jejak leluhur di situs batu pancalikan tempat pemimpin kuningan buat senjata pusaka - News | Good News From Indonesia 2025

Jejak Leluhur di Situs Batu Pancalikan, Tempat Pemimpin Kuningan Buat Senjata Pusaka

Jejak Leluhur di Situs Batu Pancalikan, Tempat Pemimpin Kuningan Buat Senjata Pusaka
images info

Masyarakat di perkampungan Dusun Cangkuang, Kelurahan Kuningan, Kecamatan Kuningan mempunyai tempat keramat yang selalu dijaga keberadaannya. Tempat yang dinamakan Batu Pangcalikan ini disebut mempunyai nilai sejarah.

Jono, salah seorang masyarakat di Dusun Cangkuang mengungkapkan keberadaan Batu Pangcalikan terkait dengan sosok Adipati Ewangga atau Adipati Cangkuang, pemimpin Kuningan masa Keadipatian Kuningan. Nama Cangkuang sendiri diyakini masih erat dengan sosok tersebut.

Dijelaskan olehnya, Batu Pangcalikan diambil dari dari dua kata yaitu Batu dan Pangcalikan. Batu menunjukkan benda, sedangkan pangcalikan berasal dari kata calik dengan memakai akhiran kata an. 

Karena itu, saat diterjemahkan Batu Pangcalikan menjadi batu tempat duduk. Dikatakan olehnya tempat ini dulu digunakan oleh Adipati Ewangga sebagai tempat duduk.

"Berdasarkan cerita sesepuh kampung, bahwa dulunya batu ini digunakan untuk duduk oleh Adipati Ewangga, hingga kini disebut Batu Pangcalikan," ujar Jono yang dimuat dari Pikiran Rakyat.

Tempat produksi senjata

Adipati Ewangga tercatat sebagai utusan Sunan Gunung Jati Cirebon, untuk menyebarkan Agama Islam di Kuningan. Dirinya menetap dan membuat pesanggrahan yang terkenal sampai sekarang yaitu Pangcalikan Adipati Ewangga Cangkuang.

Tempat itu diduga merupakan tempat membuat senjata pada zaman dulu. Berbagai senjata diproduksi seperti keris hingga tombak.

“Di lokasi Batu Pangcalikan, Pangeran Adipati Ewanggga juga membuat tempat membuat perkakas seperti keris, pedang tombak, dan perkakas lainnya," ujarnya. 

Digelar ritual

Adipati Ewangga dikenal sebagai pemimpin yang merakyat. Dirinya tidak hanya duduk di kursi empuk kadipaten, tapi sering banyak melakukan aktivitas di lingkungan masyarakat

Karena itu, pada momen tertentu terutama pada bulan Robiul Awal atau bulan Mulud di sekitar Batu Pangcalikan biasa digelar acara ritual Sabumi. Hal ini sebagai wujud syukur kepada yang maha kuasa, dan menghormati leluhur Kuningan. 

Di lokasi itu masyarakat berkumpul memanjatkan doa, bersama dipimpin oleh sesepuh masyarakat setempat. Setelah acara ritual usai, warga yang hadir mencicipi berbagai hidangan makanan, nasi, lauk- pauk buah-buahan dan makanan lainnya hasil rereongan masyarakat setempat.

Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.