Pemerintah mengklaim bahwa produksi padi nasional mengalami lonjakan signifikan sepanjang awal 2025. Klaim ini sejalan dengan meningkatnya serapan gabah oleh Bulog dan kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menetapkan harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
Namun, apakah peningkatan ini cukup kuat untuk menyimpulkan bahwa reformasi pertanian telah berhasil?
Dalam acara panen raya di Majalengka, Jawa Barat, Senin (7/4/2025), Presiden menyampaikan optimismenya terhadap masa depan pertanian Indonesia.
Data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS menunjukkan potensi luas panen nasional pada April 2025 mencapai 1,59 juta hektare dengan estimasi produksi 8,63 juta ton GKG, atau setara 4,97 juta ton beras.
Secara kumulatif, produksi Januari-April 2025 mencapai 13,94 juta ton GKG, tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
“Kita potong semua regulasi yang tidak benar, kita sederhanakan,” ujar Presiden Prabowo terkait reformasi distribusi pupuk, salah satu sektor krusial yang selama ini dianggap menghambat produktivitas.
Presiden menyebut bahwa birokrasi panjang dalam penyaluran pupuk, dari pabrik hingga petani, telah menjadi akar masalah, sehingga kini diarahkan untuk langsung ke desa tanpa tahapan administrasi yang berbelit. Ia mengklaim langkah ini membuat pupuk subsidi yang sebelumnya langka, kini lebih mudah diakses petani.
Serapan Gabah Tinggi, Bukti Nyata atau Efek Musiman?
Kementerian Pertanian (Kementan) menguatkan narasi ini dengan menyebut capaian serapan gabah oleh Bulog mengalami lonjakan luar biasa. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, bahkan menyebut kenaikannya mencapai 2.000 persen jika dibandingkan dengan lima hingga sepuluh tahun terakhir.
“Yang dahulu hanya 35 ribu ton, sekarang penyerapannya per jam bisa 800 ribu ton,” ujarnya.
Stok beras nasional di gudang Bulog kini mencapai 2,4 juta ton, dan diperkirakan akan menembus 3 juta ton pada akhir April—angka tertinggi dalam dua dekade terakhir.
Namun, pencapaian ini perlu dilihat lebih hati-hati. Lonjakan panen dan serapan di awal tahun sering kali terjadi akibat siklus panen raya tahunan.
Tantangannya adalah menjaga konsistensi produksi dan penyerapan hingga akhir tahun, terutama di tengah ancaman perubahan iklim dan infrastruktur irigasi yang belum sepenuhnya merata.
Distribusi yang Mulai Efisien, Tapi Belum Sempurna
Capaian positif juga ditunjukkan Bulog Cabang Surakarta, yang berhasil menyerap 2.894 ton gabah atau 200 persen dari target Maret.
Pemimpin Bulog Cabang Surakarta, Nanang Harianto, mengungkapkan bahwa pencapaian ini merupakan hasil kolaborasi dengan TNI dan dinas pertanian lokal.
Meskipun demikian, peran aktor lapangan seperti Babinsa dan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) masih menjadi kunci.
Ini menunjukkan bahwa sistem distribusi dan serapan belum sepenuhnya otomatis dan masih sangat bergantung pada inisiatif daerah serta kerja lintas sektor.
Menuju Kemandirian Pangan, Jalan Masih Panjang
Lebih lanjut, Presiden Prabowo menegaskan bahwa pemerintah tengah mengurangi impor beras sebagai bagian dari strategi kemandirian pangan.
Dengan produksi meningkat dan harga pembelian ditetapkan, Menteri Koordinator bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan bahwa impor akan dihentikan seiring tren positif tersebut.
Namun, perlu dicermati bahwa pada 2024, kuota impor beras sebesar 3,6 juta ton, dan realisasi hingga kini masih 2,9 juta ton. Artinya, ketergantungan terhadap impor belum sepenuhnya terputus, dan strategi swasembada masih dalam proses transisi.
Sementara itu, pembangunan dan normalisasi jaringan irigasi seluas 2 juta hektare oleh Kementan dan Kementerian PUPR menjadi fondasi penting. Tetapi proyek ini baru berjalan dan hasilnya baru akan terlihat dalam beberapa tahun ke depan.
Peningkatan serapan gabah dan produksi padi nasional patut diapresiasi sebagai sinyal positif dari reformasi pertanian yang sedang dijalankan. Namun, capaian ini masih perlu diuji oleh waktu dan konsistensi pelaksanaan kebijakan di lapangan.
Reformasi distribusi pupuk dan sistem harga yang lebih adil bisa menjadi awal kebangkitan sektor pertanian, jika diiringi dengan pengawasan dan dukungan infrastruktur yang berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News