New Development Bank atau NDB adalah bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh lima anggota BRICS, yakni Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. New Development Bank bertujuan untuk memobilisasi sumber daya infrastruktur dan proyek pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.
Lima anggota awal BRICS merupakan gabungan negara berkembang yang diproyeksi mengalami partumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, seperti Tiongkok dan Brasil.
New Development Bank memiliki mandat utama untuk ikut berkontribusi pada pertumbuhan dan pembangunan global. Selain itu, bank milik BRICS ini juga memprioritaskan proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan yang mendorong pertumbuhan ekonomi.
Adanya NDB diharapkan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat seluruh negara anggotanya. Menariknya, bank ini juga berfokus pada operasi energi bersih menuju jalur pembangunan yang rendah emisi.
Melansir dari situs resmi NDB, fokus kerjanya adalah untuk memberikan dampak pembangunan dengan cara yang cepat, fleksibel, dan efisien. NDB berkolaborasi dengan organisasi internasional, lembaga keuangan pembangunan, masyarakat, serta mitra pembangunan lainnya.
Kawan GNFI, New Development Bank mendukung berbagai proyek di sektor publik dan swasta melalui pinjaman, investasi ekuitas, dan berbagai instrumen khusus lainnya.
Area operasi yang dijalankan oleh NDB di antaranya energi bersih dan efisiensi energi, infrastruktur transportasi, air dan sanitasi, perlindungan lingkungan, infrastruktur sosial, serta infrastruktur digital.
Lebih Dekat dengan New Development Bank
New Development Bank mulanya sudah dipertimbangkan sejak tahun 2012 oleh para pimpinan BRICS. Kemudian, di tahun 2013, mereka sepakat tentang kelayakan untuk mendirikan NDB.
Setahun setelahnya, di agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-6, jajaran petinggi BRICS membuat perjanjian untuk membentuk NDB. Lalu, tepat pada 7 Juli 2015, pertemuan perdana Dewan Gubernur NDB dilakukan, di mana saat itu K.V. Kamath terpilih menjadi Presiden BRICS yang pertama.
Dibentuk pada Juli 2014, bank ini memiliki kantor pusat di Shanghai, Tiongkok, dan Pusat Regional Afrika di Johannesburg, Afrika Selatan. NDB juga memiliki Kantor Regional Amerika di Sao Paulo, Brasil.
Kawan GNFI, di tahun 2016, NDB menerima angsuran modal pertama mereka yang disetorkan oleh lima anggota pendirinya. Di tahun ini pula NDB mulai beroperasi sepenuhnya.
Uniknya, tahun 2018, NDB menerima peringkat Kredit AA+ dari Fitch dan S&P—dua lembaga pemeringkat kredit terkemuka di dunia. Hal ini tentu memperkuat akses NDB di pasar keuangan global.
NDB juga sudah menyetujui peminjaman dalam mata uang selain dolar AS, yakni EUR, CNY, ZAR, dan CHF. Bahkan, saat pandemi COVID-19, NDB menggelontorkan dana senilai US$10 miliar sebagai bentuk respons terhadap ‘bencana’ penyakit tersebut.
Menukil dari ndb.int, anggota New Development Bank adalah Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Bangladesh, Uni Emirat Arab, dan Mesir. Uruguay turut tertulis sebagai calon anggota baru NDB.
Kawan, pada 25 Maret 2025, Presiden Prabowo Subianto menyatakan bahwa Indonesia bergabung dengan NDB. Artinya, Indonesia saat ini ikut bergabung dengan delapan negara lainnya sebagai anggota.
Alasan Indonesia Bergabung dengan New Development Bank
Indonesia sudah resmi menjadi anggota BRICS di bulan Januari 2025, setelah sebelumnya didaulat sebagai negara mitra. Masuknya Indonesia ke dalam BRICS diharapkan dapat memperluas pengaruh ekonominya.
Dalam pertemuan antara Prabowo dengan Presiden NDB, Dilma Vana Roussef, Selasa (25/3/2025), Prabowo mengumumkan keanggotaan Indonesia dalam New Development Bank. Menariknya, ternyata Indonesia sudah diundang untuk bergabung sejak tahun 2022 silam.
Alasan Indonesia untuk bergabung pada bank tersebut adalah untuk membantu menjadi pendorong yang kuat untuk mempercepat strategi tranformasi. Di sisi lain, Indonesia juga bisa mendapatkan suntikan dana investasi dengan cost of fund yang rendah.
Salah satu proyek yang akan didorong antara NDB dan pemerintah Indonesia adalah pengelolaan sampah menjadi energi. Indonesia juga disebut memiliki visi yang sejalan dengan NDB untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di negara berkembang.
Keduanya memiliki kesamaan prioritas, yakni investasi infrastruktur, logistik, transportasi, pelabuhan, bandara, konektivitas digital, dan transisi energi.
Bergabungnya Indonesia dalam NDB akan semakin memperkuat kerja sama global di berbagai bidang, termasuk pembangunan berkelanjutan, transformasi ekonomi, dan kesejahteraan rakyat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News