Berdasarkan data dari BPS tahun 2024, tingkat pengangguran terbuka mencapai 4,91 persen dengan jumlah 7,42 juta orang merupakan penganggur terbuka. Walaupun mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, tapi penurunan tersebut tidak diikuti dengan penurunan angkatan kerja yang mencapai 152,11 juta orang. Hal tersebut menandakan bahwa kesulitan mendapat kerja masih dialami para penduduk siap kerja.
Namun riset Populix dilansir dari Kompas.com berkata lain. Hasil riset tersebut menunjukkan 46% perusahaan Indonesia kesulitan mencari calon karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa tidak hanya pelamar yang sulit mendapat kerja, tetapi HRD juga mengalami kesulitan untuk memilih kandidat yang cocok. Seringkali, HRD hanya mendapatkan banyak pendaftar tapi minim terpilih.
Alasan Dibalik Kesulitan HRD Mencari Kandidat
Adanya Talent Gaps
Berdasarkan data dari Fortune.com, sebanyak 73% HR merasa hanya sedikit sekali pendaftar yang dapat memenuhi seluruh kriteria untuk posisi yang ditawarkan. Menurut Aneesh Raman, Chief Economic Opportunity Officer di LinkedIn, terdapat ketidaksesuaian keterampilan di pasar tenaga kerja. Artinya, kualifikasi yang diperlukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan pelamar. Tidak hanya kamampuan teknis, tetapi juga soft skill.
Job Market yang Semakin Sulit
Penduduk siap kerja dengan skill yang minim diinginkan oleh job market, menjadikan perusahaan saling bersaing untuk mendapatkan kandidat. Posisi dengan skill tertentu di suatu perusahaan juga dibutuhkan di perusahaan lainnya. Dengan demikian, perusahaan kompetitif dalam mencari pengisi posisi tersebut.
Ekspektasi Kandidat Tidak Cocok dengan Perusahaan
Menurut unggahan perusahaan talent acquisition HireGenie di LinkedIn, terdapat perbedaan ekspektasi dan preferensi kerja angkatan kerja berdasarkan generasi. Gen Z berekspektasi untuk mengembangkan karier, sementara generasi Millenial berekspektasi mendapat ruang kerja yang fleksibel daripada tunjangan kerja tertentu. Hal tersebut menyebabkan HRD menghadapi tantangan besar dalam menemukan kandidat benar benar cocok dengan posisi ditawarkan serta budaya perusahaan.
Tips Melamar Pekerjaan yang Cocok
Untuk menghadapi hal tersebut, Kawan GNFI yang sedang mencari kerja tidak perlu bingung. Langkah langkah yang dapat dilakukan di antaranya:
Kenali Kemampuan Diri Sendiri
Sebelum melamar pekerjaan, Kawan GNFI dapat mengenali apa kemampuan diri dan potensi apa yang dapat dihasilkan dari kemampuan tersebut. Dari mengenali kemampuan yang dimiliki, kawan gnfi juga dapat mengembangkan kemampuannya supaya cocok dengan yang diinginkan posisi dan perusahaan.
Proses mengenali diri dapat dilakukan dengan mencari tahu bidang apa yang diminati dan seberapa kemampuan yang dimiliki dalam menjalankan bidang tersebut. Jika masih kesulitan mencari tahu minat dan kemampuan, Kawan GNFI dapat mencoba melakukan tes bakat dan minat maupun tes kepribadian
Riset tentang Posisi dan Perusahaan yang akan Dilamar
Saat melamar pekerjaan, pastikan Kawan GNFI paham dengan deskripsi posisi yang diberikan dan dapat memperkirakan bagaimana budaya perusahaan tersebut. Beberapa hal yang perlu dicocokkan seperti apakah kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan yang dibutuhkan serta apakah karakter pribadi cocok dengan budaya perusahaan
Jangan Asal, tetapi Tetap Terbuka pada Semua Peluang
Dengan keinginan untuk bekerja tinggi, para pencari kerja memilih mendaftar ke banyak lamaran pekerjaan dengan berbagai macam posisi dan perusahaan yang sebenarnya jauh dari kemampuan yang dimiliki.
Namun, sebenarnya langkah tersebut menyulitkan HRD dalam menyaring kandidat dan justru menyulitkan pelamar untuk mendapat pekerjaan. Motivasi tersebut dapat digunakan dengan sikap terbuka terhadap semua peluang yang sekiranya cocok dengan kemampuan dan kepribadian diri, bukan untuk membuang waktu mencoba semuanya tanpa disaring terlebih dahulu.
Jadi, bagaimana Kawan GNFI? Siap meraih pekerjaan impian?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
