Sejak awal 2025, popularitas Tung Tung Tung Sahur sebagai anomali (tokoh fiktif dengan kondisi tidak biasa atau absurd) meningkat tajam, terutama bagi Gen Alpha.
Meskipun murni berasal dari Indonesia, Tung Tung Tung sahur adalah salah satu anomali yang tergabung dalam Italian Brainrot, kenapa,ya? Sebelum membahas tentang Tung Tung Tung sahur, simak penjelasan umum tentang Italian Brainrot berikut ini!
Apa Itu Brainrot?
Dilansir dari situs knowyourmeme.com, brainrot adalah istilah slang yang digunakan untuk konten yang tidak memiliki nilai artistik, edukasional, atau substantif, tetapi tetap menghibur.
Adapun Italian Brainrot adalah gambar mengenai objek-objek yang tidak wajar disatukan menggunakan AI.
Setelah disatukan, berbagai maka subjek yang dihasilkan suatu tokoh yang disebut “anomali”. Disebut Italian Brainrot lantaran anomali pertama berasal dari Italia, yakni Tralalero Tralala, yang juga menggunakan sound berbahasa Italia.
Perlu Kawan GNFI ketahui terdapat empat figur anomali yang berasal dari Indonesia, yaitu Tung Tung Tung Sahur, Hotspot Bro, Boneca Ambalabu, dan Garam Mararam Raraman Mararaman & Madu Dung Dung Dung Tak Tungtung Perkuntung.
Salju Abadi di Puncak Jaya Wijaya, Anomali Menarik di Negeri Beriklim Tropis
Namun, yang menduduki populer adalah Tung Tung Tung Sahur. Lantas, apa itu Tung Tung Tung Sahur?
Lebih Tahu tentang Tung Tung Tung Sahur
Merupakan kentongan yang dipadukan dengan tangan dan kaki, Tung Tung Tung Sahur adalah anomali dengan senjata berupa pentungan bisbol. Kehadiran Tung tung Tung Sahur akan diiringi oleh narasi narasi Text to Speech yang berbunyi:
Tung tung tung tung sahur. Anomali mengerikan yang hanya keluar pada sahur. Konon katanya kalau ada orang yang dipanggil Sahur tiga kali dan tidak nyaut maka makhluk ini datang di rumah kalian. Hi seremnya. Tung tung ini biasanya bersuara layaknya pukulan kentungan seperti ini. Share ke teman kalian yang susah Sahur.
Berdasarkan narasi-sound di atas, dapat kita ketahui bahwa Tung Tung Tung Sahur terinspirasi dari budaya tradisional Indonesia dalam berkomunikasi, yakni menggunakan kentongan sebagai alat.
Penamaan “Tung” berasal dari bunyi kentongan ketika dipukul. Sementara itu, penamaan Sahur berasal dari salah satu fungsi kentongan di Bulan Ramadan, yakni membangunkan sahur.
Hal ini lantas dikembangkan dan diracik menjadi urban legend bahwa anomali Tung Tung Tung Sahur akan muncul ketika seseorang tidak menyahut setelah tiga kali dipanggil sahur.
Budaya Kentongan dan Kebiasaan Membangunkan Sahur
Ke-viral-an Tung Tung Tung Sahur tidak hanya terbatas dalam skala nasional. Eksisistensi anomali tersebut sudah sangat populer di ranah internasional. Umumnya para kreator mengucapkan Tung Tung Tung Sahur dengan sangat bersemangat dan penuh penekanan, sering kali jumlah kata “Tung” diucapkan hingga sangat banyak.
Hal tersebut dirasa sangat satisfying, bukan hanya bagi kreator yang mengucapkan, tetapi juga bagi penonton yang mendengar.
Jati diri Tung Tung Tung Sahur adalah kentongan, alat komunikasi tradisional Indonesia. Pada zaman dahulu, kentongan merupakan alat komunikasi massal yang sangat membantu umumnya untuk memberi tanda atau mengumpulkan massa.
Saat ini, kentongan sudah jarang difungsikan di Indonesia, merupakan efek samping dari perkembangan teknologi seperti pengeras suara. Penggunaan fungsional kentongan menjadi semakin langka seiring masifnya penggunaan ponsel pintar.
Selain sebagai alat, Tung Tung Tung Sahur juga mewakili adat lebiasaan masyarakat daerah loh, Kawan GNFI. Ketika bulan Ramadan, umumnya berbagai daerah di Indonesia memiliki kebiasaan membangunkan sahur dengan arak–arakan yang heboh.
Arak-arakan ini umumnya menggunakan berbagai macam alat yang membuat kebisingan, seperti kentongan, bedug, atau bahkan tutup panci. Namun, seiring berjalannya waktu adat kebiasaan ini luntur.
Faktor utamanya adalah kemalasan generasi muda untuk berjalan keliling kampung, kecanggungan bersosial dengan tetangga, dan ketidakmampuan bangun lebih pagi untuk membangunkan sahur.
Tung Tung Tung Sahur melestarikan budaya Indonesia dengan caranya sendiri, yakni dengan menjadi figur fiktif online yang viral hingga ke mancanegara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News