mengenal tan malaka sang pemilik banyak nama samaran - News | Good News From Indonesia 2025

Mengenal Tan Malaka, Sang Pemilik Banyak Nama Samaran

Mengenal Tan Malaka, Sang Pemilik Banyak Nama Samaran
images info

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempelajari sejarah bangsa Indonesia. Salah satunya adalah dengan lebih mengenal dan memahami tokoh-tokoh yang berperan aktif dalam perjuangan memerdekakan Negara Republik Indonesia.

Dengan menggali lebih dalam tentang kehidupan, perjuangan, dan kontribusi mereka, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih luas mengenai nilai-nilai kepahlawanan, kebangsaan, serta semangat persatuan yang telah membentuk Indonesia menjadi negara yang merdeka dan berdaulat.

Memahami peran tokoh-tokoh sejarah juga akan menumbuhkan rasa cinta tanah air dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan air mata.

Proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia telah melahirkan banyak tokoh perjuangan bangsa yang sangat berjasa dalam memperjuangkan dan menegakkan kedaulatan negara.

Salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah Tan Malaka. Tan Malaka tidak hanya dikenal sebagai pemikir dan tokoh revolusi, tetapi juga sebagai sosok yang gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia melalui berbagai perjuangan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Peranannya yang besar dalam membangkitkan semangat perjuangan dan memperjuangkan hak-hak rakyat Indonesia sangatlah krusial dalam mewujudkan kemerdekaan yang kita nikmati saat ini.

Tan Malaka, Pahlawan Indonesia dengan Beragam Nama Samarannya

Tan Malaka dikenal menggunakan banyak nama samaran. Dikatakan bahwa sepanjang hidupnya, beliau memiliki hingga 23 nama palsu. (Tan Malaka ditinjau dari perspektif perjuangan bangsa, 2017).

Hal ini disebabkan oleh pengalaman traumatis yang dialami Tan Malaka, di mana ia sering diburu oleh Belanda untuk ditangkap.

Oleh karena itu, saat bepergian ke berbagai tempat, Tan Malaka memilih untuk menggunakan nama-nama samaran tersebut guna menghindari penangkapan.

Tan Malaka merupakan salah satu tokoh yang termasuk beruntung karena dapat mengenyam pendidikan pada masanya. Beliau lahir dari keluarga bangsawan di tengah penjajahan Belanda, di mana pada waktu itu pendidikan hanya diperuntukkan bagi kalangan bangsawan.

Latar belakang pendidikan yang dimilikinya menjadikannya sebagai seorang intelektual yang peka terhadap kondisi penjajahan. Sebagai hasilnya, ia menjadi salah satu tonggak perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan.

Dengan memanfaatkan kekuatan ilmu pengetahuan, Tan Malaka berhasil menggerakkan perjuangan Indonesia melawan penjajah.

Pentingnya meningkatkan tingkat intelektualitas bangsa Indonesia, selain perjuangan fisik, menjadi alasan yang kuat bagi Tan Malaka untuk menuangkan gagasan-gagasan revolusionernya dalam bentuk karya tulis.

Mengenang Tan Malaka yang Tidak Dilupa dalam Pertunjukan Monolog

Banyak karya beliau yang masih relevan hingga kini dan bahkan dijadikan pedoman dalam kehidupan kebangsaan di Indonesia. Salah satu karya beliau yang paling terkenal adalah buku berjudul Madilog.

Tan Malaka merupakan tokoh pertama yang menggagas secara tertulis konsep Republik Indonesia. Pada tahun 1924, jauh sebelum banyak tokoh lainnya, ia menulis sebuah karya monumental berjudul Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia), yang secara jelas mencerminkan visinya mengenai kemerdekaan dan bentuk negara yang diinginkan untuk Indonesia.

Karya ini ditulis lebih dahulu dibandingkan dengan tulisan Mohammad Hatta yang berjudul Indonesia Vrije (Indonesia Merdeka).

Dengan karya ini, Tan Malaka menunjukkan pemikirannya yang progresif dan jauh ke depan, serta menjadi salah satu dasar pemikiran yang menginspirasi gerakan kemerdekaan Indonesia pada masa itu.

Tan Malaka mengabdikan hidupnya sepenuhnya untuk bangsa. Hal ini terlihat dari partisipasinya dalam beberapa kongres yang berlangsung, di mana ia turut hadir meskipun menggunakan nama samaran. Ia khawatir identitas aslinya akan terbongkar.

Pada awal bulan Juni 1945, Tan Malaka datang ke Jakarta dengan tujuan untuk menghadiri kongres para pemuda, dan ia menyamar dengan nama Iljas Hussain serta mengaku berasal dari Banten.

Hal ini dibuktikan dalam karya tulisnya, Madilog, di mana Tan Malaka sendiri menyatakan, "Demikianlah pengarang ini yang pada masa Jepang itu memperkenalkan dirinya dengan nama Iljas Hussain" (Madilog, 1951).

Kongres para pemuda di Jakarta menjadi momen yang sangat berarti bagi Iljas Hussain (Tan Malaka). Dalam kongres tersebut, ia memiliki kesempatan untuk bertemu, berkumpul, serta bertukar pemikiran, gagasan, dan masukan dengan tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya dari kalangan muda, seperti Sukarni, Chairul Saleh, dan lainnya.

Selanjutnya, sosok Tan Malaka muncul kembali pada tanggal 6 Agustus 1945 di kediaman B.M. Dyah. Pada kesempatan itu, ia masih menggunakan nama Ilyas Hussain dari Bayah dan mengaku sebagai utusan dari para pemuda di daerah Bayah.

Utusan dari Bayah tersebut bertanya mengenai perkembangan terbaru situasi perang.

Pada tanggal 25 Agustus, Tan Malaka mengunjungi kediaman Achmad Soebardjo (Menteri Luar Negeri), seorang teman lama yang pernah bertemu dengannya saat mereka sama-sama menuntut ilmu di Belanda.

Sejak pertemuan tersebut, Tan Malaka diperkenalkan kepada beberapa tokoh lainnya, seperti Iwa Koesoema Soemantri dan Gatot Taroenamihardjo. Di sana, Tan Malaka bersama pemuda lainnya membahas berbagai topik penting, seperti revolusi, struktur politik, gerakan massa, hingga propaganda. (Bapak Republik yang Dilupakan, 2010)

Tan Malaka, yang dikenal sebagai Bapak Republik Indonesia, adalah sosok yang dengan semangat dan tanpa pamrih berjuang untuk memerdekakan negara Indonesia. Semangat nasionalismenya yang begitu tinggi mampu mengutamakan kepentingan bangsa di atas segala hal lainnya. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.