media tradisional dan media baru mana yang lebih menguntungkan - News | Good News From Indonesia 2025

Media Tradisional dan Media Baru, Mana yang Lebih Menguntungkan?

Media Tradisional dan Media Baru, Mana yang Lebih Menguntungkan?
images info

Istilah "media tradisional" dan "media baru" sering diperdebatkan dalam komunikasi kontemporer, terutama tentang seberapa efektif dan berguna masing-masing. Surat kabar, majalah, radio, televisi, dan papan reklame adalah contoh media tradisional, yang merupakan jenis media yang sudah ada sebelum era digital.

Di sisi lain, media baru, yang muncul sebagai dari hasil adanya kemajuan teknologi digital dan internet, mencakup adanya platform seperti media sosial, website, blog, podcast, aplikasi mobile, dan layanan streaming video. Platform ini sangat memungkinkan komunikasi secara dua arah, bahkan multi-arah, antara pembuat kontes.

Tingkat adanya kredibilitas yang tinggi merupakan keuntungan utama bagi media tradisional. Sebelum berita didistribusikan, media seperti surat kabar terkenal atau saluran televisi nasional biasanya melakukan proses seleksi, editing, dan verifikasi data yang ketat.

Generasi yang lebih tua khususnya masih sangat mengandalkan kepercayaan terhadap media jenis ini berkat standar etika jurnalistik yang mereka pegang. Kredibilitas ini sangat penting ketika membangun suatu reputasi merek atau menyebar luaskan informasi sensitif.

Selain itu, media tradisional memiliki basis pengguna yang luas, terutama di kalangan usia yang belum sepenuhnya beralih ke dunia digital.

Media konvensional, di sisi lain, memiliki beberapa keterbatasan meskipun memiliki banyak keunggulan. Produksi konten seperti iklan televisi atau artikel surat kabar membutuhkan banyak waktu, biaya, dan tenaga.

Karena bergantung pada jadwal tayang atau distribusi fisik, penyebaran informasi juga agak lama. Selain itu, keterbatasan geografis yang dihadapi oleh media konvensional menjadi masalah yang signifikan di zaman modern yang sangat globalisasi.

Ini karena siaran atau distribusi fisik tidak selalu dapat mencapai batas negara atau wilayah terpencil tanpa infrastruktur yang diperlukan.

Munculnya media baru dapat mengubah dalam dunia komunikasi. Media baru adalah pilihan utama bagi banyak orang dan bisnis karena sangat gampang dibuat, didistribusikan, dan dikonsumsi informasi secara instan di seluruh penjuru dunia.

Platform seperti Instagram, YouTube dan Tiktok sangat dapat memungkinkan semua orang untuk membuat konten yang dapat diakses dalam hitungan detik oleh jutaan orang tanpa membuat konten.

Biaya produksi juga menjadi jauh lebih rendah hanya dengan menggunakan smartphone dan koneksi internet, seseorang dapat membuat kampanye pemasaran, video blog, atau podcast yang sangat menarik.

Media baru sangat efektif dari sudut pandang dalam bisnis. Dengan fitur seperti iklan berbasis data, personalisasi konten, dan kemampuan untuk menganalisis perilaku pengguna secara real-time, bisnis dapat menargetkan secara langsung audiens mereka dengan tepat.

Media baru memungkinkan untuk pendekatan pribadi yang dapat meningkatkan kemungkinan adanya konversi dan loyalitas pelanggan, yang sangat bertentangan dengan media tradisional berdasarkan secara pendekatan massa.

Selain itu, ada berbagai peluang pendapatan yang hampir tidak terbatas untuk individu atau bisnis kecil berkat metode monetisasi media baru seperti adanya iklan AdSense, endorse Instagram, dan sponsorship YouTube.

Salah satu kelebihan lain dari media baru adalah tingginya tingkat interaksi yang ditawarkan. Tidak hanya khalayak dan pembaca, mereka juga secara aktif berbagi komentar, berbagi atau membuat konten respons.

Dinamika komunikasi ini menciptakan komunitas yang solid di sekeliling produk, merek, atau tema tertentu. Interaksi yang bersifat personal ini memungkinkan merek untuk lebih mudah menciptakan hubungan emosional dengan pelanggan mereka.

Pendekatan pemasaran yang berbasis komunitas yang muncul dalam media baru terbukti lebih sukses dalam menciptakan loyalitas dibandingkan cara tradisional yang bersifat satu arah.

Meskipun demikian, platform media yang baru memiliki adanya kekurangan. Tantangan paling yang besar dihadapi oleh media baru adalah kelebihan adanya informasi berita dan penyebaran berita yang tidak benar dikhalayak umum. Karena adanya penyaringan editorial yang kurang ketat seperti pada media konvensional, banyak data yang beredar di media baru bisa jadi tidak terpercaya atau bahkan salah.

Hal ini bisa berdampak negatif terhadap kepercayaan publik pada media digital secara keseluruhan. Selain itu, tingginya kompetisi dalam media baru menjadikan perhatian audiens sebagai sumber daya yang sangat terbatas. Perubahan tanpa henti pada algoritma media sosial memaksa para pembuat konten untuk terus berinovasi agar tetap relevan di mata pengguna.

Dari sisi profitabilitas, media baru memiliki potensi perkembangan yang lebih besar dibandingkan dengan media konvensional. Terdapat lebih banyak dan lebih beragam peluang untuk monetisasi, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pembuat konten dapat memperoleh pendapatan dari berbagai saluran: iklan, sponsor, afiliasi, kursus online, hingga penjualan barang digital. Ini sangat berbeda dari media lama yang biasanya bergantung pada pendapatan dari iklan atau penjualan fisik seperti surat kabar dan majalah. Tidak mengherankan jika banyak perusahaan media besar saat ini beralih ke transformasi digital untuk meningkatkan jangkauan bisnis mereka di sektor media baru.

Sementara itu, media konvensional terus memiliki kontribusi yang signifikan dalam segmen-segmen tertentu. Dalam rangka menciptakan brand premium, menjalankan kampanye besar, atau menyasar kelompok konservatif yang belum sepenuhnya beralih ke platform digital, media konvensional tetap sangat efektif.

Iklan di saluran televisi nasional, artikel di koran terkemuka, atau sponsor di acara radio terkenal masih merupakan tanda prestise dan kepercayaan yang belum sepenuhnya dapat digantikan oleh media digital. Di negara-negara berkembang, di mana internet belum tersebar merata, media konvensional tetap menjadi sumber utama informasi bagi masyarakat.

Meneliti tren yang ada di umum, banyak pakar merekomendasikan pendekatan yang secara terintegrasi. Alih-alih memilih media konvensional dan inovatif, strategi yang paling efektif adalah dengan menggabungkan kekuatan keduanya.

Hal ini sangat dikenal sebagai "cross-media" atau "pemasaran omnichannel," di mana adanyan pesan disampaikan melalui berbagai saluran untuk menjangkau audiens yang lebih luas dan bervariasi.

Misalnya, kampanye untuk film besar dapat memanfaatkan iklan televisi untuk menciptakan kesadaran luas, sementara media sosial dipakai untuk meningkatkan keterlibatan dengan audiens muda melalui cuplikan di balik layar, meme, atau tantangan viral.

Di masa depan, dunia komunikasi dan pemasaran akan terus mendominasi dunia komunikasi dan pemasaran. Dengan adanya suatu kemajuan dari adanya perkembangan teknologi seperti kecerdasan buatan, augmented reality dan realitas virtual, posisi media baru menegaskan status mereka sebagai platform yang utama untuk interaksi sosial dan bisnis.

Meskipun demikian, selama masih adanya permintaan akan reputasi yang sangat tinggi, jangkauan lokal, dan pengalaman langsung, media konvensional akan selalu memiliki tempat yang sangat penting.

Perusahaan, organisasi, dan individu yang dengan dapat beradaptasi terhadap perubahan saat ini dan mengelola kehadiran mereka di kedua tipe media akan memperoleh keunggulan kompetitif yang substansial.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.