Tak heran jika Bunga melati menjadi salah satu tanaman hias yang paling populer di dunia. Keindahan bunganya yang putih bersih, juga aroma harumnya yang khas menjadikan melati banyak digandrungi pecinta tanaman hias.
Sebagai sebuah tanaman, Melati ternyata memiliki beragam simbolisme yang turut mencerminkan nilai-nilai luhur yang dipegang banyak budaya. Dalam bahasa Inggris, melati disebut “Jasmine” yang berasal dari nama latin Jaminum. Selain itu, Jasmine juga beradal dari bahasa Persia, yaitu yasmin yang berarti “hadiah dari Tuhan”.
Secara internasional, bunga melati memiliki makna-makna yang berbeda. Di Amerika Serikat, bunga melati dilambangkan sebagai cinta dan kecantikan. Sementara di Thailand, bunga ini dikaitkan dengan kasih sayang ibu dan penghormatan kepada orang tua.
Di Indonesia, melati melambangkan kesucian, ketulusan, dan kesederhanaan. Bahkan, bunga melati, terutama Jasminum sambac, menjadi salah satu puspa nasional yang dijuluki "Puspa Bangsa," melambangkan kesucian dan kemurnian, serta menjadi bagian integral dari berbagai tradisi dan budaya. Melati menjadi cerminan keindahan dan keberagaman Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi.
Baca juga: 3 Bunga Nasional Khas Indonesia: Melati Putih, Anggrek Bulan, dan Padma Raksasa
Selain sebagai tanaman hias, bunga melati juga memiliki beragam manfaat dan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti aroma bunganya yang khas dimanfaatkan dalam pembuatan wewangian atau parfum hingga produk kecantikan. Bunga melati pun juga bisa menjadi bahan pelengkap dalam makanan atau minuman, salah satunya untuk pembuatan teh melati.
Melati dalam Berbagai Tradisi di Indonesia
Bunga melati lekat dengan filosofis makna dan simbolisme nya. Selain itu, semerbak harum wanginya bunga melati membuatnya dijadikan sebagai simbol kecantikan dan keluhuran. Sehingga tak jarang tanaman bunga ini sering didapati sebagai pelengkap dalam beragam ritual atau tradisi di Indonesia, mulai dari upacara pernikahan sampai ritual keagamaan.
1. Melati dalam Pernikahan Adat
Melati melambangkan kesucian, keanggunan, dan ketulusan cinta, menjadikannya elemen penting dalam berbagai tradisi adat, termasuk pernikahan. Aroma khasnya yang lembut dan warna putihnya yang murni dipercaya membawa kedamaian, sehingga cocok untuk acara sakral seperti pernikahan. Hampir seluruh pernikahan adat di Indonesia menggunakan melati, baik sebagai hiasan pengantin maupun bagian dari dekorasi.
Yang paling menonjol ialah penggunaan melati dalam pernikahan adat Jawa. Melati digunakan dalam bentuk “Tibo Dodo”, yakni melati yang telah dironce, menghiasi kepala hingga pinggang pengantin wanita, juga sebagai hiasan sanggul. Sedangkan pada pernikahan Sunda, ronce melati seperti mangle pasung dan mangle sisir digunakan untuk melengkapi busana pengantin adat Sunda.
Di wilayah lain yakni Sumatra Selatan, khususnya Palembang, melati yang berwarna putih menjadi elemen utama dalam menghias mahkota pengantin yang berwana emas. Melati biasanya dirangkai dalam bentuk jaring untuk menghiasi kepala pengantin wanita. Kombinasi warna emas dan putih melati memberikan kesan keindahan abadi sekaligus menunjukkan status sosial yang tinggi dalam tradisi adat Palembang.
2. Tradisi Nyekar yang Menggunakan Bunga Melati
Nyekar merupakan tradisi ziarah kubur yang dilakukan dengan menabur bunga di makam. Biasanya, masyarakat Indonesia melakukan nyekar ini saat menjelang bulan Ramadan atau saat Hari Raya Idul Fitri.
Dalam tradisi nyekar, bunga yang digunakan berupa kembang tujuh rupa. Bunga melati menjadi bagian utama dalam rangkaian kembang tujuh rupa yang ditaburkan di atas makam.
Selain karena aromanya yang harum dan menyenangkan, bunga melati dipilih karena nilai simbolismenya dalam Islam yang kental untuk penghormatan dan doa kepada orang yang telah meninggal. Penggunaan bunga ini juga berakar pada praktik spiritual yang meyakini bahwa keharuman melati dapat membawa ketenangan bagi jiwa dan meringankan beban ahli kubur.
3. Bunga Melati yang Melengkapi Upacara Adat Bali
Warga Hindu di Bali terkenal dengan beragam upacara adatnya. Dalam melakukan upacara adat, warga Hindu di Bali kerap menggunakan beragam pelengkap upacara yakni salah satunya bunga melati.
Melati kerap digunakan sebagai bagian dari persembahan kepada Hyang Widhi, para dewa dan arwah leluhur. Sebagai bagian dari canang sari atau sesajen, melati melambangkan kemurnian hati dan ketulusan umat Hindu dalam menjalankan ibadah. Selain itu, keharuman dan kesucian bunga melati diyakini dapat menyampaikan doa-doa secara lebih efektif kepada para dewa, menciptakan suasana sakral dalam ritual.
Baca juga: Bunga Melati Putih : Ciri dan Manfaat Flora di Indonesia yang Menjadi Puspa Bangsa
4. Peran Melati dalam Budaya Wetonan
Tradisi wetonan adalah tradisi masyarakat Jawa untuk memperingati hari lahir seseorang berdasarkan kalender Jawa. Disebut juga sebagai wedalan, tradisi ini bertujuan untuk mensyukuri kelahiran seseorang, memohon keselamatan, mendoakan bayi agar terhindar dari bahaya dan diberi umur yang panjang serta keberkahan, juga untuk menghormati sedulur papat, yaitu air kawah, ari-ari, getih, dan puser.
Dalam tradisi wetonan ini, bunga melati digunakan dalam rangkaian kembang tujuh rupa yang ditempatkan di bawah tempat tidur. Wanginya yang harum dan menenangkan dari bunga melati melambangkan ketenangan hati dan kebijaksanaan dalam bertindak. Dengan demikian, seseorang dapat merenungkan kembali perjalanan hidupnya dan dapat mengambil suatu keputusan secara bijak.
5. Melati dalam Perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram
Secara simbolis, bunga melati identik dengan nilai-nilai keluhuran dalam agama Islam. Oleh karenanya, tak jarang apabila bunga melati digunakan juga dalam budaya Islam di Indonesia, salah satunya untuk perayaan 1 Muharram sebagai Tahun Baru Islam.
Perayaan 1 Muharram atau 1 Suro di Jawa sendiri memang sedikit berbeda. Ada beragam jenis kegiatan dalam menyambut malam 1 Suro di budaya Jawa yang dalam beberapa tradisinya juga menggunakan bunga melati.
Dalam budaya Jawa, melati sering digunakan sebagai bagian dari sesaji kembar mayang yang terdiri dari tujuh kuntum bunga. Melati melambangkan harapan akan kehidupan yang lebih suci dan bermakna di tahun baru, sejalan dengan semangat hijrah yang menjadi inti dari perayaan ini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News