Lebaran Idulfitri menjadi salah satu momen di mana seseorang bisa berkumpul dengan keluarga besarnya. Namun apa jadinya jika seseorang tidak bisa kembali pulang ke kampung halaman untuk menikmati momen spesial ini bersama keluarga besar?
Situasi ini mungkin sering dirasakan oleh masyarakat yang merantau keluar daerah. Berbagai kondisi yang tengah dialami sering kali membuat seseorang terhalang untuk kembali ke kampung halaman agar bisa merayakan momen Lebaran Idulfitri bersama keluarga.
Hal serupa juga pernah dialami oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri. Salah satu contohnya adalah ketika mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Amerika Serikat ketika perayaan momen Lebaran Idulfitri pada 1988.
Meskipun berada di luar negeri, bukan berarti perayaan momen hari raya ini berlalu begitu saja. Mahasiswa Indonesia yang ada di Amerika Serikat pada waktu itu punya caranya tersendiri untuk merayakan momen spesial ini.
Lantas bagaimana nuansa momen Lebaran Idulfitri mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat pada 1988? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini.
Momen Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat Rayakan Lebaran Idulfitri pada 1988
Dilansir dari artikel "Menyambut Lebaran di Rantauan" yang terbit di surat kabar Berita Harian edisi 11 Mei 1988, kemeriahan Lebaran di Amerika Serikat bisa tetap terasa di kalangan mahasiswa pada waktu itu meskipun tinggal di negara yang tidak mayoritas beragama Islam. Kemeriahan ini tetap terasa di kalangan mahasiswa Muslim yang menempuh pendidikan di sana.
Terlebih, mahasiswa Indonesia bukan satu-satunya pelajar beragama Muslim yang belajar langsung ke Amerika Serikat. Masih banyak pelajar dari negara lain dari Asia, seperti Malaysia dan negara-negara Timur Tengah yang juga memeriahkan momen Lebaran di sana pada waktu itu.
Pelaksanaan Salat Idulfitri juga terlaksana dengan baik. Hal ini makin didukung dengan adanya organisasi yang mewadahi mahasiswa Muslim yang ada di sana waktu itu, seperti Persatuan Pelajar-Pelajar Islam atau Islamic Students Association.
Lembaga ini memiliki sebuah rumah yang dialihfungsikan menjadi masjid untuk tempat beribadah. Begitu pun pada saat momen Lebaran, rumah ini juga digunakan sebagai tempat berlangsungnya Salat Idulfitri.
Mahasiswa dari berbagai latar belakang berkumpul di satu tempat yang sama untuk menjalankan Salat Idulfitri. Masing-masing mahasiswa disebutkan memakai pakaian khas dari negara asalnya.
Misalnya mahasiswa yang berasal dari Timur Tengah rata-rata menggunakan sorban. Selain itu, mahasiswa lain juga terlihat mengenakan kemeja atau pakaian terbaik lainnya di momen spesial ini.
Meskipun menjadi hari besar bagi umat Islam, pada waktu itu perkuliahan di kampus tetap berjalan begitu saja. Hal ini membuat mahasiswa yang memiliki kelas pagi biasanya tidak mengikuti pembelajaran terlebih dahulu agar bisa menunaikan ibadah Salat Idulfitri.
Halalbihalal, Pengganti Momen Berkumpul Bersama Keluarga
Jika di Indonesia, setiap orang biasanya akan saling mengunjungi tetangga terdekat untuk bersilaturahmi setelah menjalankan ibadah Salat Idulfitri. Namun hal ini tidak berlaku bagi mahasiswa ini yang ada di Amerika Serikat pada waktu itu.
Meskipun berjumlah sedikit, tidak banyak mahasiswa yang tetap meneruskan tradisi ini pada saat momen hari raya. Hal ini disebabkan keterbatasan waktu yang mereka miliki untuk tetap melanjutkan rutinitas sehari-hari.
Namun bukan berarti mahasiswa Indonesia tidak saling bersilaturahmi pada momen spesial ini. Biasanya mahasiswa Indonesia akan menentukan satu hari untuk membuat acara halalbihalal.
Acara halalbihalal ini akan diadakan di sebuah tempat yang ditentukan bersama. Nantinya mereka akan membuat makanan khas Indonesia pada acara ini sambil melepas kerinduan antara satu sama lain.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News