arsip pembentukan asean dan arti penting setelah teregistrasi memory of the world unesco - News | Good News From Indonesia 2025

Arsip Pembentukan ASEAN dan Arti Penting Setelah Teregistrasi Memory of the World UNESCO

Arsip Pembentukan ASEAN dan Arti Penting Setelah Teregistrasi Memory of the World UNESCO
images info

Arsip pembentukan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN menjadi salah satu dari lima khazanah arsip Indonesia yang baru saja teregistrasi menjadi Memory of the World atau MoW UNESCO. Penetapan ini berdasarkan hasil sidang Dewan Eksekutif ke-221 United Nations Educational Scientific Cultural Organization (UNESCO) yang diselenggarakan pada 11 April 2025 lalu.

Selain arsip pembentukan ASEAN, terdapat empat warisan dokumenter asal Indonesia lainnya yang turut ditetapkan sebagai MoW UNESCO dalam sidang tersebut. Keempat arsip lainnya yang juga turut teregistrasi di antaranya arsip tarian Jawa khas Mangkunegaran periode 1861-1944, arsip dan surat-surat Kartini, Sang Hyang Siksa Kandang Karesia dan naskah syair Hamzah Fansuri.

Lantas seberapa penting arsip pembentukan ASEAN ini hingga bisa teregistrasi sebagai salah satu Memory of the World UNESCO? Simak pembahasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.

Khazanah Arsip Pembentukan ASEAN

Seperti namanya, arsip pembentukan ASEAN berisi beberapa warisan dokumen yang berkaitan dengan pembentukan organisasi negara-negara yang ada di Asia Tenggara tersebut. Dilansir dari Siaran Pers Arsip Nasional Republik Indonesia, khazanah arsip yang teregistrasi ini berada di periode 1967 hingga 1976.

Pendaftaran khazanah arsip ini sendiri tidak dilakukan sendiri oleh Pemerintah Indonesia. Indonesia lewat Arsip Nasional Indonesia atau ANRI mengajukan secara bersama arsip pembentukan ASEAN sebagai MoW UNESCO bersama beberapa negara Asia Tenggara lainnya, seperti National Archives of Malaysia, National Archives of Singapore, dan Thai Film Archives.

Secara umum, arsip ini menyimpan informasi terkait pembentukan organisasi ini lewat Deklarasi ASEAN yang dilakukan pada 1967. Pada waktu itu, pembentukan organisasi ASEAN diinisi oleh lima negara pendiri, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.

Selain berisi Deklarasi ASEAN 1967, khazanah arsip ini juga menyimpan beberapa dokumen penting lainnya. Setidaknya terdapat 16 berkas tekstual, 1 foto, 1 film, 3 berkas audio, dan 12 rekaman wawancara.

Dari keseluruhan berkas arsip tersebut, tujuh nomor arsip tekstual di antaranya tersimpan di ANRI.

Arti Penting Arsip Pembentukan ASEAN yang Teregistrasi Memory of the World UNESCO

Teregistrasinya arsip pembentukan ASEAN tentu memiliki arti penting, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara ASEAN lainnya. Adanya arsip terkait lahirnya ASEAN bisa menjadi sumber informasi bagi masyarakat mancanegara untuk mengetahui lebih lanjut terkait lahirnya organisasi antarnegara di Asia Tenggara ini.

Hal senada juga dijelaskan oleh Wildan Sena Utama, dosen Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada. Wildan menjabarkan bahwa penetapan ini menjadi penting untuk menegaskan institusi ASEAN yang memiliki peran historis dalam menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, ASEAN juga bisa berperan sebagai platform untuk menjembatani kerja sama internasional antara negara-negara yang ada di kawasan ini.

"Menurut saya penting untuk menegaskan institusi ASEAN memiliki peran historis dalam menjaga perdamaian di kawasan Asia Tenggara, menjadi platform untuk membangun kerja sama internasional di antara negara ASEAN," jelas Wildan kepada tim GNFI via pesan Facebook pada Senin, 21 April 2025.

Penetapan arsip pembentukan ASEAN ini juga bisa memberikan dampak baik bagi negara-negara Asia Tenggara ke depannya. Menurut Wildan, penetapan ini bisa menjadi wujud pengakuan dunia kepada ASEAN atas dampaknya dalam menjaga stabilitas kawasan serta kerja sama internasional.

"Rekognisi terhadap ASEAN semakin luas atas perannya di kawasan. Dengan pengakuan sebagai Memory of the World, dunia mengakui dampak dari ASEAN untuk menjaga stabilitas kawasan dan menjadi platform kerja sama internasional," papar Wildan.

"Ini seharusnya mendorong negara-negara ASEAN untuk semakin aktif menggunakan institusi ini sebagai platform kolektif penguatan kerja sama multilateral di kawasan dan penguatan kesejahteraan masing-masing negara ASEAN," tutupnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.