timnas u 17 dari asia tenggara menuju pentas dunia - News | Good News From Indonesia 2025

Timnas Indonesia U-17, dari Asia Tenggara Menuju Pentas Dunia

Timnas Indonesia U-17, dari Asia Tenggara Menuju Pentas Dunia
images info

Piala Asia U-17 menghadirkan satu cerita istimewa buat sepak bola nasional. Maklum, untuk pertama kalinya, Timnas Indonesia U-17 mampu lolos ke Piala Dunia U-17 lewat jalur kualifikasi. 

Tak sebatas lolos, Timnas U-17 mewujudkannya dengan cara yang istimewa. 3 kemenangan di fase grup, dengan mencetak total 7 gol, dan hanya sekali kebobolan, ditambah kemenangan 1-0 atas Korea Selatan pada prosesnya, menjadi satu gebrakan istimewa. 

Kesan istimewa ini makin terasa, karena Garuda Muda datang ke Arab Saudi bukan sebagai tim unggulan fase grup. Keberadaan tim kuat Korea Selatan dan catatan minor saat bertemu wakil Timur Tengah seperti Yaman menjadi titik ragu terkuat. 

Diantara tim-tim wakil Asia Tenggara saja, Vietnam dan Thailand dinilai lebih berpotensi, karena mendapat tambahan tenaga pemain diaspora dari akademi klub Eropa. Seperti diketahui, Vietnam diperkuat Thomas Mai Veeren (pemain tim junior Quick Boys, Belanda) sementara Thailand diperkuat Silva Mexes (pemain tim junior Manchester United, Inggris).

Meski begitu, keraguan yang ada justru mampu dijadikan kamuflase untuk menciptakan kejutan. Minimnya sorotan ternyata mampu membantu tim asuhan Nova Arianto fokus di lapangan hijau. 

Hasilnya, sapu bersih kemenangan di 3 pertandingan fase grup pun bisa dilakukan dengan sangat impresif. Semua keraguan langsung berubah jadi pujian. Tim yang tadinya diragukan mampu memastikan tiket lolos, dan menjadi wakil tunggal Asia Tenggara di Piala Dunia U-17 2025.

Tim Garuda dan Asa yang Terjaga

Dengan kepastian tampil di Qatar pada bulan November 2025, fase gugur Piala Asia U-17 bisa menjadi satu langkah awal persiapan tim menuju Piala Dunia U-17. Partai melawan Korea Utara juga merupakan langkah persiapan tahap awal yang menarik.

Disebut demikian, karena negara tertutup ini tercatat pernah juara Piala Asia U-17, tepatnya pada edisi 2010 dan 2014. Secara fisik, Tim ini juga punya kecepatan dan stamina oke, untuk ukuran tim junior di Asia. 

Jadi, tidak mengejutkan kalau Chollima Muda mampu menerapkan permainan intensitas tinggi, dan menekan sejak menit awal. Keunggulan fisik, ditambah kerja sama tim yang padu, mampu menghadirkan satu tantangan sekaligus gambaran awal yang dibutuhkan Indonesia, sebelum berangkat ke Piala Dunia U-17. 

Secara hasil akhir, kekalahan 0-6 yang didapat Tim Merah Putih dari Korea Utara mungkin terasa mengejutkan. Maklum, wakil tunggal Asia Tenggara ini menapak fase gugur Piala Asia U-17 dengan modal poin sempurna di fase grup, tidak seperti Korea Utara, yang harus berjuang sampai pertandingan terakhir fase grup. 

Meski begitu, pengalaman Korea Utara, khususnya di level kelompok umur U-17 tetap tidak bisa dianggap remeh. Dua kali juara, dua kali finalis (2004 dan 2006) dan satu kali menjadi semifinalis (1986) sudah menunjukkan, seberapa bagus kualitas mereka di level Asia.

Di putaran final Piala Dunia U-17, Korea Utara juga punya prestasi lumayan. Dari 5 kali partisipasi, negara Asia Timur ini 2 kali lolos ke babak gugur, yakni perempatfinal (2005) dan perdelapan final (2015).

Dengan rekam jejak seperti itu, wajar jika pengalaman berbicara banyak. Bisa dibilang, kekalahan 0-6 yang didapat Indonesia adalah satu pelajaran menarik, karena lawan yang dihadapi punya pengalaman tampil di Piala Dunia U-17.

Dari Korea Utara, setidaknya Evandra Florasta dkk punya tambahan pengalaman, seberapa sulit lawan-lawan yang akan dihadapi di Piala Dunia U-17 2025. Sebelumnya, mereka sudah pernah menghadapi Korea Selatan, salah satu tim raksasa Asia, yang sudah 8 kali lolos ke Piala Dunia U-17. 

Pada prosesnya, dua negara Korea ini menghadirkan satu paket situasi kontras buat Garuda Muda. Jika skenario taktik bertahan menghadapi lawan yang kuat berjalan lancar, kemenangan (seperti saat mengalahkan Korea Selatan 1-0) memang bisa diraih. 

"Fortis Fortuna Adiuvat" ala Timnas U-17

Masalahnya, strategi ini rawan menjadi titik lemah, ketika lawan mampu menerapkan kontrastrategi dan mencetak gol cepat. Sekali kebobolan, gol-gol lain tinggal soal waktu, karena tim sudah kena mental. Kekalahan 0-6 dari Korea Utara menjadi contoh gamblang, seberapa sulit tantangan di level atas Asia, yang tentu akan lebih sulit lagi, saat naik ke level Piala Dunia.

Maka, sudah seharusnya Timnas U-17 melupakan sejenak euforia lolos ke Piala Dunia U-17, karena tantangan yang akan dihadapi di Qatar nanti jauh lebih berat. Meski begitu, mereka tetap pulang dengan kepala tegak, karena akan tampil sebagai wakil tunggal Asia Tenggara, di Piala Dunia U-17 2025.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.