Mandiangin merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi. Bumi Saiye, Saijun, Sakate ini berdiri menjadi sebuah kecamatan pada tahun 1999 dan merupakan hasil pemekaran dari wilayah kecamatan induknya yakni Kecamatan Pauh.
Mandiangin memiliki sejarah yang cukup panjang dengan peradaban yang sudah ada sejak ratusan tahun lamanya dan setidaknya terdapat beberapa tempat yang oleh masyarakat secara luas masih jarang diketahui namun tetap menarik untuk dikunjungi. Selain kaya akan sejarah dan budaya, tempat-tempat berikut juga perlu kita jaga dan dilestarikan.
Berikut adalah beberapa list nama-nama tempat yang harus kamu kunjungi saat berkunjung ke Mandiangin:
1. Desa Mandiangin Tuo
Desa Mandiangin Tuo merupakan desa awal yang menjadi asal usul dari induk tradisi masyarakat Mandiangin sekarang. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya deretan bangunan rumah-rumah tua yang berusia puluhan hingga ratusan tahun berbentuk Rumah Panggung dan berdiri di sepanjang aliran Sungai Batang Tembesi.
Rumah-rumah ini menjadi saksi sejarah Mandiangin dari masa ke masa, mulai dari era penjajahan Belanda dan Jepang, masa Kemerdekaan hingga era modern seperti saat ini.
Warisan-warisan itu tidak hanya hadir dalam bentuk bangunan, tetapi juga berupa tarian legendaris yang diyakini sudah berusia 200 tahun dan sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia dari Jambi, beserta alat musik pengiringnya. Ialah Tari Kain Kromong beserta alat musik pengiringnya yakni Kromong yang menurut cerita dibeli dari Negeri Siam (Thailand) semenjak masa-masa awal berdirinya kawasan ini.
Bahkan Maestro dari Tari Kain Kromong generasi keempat yakni, Ayu Manit beserta Sanggar Kajang Kain sebagai sanggar tempat berlatih tari dan musik kromong masih ada dan terawat.
2. Makam-makam Tua Berangka 1800-an
Tidak hanya rumah panggung, banyaknya makam-makam tua yang berlokasi di TPU Muara Bungkal menjadi bukti bahwa memang daerah ini sudah membangun peradabannya lebih dari satu abad.
Desa yang memiliki keterikatan sejarah dengan seseorang yang bernama Darmo Atmojo, berjuluk Darmo Noto Igamo yakni seorang penyebar agama islam dari Demak dan kemudian menetap di Bengen Teluk (Sumatera Selatan) dan diyakini sebagai kakek buyutnya orang-orang Mandiangin.
Darmo Atmojo memiliki dua orang anak yang bernama Mangku Negara dan Mangku Bumi, Anak-anak dari Mangku Negara inilah kelak menjadi salah satu kelompok pemukim awal di daerah yang di kemudian hari dikenal dengan nama Mandiangin.
Adapun lokasi pemakaman tersebut berada di antara pertemuan Sungai Bungkal dengan Batang Tembesi, lokasinya yang jauh berada di bagian terdalam TPU dan berada di tepian sungai, membuat keberadaan tempat ini agaknya jarang diketahui oleh masyakarat secara umum.
Di antara makam-makam berangka tahun 1800-an tersebut, terdapat makam Samaidin yakni seorang Depati yang membeli Kromong di Negeri Siam (Thailand) pada tahun 1825.
Selain itu juga terdapat makam tanpa nama dengan bentuk unik dengan kuncup bergerigi seperti atap, tapi sudah dalam kondisi yang agak hancur, ada pula makam Moneng Ketib seorang tokoh yang juga cukup disegani pada masanya dan makamnya ini diyakini sebagai kuburan keramat oleh beberapa masyarakat, serta masih banyak lagi makam-makam tua lainnya.
3. Makam Putri Darah Putih
Makam putri darah putih bagi sebagian besar masyarakat mandiangin masih dianggap sebagai kuburan keramat dan menjadi tempat berziarah bagi orang-orang yang memiliki niat tertentu. Lokasinya berada di pinggiran sungai Batang Tembesi di daerah Ngulak, jauh dari pemukiman masyarakat Mandiangin Tuo.
Tidak ada keterangan yang bisa dikonfirmasi secara pasti mengenai sosok dari Putri Darah Putih dan mengapa ia dimakamkan di sana, sebab ada begitu banyak versi cerita yang berkembang dan beredar di masyarakat.
Nah dari ketiga tempat tersebut kita bisa belajar dan mengetahui sedikit tentang peradaban sebuah wilayah, utamanya sebuah desa yang bernama Mandiangin jika sedang berkunjung ke sana. Tempat yang awalnya masih berbentuk perkampungan kecil, hingga akhirnya dikenal sebagai sebuah kecamatan yang kaya akan hasil alam seperti perkebunan Kelapa Sawit dan tambang Batubara di Provinsi Jambi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News