Di antara tim dari 52 negara yang bertanding, Semeru Team Universitas Negeri Malang (UM) berhasil mencatatkan sejarah dengan menjuarai kategori Prototype Internal Combustion Engine (ICE) di ajang Shell Eco-Marathon Asia Pacific and Middle East (SEM APME) 2025.
Salah satu sosok kunci di balik kemenangan ini adalah Dharma Maheswara, mahasiswa Teknik Mesin UM. Dharma bukan hanya anggota tim, tetapi menjadi presiden direktur yang membawa Semeru Team ke puncak dunia.
Dharma Maheswara, dari Keluarga Sederhana kemudian Mendunia
Dharma lahir di Dusun Sonotengah, Kabupaten Malang, pada 29 Mei 2002. Ia merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, putra pasangan Purnomo, seorang tukang kayu, serta Sri Mujaiyah, yang bekerja sebagai penjahit.
Meski berasal dari keluarga dengan latar pendidikan sederhana—ayahnya lulusan SD dan ibunya SMA sederajat—Dharma selalu mendapat dukungan penuh dalam pendidikannya.
“Orang tua saya selalu menanamkan nilai kerja keras dan kejujuran. Mereka mendukung apapun pilihan saya, terutama di bidang teknik,” ungkapnya.
Satu Langkah Lagi: Perjalanan Inspiratif Anggi Wahyuda Melampaui Batas Keterbatasan
Dukungan tersebut membawanya hingga ke Universitas Negeri Malang, di mana ia diterima melalui jalur SNMPTN setelah mendapat arahan dari guru-gurunya di SMKN 4 Malang.
Kecintaannya terhadap dunia teknik, terutama otomotif dan sistem audio amplifier, membuatnya memilih Teknik Mesin sebagai jurusan.
Beradaptasi dengan lingkungan perkuliahan bukan hal yang mudah bagi Dharma. Berasal dari SMK yang terbiasa dengan praktik, ia merasa pembelajaran daring selama pandemi beberapa tahun silam terasa monoton.
Ingin mengasah kemampuannya lebih jauh, pemuda kelahiran 2002 itu pun bergabung dengan Semeru Team.
“Di tahun pertama, saya masuk sebagai anggota divisi electrical, lalu di tahun kedua menjadi manajer kendaraan prototype, hingga akhirnya dipercaya sebagai presiden direktur/ketua tim di tahun ketiga,” kenangnya.
Bersama timnya, Dharma berusaha mengembangkan inovasi kendaraan hemat energi. Mereka menggunakan bodi ultra-ringan berbahan carbon fiber, rangka aluminium yang rigid, serta sistem telemetri berbasis data real-time untuk meningkatkan efisiensi.
Berkat kombinasi strategi matang dan teknologi inovatif, kendaraan mereka mampu mencapai efisiensi 1.083 km/l, menjadikannya salah satu yang terbaik di dunia.
Namun, perjalanan menuju kemenangan tak selalu mulus. Menghadapi jadwal kompetisi yang padat, termasuk KMHE 2024 dan PLN ICE 2024, menjadi tantangan besar bagi tim bagaimana membagi jadwal untuk maksimal di masing-masing kompetisi.
Puncak dari segala usaha dan kerja keras akhirnya datang di Qatar. Dengan hanya 7 anggota tim, Semeru Team mampu mengalahkan tim-tim besar dari seluruh dunia. Saat nama mereka diumumkan sebagai pemenang, Dharma merasakan kebanggaan luar biasa.
“Semua tenaga, waktu, dan pikiran yang kami curahkan akhirnya terbayar. Ini bukan hanya kemenangan bagi Semeru Team, tetapi juga bagi Indonesia,” ujarnya penuh rasa syukur.
Berita kemenangan ini pun disambut haru oleh keluarganya di Malang. Mereka sangat bangga melihat Dharma tak hanya membawa nama UM ke level global, tetapi juga membuktikan bahwa kerja keras mampu mengubah takdir seseorang.
Kisah Inspiratif Java Fresh, Menembus Pasar Buah Eropa Sambil Memberdayakan Petani Lokal
Setelah pencapaian besar ini, Dharma berencana untuk fokus menyelesaikan kuliahnya dan merancang langkah berikutnya di dunia teknik.
Ia berharap keberhasilan Semeru Team dapat menginspirasi lebih banyak mahasiswa untuk terus berinovasi.
Dengan kisah perjuangan dari desa kecil di Malang hingga panggung dunia, Dharma Maheswara telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih prestasi besar.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
