarang diketahui orang-orang.
Bunga Melati dalam Berbagai Tradisi di Indonesia
Si Lidah Hitam, Anggrek Hitam
Bunga anggrek memang lebih sering diasosiasikan dengan Singapura. Namun, anggrek hitam merupakan tanaman endemik yang hanya bisa ditemui di Indonesia. Si Lidah Hitam dengan nama ilmiah Coelogyne pandurata ini merupakan penduduk asli hutan Kalimantan dan telah menjadi maskot keanekaragaman flora untuk wilayah Kalimatan Timur.
Salah satu habitat asli anggrek ini adalah Cagar Alam Padang Luway, Kalimantan Timur.
Seperti anggrek pada umumnya, anggrek hitam hidup sebagai epifit sehingga sering ditemukan menempel pada batang kayu. Anggrek hitam tumbuh bergerombol dan memiliki umbi berbentuk bulat dan pipih.
Meskipun dijuluki anggrek hitam, penampilan bunga berjumlah lima hingga delapan kuntum tersebut justru didominasi oleh warna hijau kekuningan dengan bibir bunga bercorak kehitaman.
Tentunya anggrek hitam tidak lepas dari ancaman kepunahan. Kebakaran hutan yang marak terjadi di Kalimantan merupakan faktor utama berkurangnya jumlah anggrek hitam secara drastis.
Selain itu kegiatan perkebunan karet yang dilakukan oleh warga juga mengganggu habitat asli dari anggrek tersebut.
Apa Bedanya Anggrek Hitam Kalimantan dan Papua?
Bunga Abadi, Si Cantik Edelweis Jawa
Berbeda dengan Leontopodium alpinum dari pegunungan Alpen, Anaphalis javanica atau edelweis jawa merupakan penguasa jalur pendakian gunung Bromo, Jawa Timur. Dikenal dengan nama lain 'Senduro', bunga ini hidup di tanah vulkanik pada ketinggian 2.000 meter dan mekar pada awal musim kemarau, sekitar bulan April menuju September.
Oleh karena itu, tidak heran apabila untuk melihat bunga yang melambangkan keabadian ini butuh perjuangan ekstra.
Edelweis sendiri memiliki sekitar lima bunga berbentuk corong yang didominasi oleh warna kuning dan mahkota berwarna putih yang menyerupai wol.
Daunnya berbentuk lancip dan memanjang serta ditutupi oleh bulu-bulu putih yang halus. Sama dengan anggrek, edelweis meurpakan tumbuhan epifit yang menempel pada tumbuhan lainnya.
Pemilihan bunga edelweis sebagai lambang keabadian memang bukan tanpa alasan. Dihadapkan dengan kondisi cuaca dan ketinggian pegunungan yang ekstrem, edelweis dibekali dengan berbagai zat kimiawi seperti hormon etilen dan vitamin C sehingga bunga tersebut layu lebih lambat.
Sayangnya keabadian bunga edelweis terancam akibat ulah manusia. Penampilannya yang cantik memancing warga sekitar dan wisatawan untuk memetik edelweis sebagai cindera mata sehingga jumlahnya kian berkurang.
Mengenal Edelweis Rawa, Bunga 'Abadi' Langka yang Dirusak di Ranca Upas
Si Unik yang Jarang Didengar, Ki Leho Bereum
Sesuai dengan namanya, Ki Leho Bereum atau Sauria cauliflora merupakan tanaman endemik Indonesia yang ditemukan di Jawa Barat, tepatnya di Gunung Galunggung. Akibat habitatnya yang cenderung berada di dekat dengan aliran sungai, tanaman tersebut berhubungan erat dengan ekologi air.
Ki Leho Bereum umumnya ditemui dalam bentuk semak-semak. Meski demikian, apabila berada dalam kondisi tertentu, ia bisa tumbuh tinggi hingga mencapai sepuluh meter. Tanaman ini memiliki bunga bermahkota putih yang cantik dengan benang sari kekuningan yang menonjol.
Selain itu, buahnya yang berwarna kemerahan dengan bentuk oval juga menambah daya tarik tanaman tersebut.
Sayangnya si cantik ini tidak lepas dari daftar merah lembaga International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status rentan.
Di dalam kehidupan sehari-hari, tanaman Ki Leho Bereum memiliki berbagai khasiat bagi manusia.
Berdasarkan beberapa penelitian, tanaman tersebut memiliki kandungan senyawa flavonoid dengan myricetin serta senyawa iridoid. Kedua senyawa tersebut dapat menangani masalah kesehatan seperti insomnia, kolestrerol, serta memaksimalkan kinerja otak.
Meskipun menarik, ketiganya tidak dapat ditanam sembarangan ya, Kawan GNFI. Dibutuhkan habitat spesifik dan perlakuan khusus agar tanaman tersebut dapat menghasilkan bunga yang cantik dan sehat.
Oleh karena itu, mari Kawan upayakan konservasi habitat dari bunga-bunga tersebut agar mereka terus lestari di tanah Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News