memahami novel ronggeng dukuh karya ahmad tohari - News | Good News From Indonesia 2025

Memahami Novel Ronggeng Dukuh Karya Ahmad Tohari

Memahami Novel Ronggeng Dukuh Karya Ahmad Tohari
images info

Dalam novelRonggeng Dukuh Paruk terdapat Dukuh Paruk yang digambarkan sebagai sebuah pedukuhan terpencil yang terisolasi secara geografis dan sosial. Masyarakatnya miskin, tidak berpendidikan, dan sangat tergantung pada mitos serta kepercayaan tradisional.

Dukuh Paruk bukan hanya tempat tinggal, tetapi menjadi semacam "watak kolektif" masyarakat yang ditampilkan dalam bentuk budaya ronggeng, keyakinan terhadap roh indang, serta penghormatan kepada tokoh leluhur Ki Secamenggala.

Salah satu ciri khas masyarakat ini adalah penerimaan terhadap kehidupan tanpa upaya untuk berubah. Ketika Srintil menjadi ronggeng, seluruh masyarakat menyambutnya sebagai kebanggaan desa, tanpa mempertimbangkan hak dan kehendak pribadi Srintil.

Mengapa? Karena, dalam novel ini, tokoh Srintil digambarkan sangat cantik, berkulit terang, bertubuh kecil dan lentik—sangat memikat masyarakat Dukuh Paruk sejak kecil. Naluri ronggeng juga sudah tertanam sejak kecil.

Srintil mengikuti peran ini tanpa sepenuhnya memahami implikasinya. Ia menjadi simbol perempuan yang menjadi korban budaya patriarki. Srintil tak punya kekuatan menolak atau melawan sistem yang dibuat dan dikendalikan oleh laki-laki dan dipaksa menerima takdirnya sebagai ronggeng.

Penobatan Srintil sebagai ronggeng bukan berdasarkan kemauan pribadi, melainkan kehendak kolektif masyarakat Dukuh Paruk yang melihatnya sebagai titisan roh indang. Tradisi ronggeng di Dukuh Paruk bukan hanya tentang tari dan hiburan, tetapi juga menyangkut praktik seksual yang dilegitimasi dalam prosesi "bukak klambu", di mana keperawanan ronggeng dilelang kepada penawar tertinggi.

Oleh karena itu, Srintil digambarkan sebagai perempuan dengan citra tradisional sekaligus perempuan kalah karena tidak mampu memperjuangkan hak nya sebagai perempuan, tidak bisa memperjuangkan tubuhnya sendiri, tidak mampu menentukan pekerjaan, dan tidak bisa memilih masa depan.

Biografi lengkap tentang Ahmad Tohari

  1. Biografi Ahmad Tohari: Ahmad Tohari lahir pada 13 Juni 1948 di desa Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah. Ia berasal dari keluarga santri, yang memberikan pengaruh kuat pada pandangan hidupnya. Menamatkan SMA di Purwokerto.
  2. Karier dan Karya: Ahmad Tohari dikenal sebagai sastrawan terkemuka dan budayawan Indonesia yang produktif. Karya-karyanya sering kali mengangkat tema-tema sosial, budaya, dan kemanusiaan, dengan latar belakang kehidupan masyarakat pedesaan di Jawa Tengah. Ia juga aktif menulis esai dan artikel di berbagai media massa, serta menjadi pembicara dalam berbagai diskusi dan seminar kebudayaan.
  3. Penghargaan: Ahmad Tohari telah menerima berbagai penghargaan sastra, di antaranya:
  1. Hadiah Harapan Sayembara Kincir Emas Radio Nederlands Wereldomroep (1977) untuk cerpen "Jasa-jasa buat Sanwirya".
  2. Hadiah Yayasan Buku Utama untuk novel "Kubah" (1980)
  3. Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta untuk novel "Di Kaki Bukit Cibalak" (1979)
  4. SEA Write Award (1995)
  5. Hadiah Sastra Rancage (2007)
  6. Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk (1982)
  7. Lintang Kemukus Dini Hari (1985)
  8. Jantera Bianglala (1986)
  9. Kubah (1980)
  10. Bekisar Merah (1993)
  11. Orang-orang Proyek (2002)
  12. Cerpen Senyum Karyamin (1989)
  13. Cerpen Nyanyian Malam (2000)
  14. Cerpen Rusmi Ingin Pulang (2004)
  15. Cerpen Mata yang Enak Dipandang (2013)

Hubungan antara Teori Sosiologi Marxis dan Novel Ronggeng Dukuh Paruk

Hubungan ini terletak pada bagaimana novel tersebut mengkritik struktur sosial dan ekonomi yang tidak adil, serta menyoroti perjuangan kelas bawah untuk mendapatkan keadilan.

  1. Konflik Kelas: Novel Ronggeng Dukuh Paruk menggambarkan perjuangan antara kelas menengah (yang diwakili oleh Rasus, seorang pemuda kaya) dan kelas bawah (yang diwakili oleh Srintil, seorang ronggeng dan masyarakat Dukuh Paruk). Perbedaan kelas ini memicu konflik dan ketidakadilan dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Sistem Ekonomi yang Tidak Adil: Teori Marxis menekankan bahwa sistem ekonomi kapitalis menciptakan ketimpangan sosial dan ekonomi. Novel ini dapat dianalisis untuk melihat bagaimana sistem ekonomi yang tidak adil memengaruhi kehidupan di Dukuh Paruk.
  3. Perjuangan untuk Keadilan: Novel Ronggeng Dukuh Paruk juga menyoroti perjuangan tokoh-tokohnya untuk mendapatkan keadilan sosial dan ekonomi. Srintil, misalnya, menantang norma-norma sosial yang menekan wanita dan orang miskin.
  4. Ketidakadilan Gender: Teori Marxis dapat digunakan untuk menganalisis bagaimana novel Ronggeng Dukuh Paruk menggambarkan ketidakadilan gender. Srintil, sebagai seorang ronggeng, mengalami diskriminasi dan penindasan karena perannya dalam masyarakat.

a. Bentuk Ketidakadilan Gender:

1). Kekerasan Seksual

a) Ringan: Tatapan penuh nafsu, lirikan, dan seruan cabul dari laki-laki seperti Rasus, Sakum, dan warga Dukuh Paruk kepada Srintil.

b) Sedang: Sentuhan fisik ke tubuh Srintil seperti memasukkan uang ke dada, memegang pipi, dan pinggul.

c) Berat: Ciuman dan pelukan penuh birahi dari Kartareja hingga Srintil kesakitan; malam bukak kelambu di mana Srintil dipaksa melayani dua lelaki.

b.Eksploitasi Kapitalistik

Srintil diperlakukan sebagai komoditas dalam sistem kapitalisme budaya lokal. Keperawanannya disayembarakan dengan imbalan sekeping emas, bahkan terjadi tawar-menawar layaknya transaksi dagang. Srintil juga dipaksa melayani lebih dari satu laki-laki karena desakan ekonomi dan ketamakan pihak yang berkuasa.

c. Relasi Kuasa dan Sistem Kekerabatan

Srintil diserahkan oleh kakeknya, Sakarya, kepada dukun ronggeng Kartareja. Ia tidak bisa menolak karena berada dalam struktur patriarki dan kuasa orang dewasa terhadap anak. Ketidakadilan juga terjadi karena relasi personal yang dekat seperti keluarga—yang seharusnya melindungi malah mengeksploitasi.

d. Perlawanan terhadap Kekuasaan

Novel ini juga dapat dianalisis untuk melihat bagaimana tokoh-tokohnya melawan kekuasaan yang menindas mereka. Srintil, misalnya, menantang norma-norma sosial yang menekan wanita dan orang miskin.

e. Pengaruh Lingkungan Sosial

Teori Marxis menekankan bahwa lingkungan sosial dan ekonomi memengaruhi kehidupan seseorang. Novel ini dapat dianalisis untuk memahami bagaimana lingkungan di Dukuh Paruk memengaruhi pilihan hidup dan perjuangan tokoh-tokohnya.

Simpulan

Novel Ronggeng Dukuh Paruk adalah karya sastra Ahmad Tohari yang berhasil memotret realitas masyarakat pedesaan yang hidup dalam keterbatasan, keterbelakangan, dan ketertindasan. Melalui pendekatan sosiologi sastra, kita dapat memahami bahwa novel ini bukan hanya fiksi, tetapi juga dokumen sosial yang merekam keadaan masyarakat Indonesia di masa lalu.

Ahmad Tohari menyoroti bagaimana perempuan terutama yang muda dan cantik mudah dieksploitasi secara sosial dan ekonomi dalam struktur budaya yang tidak adil bernama Srintil. Tokoh Srintil menjadi simbol perempuan yang direnggut otonominya oleh tradisi, sementara Rasus menjadi simbol kesadaran kritis dan harapan akan perubahan.

Srintil juga menggambarkan tokoh perempuan yang kalah dalam tatanan masyarakat patriarkal dalam Ronggeng Dukuh Paruk yang menjadi representasi ketidakadilan gender. Ia mengalami berbagai bentuk kekerasan seksual dan eksploitasi akibat sistem patriarki, kapitalisme, relasi kuasa yang mengakar kuat di masyarakat, dan ia dijadikan alat budaya, tak mampu memperjuangkan hak atas tubuh dan hidupnya. Srintil mengalami eksploitasi, pembungkaman, dan subordinasi oleh sistem sosial yang dikendalikan laki-laki.

Selamat terbawa ke dalam cerita dengan berbagai bentuk kekerasan seksual dan eksploitasi akibat sistem patriarki, kapitalisme, dan relasi kuasa yang mengakar kuat di masyarakat. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengetahui apakah Ronggeng Dukuh Paruk layak masuk dalam daftar bacaan wajib kawan GNFI!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.