berkawan istana kepresidenan yogyakarta gedung agung - News | Good News From Indonesia 2025

Study, Move, Connect: Kegiatan Kawan GNFI di Istana Kepresidenan Yogyakarta

Study, Move, Connect: Kegiatan Kawan GNFI di Istana Kepresidenan Yogyakarta
images info

Segerombolan anak muda duduk-duduk santai di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta. Rona wajahnya tampak berseri-seri, mengenakan batik dengan gaya khas yang kekinian—kesan old style karena berbatik memang di masa kini sudah makin ditanggalkan. Bahkan salah satu di antaranya bertopi merah dan ada juga yang dibuat rompi—Ketika satu per satu orang berdatangan, mereka saling menyapa.

Anak-anak muda ini adalah peserta kegiatan "Berkawan ke Istana Kepresidenan Yogyakarta" yang diselenggarakan oleh Kawan GNFI, Kamis (17/4/2025).

Bertajuk 'Study, Move, Connect', sekitar 25 Kawan GNFI untuk area Jawa Tengah dan Yogyakarta mengenal lebih dekat sejarah bangunan yang juga bernama Gedung Agung ini dan mendiskusikan wawasan menarik dalam suasana santai dan penuh kebersamaan.

Kegiatan interaktif ini bukan sekadar walking tour, tetapi juga kesempatan untuk saling berbincang tentang sejarah, komunitas, serta eksplorasi bersama.

Dimulai pada pukul 9.00 pagi, setelah sesi pengenalan singkat dan tanya jawab, para peserta tampak berjalan menuju gerbang utara istana. Di sana, telah menunggu beberapa peserta lain di ruang khusus.

Belajar dan Memahami Bisnis Lewat Ruang Belajar Kawan GNFI

Setiap pengunjung di sana diwajibkan untuk menitipkan barang pribadi dan gawai di loker yang telah disediakan. Memang, area ini memberlakukan aturan ketat terkait dengan pengambilan foto dan video. Dengan demikian, dokumentasi hanya boleh dilakukan oleh pihak istana atau ketika sudah diperbolehkan.

Eksplorasi Istana Kepresidenan Yogyakarta

Istana Kepresidenan Yogyakarta atau Gedung Agung adalah kantor dan kediaman resmi bagi Presiden Wakil Presiden yang bertempat di Yogyakarta.

Terletak di sepanjang Jalan Malioboro, gedung berwarna putih tersebut berperan krusial dalam era revolusi. Bahkan, di tahun 1946—1949, istana inilah yang menjadi pusat pemerintahan RI yang kala itu dipindahkan dari Jakarta.

Dijelaskan oleh pemandu yang membersamai, Istana Kepresidenan Yogyakarta memiliki sentuhan Belanda karena memang dibangun pada masa kependudukan Belanda sebagai rumah Residen. Kemudian oleh Residen Anthonie Hendriks Smissaert direvitalisasi dengan bantuan A. Payen, seorang arsitek Belanda.

Gedung Agung Yogyakarta

Sejumlah ruangan penting ada di dalamnya. Di antaranya Ruang Garuda di Gedung Induk yang digunakan sebagai tempat acara-acara negara, Ruang Sudirman dan Diponegoro untuk menerima tamu-tamu presiden dan wakil presiden, hingga Ruang Kesenian.

Ketika pemandu menjelaskan tentang istana ini, tampak sejumlah aktivitas menarik yang dilakukan peserta. Ada yang serius menyimak, rajin bertanya-tanya, hingga membaca leaflet yang dibagikan petugas. Namun, ada juga yang sibuk berkeliling sendiri di area terbatas sembari sesekali mengobrol dengan teman sebelahnya.

Angga, salah satu anggota Kawan GNFI, sibuk mencorat-coret buku saku sketsa di tangannya. Sedangkan peserta lainnya mencatatkan kegiatannya pada buku tulis yang dibawa.

Btw Kawan GNFI, kamu sudah tahu belum bahwa ada challenge menulis untuk kegiatan "Berkawan ke Istana Kepresidenan Yogyakarta" khusus untuk peserta jalan-jalan ini? Karena periodenya terbatas, jangan lupa segera submit artikelnya, ya!

Kolaborasi Kawan GNFI dan Komunitas Daerah, Sebuah Upaya untuk Terus Menjaga Indonesia

Museum di Dalam Gedung Agung, ketika Dinding sedang Bercerita

Memasuki Gedung Senisono, Kawan GNFI diajak untuk menelusuri berbagai warisan benda seni yang bersejarah. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, menyimpan banyak lukisan seni dari para pelukis tersohor, benda-benda antik dari negara sahabat, dan 'dinding bercerita' tentang profile para pemimpin dan pahlawan Indonesia.

Beberapa yang mencolok antara lain adalah lukisan "Berburu Banteng" oleh Raden Saleh (1851), lukisan "Nyi Roro Kidul" karya Basuki Abdullah, dan "Laskar Rakyat Mengatur Siasat" dari Affandi. Sayangnya, beberapa lukisan tampak kosong karena sedang dipindahkan.

Selain itu, dapat ditemui juga banyak benda unik dari berbagai negara—yang disebutkan masih diteliti sampai sekarang, dari mana asal-usul pemberiannya—seperti alat musik tiup, catur dari marmer, 'gendang logam' pemanggil hujan, miniatur, dan arca.

Pada destinasi terakhir, para anggota komunitas Kawan GNFI diajak pemandu untuk mengunjungi perpustakaan. Di sini, ada yang memilih untuk menikmati koleksi bacaan, duduk bersantai, hingga berkenalan dengan teman baru lainnya.

Acara ini resmi ditutup setelah adanya foto bersama di depan Ruang Garuda, Gedung Agung, bersama-sama dengan membawa bendera Kawan GNFI (aj)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Kawan GNFI Official lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Kawan GNFI Official.

KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.