Zen Rachmat Sugito atau lebih dikenal dengan Zen RS adalah penulis dan jurnalis yang sudah dikenal lewat banyak karyanya, terutama dalam urusan sepak bola. Banyak tulisan telah Zen buat dan tersebar di pelbagai media, mulai dari buku sampai artikel media online.
Simulakra Sepakbola dan Jalan Lain ke Tulehu, itulah dua buku yang menandakan betapa eratnya Zen dengan dunia sepak bola. Lewat buku kumpulan esai tersebut, ia memaparkan kondisi sepak bola lokal yang bertautan dengan ihwal sejarah, politik, dan kekuasaan.
Zen memang menjadi penikmat sepak bola sedari kecil hingga kini, khususnya sepak bola Indonesia. Tak ayal ia mengerti seluk beluknya, termasuk “jebakan” jika benar-benar terlalu cinta dengan persepakbolaan nasional.
Jebakan
Sepanjang sejarahnya, sepak bola Indonesia memiliki ragam kisah yang dibalut dengan prestasi dan juga kontroversi. Walaupun memang, kontroversinya lebih banyak, tak dipungkiri olahraga ini masih dicap sebagai yang memiliki tingkat popularitas tinggi dibandingkan olahraga yang lain.
Kasus suap, tawuran antarsuporter, mafia pengaturan skor, telat menggaji pemain, dan sebagainya, itulah “badai” yang sering meliputi persepakbolaan Indonesia dari masa ke masa. Namun, toh para penggemar tetap memberi rasa cinta terhadap olahraga ini lewat memberi semangat klub dan pemain kesayangan dari pinggir lapangan, atau bahkan dari kejauhan dengan menyaksikan melalui tayangan di layar kaca.
Bagi Zen sendiri, ada “jebakan”-nya saat mencintai atau sekadar menikmati sepak bola Indonesia. Awalnya mungkin terasa manis jika hanya sekadar menyaksikan pertandingan dan menunggu hasil akhir atau bahkan melihat tim menggapai perstasi. Akan tetapi, rasa manis itu bisa berubah menjadi getir ketika terlalu mendalaminya, karena borok-borok yang disembunyikan pelaku industri sepak bola di Indonesia akan terlihat dan bisa mengubah persepsi saat menikmati keriuhan persepakbolaan nasional.
“Sepak bola Indonesia itu punya jebakannya karena akan membuat kita mengerti bau harum dan bau busuknya sepak bola Indonesia, bahkan bau harum dan busuknya klub kesayangan yang kita dukung,” ucap Zen kepada Good News From Indonesia dalam segmen GoodTalk.
Zen pun membagikan dua solusi jika ingin menikmati sepak bola Indonesia. Satu tutup mata, dengan konsekuensi tidak tahu jika “dibodohi” dari mereka yang menggerak industri ini. Dan dua yaitu benar-benar mendalami sepak bola Indonesia, dengan ganjaran perasaan cinta terhadap persepakbolaan nasional menjadi berubah dan tak sesemangat seperti semula.
“Pilihannya cuma dua. Merem aja, dengan imbalan beneran bisa menikmati sepak bola, emosi bisa dimainkan dengan total. Tapi pada saat yang sama, mungkin akan dengan mudah dalam tanda petik ‘dibodohi’. Atau mendalami sepak bola Indonesia, mengenal orang-orangnya, pemainnya, manajemennya, dengan risiko mungkin caramu menikmati sepak bola Indonesia menjadi berubah, berbeda, tidak akan mudah dibuat hanyut euforia, tak akan gampang sedih dan bahagia karena hasil akhir,” ujar Zen.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News